9. Nginap

1.6K 61 15
                                    

Halo sobat tercinta dimanapun kalian berada!

Selamat siang untuk kalian yang setia menunggu My Aunty.

Terimakasih karena sudah setia menunggu 🤗

Yuk langsung baca aja!!!

Happy Reading 🤗

💛💛💛💛💛

Hani memasuki rumah bersama Vera dengan wajah ceria berseri-seri walaupun dia pernah trauma di masa lalu, tapi dia tetap punya hasrat untuk menyukai pria tampan, tapi mungkin untuk berhubungan serius ia tidak akan siap.

“NIh Ayam geprek pesanan lo, kali ini gue yang traktir nggak perlu di ganti,” Setelah meletakkan tiga bungkus ayam geprek pesanan Vano di atas meja, Hani mengajak Vera ke kamarnya.

“Ayang aku ke kamar Hani dulu ya,” Pamit Vera, Hani berhenti saat mendengar perkataan yang keluar dari mulut Vera.

“Lo manggil ayang ke Vano, Ver?” Hani balik belakang menghadap Vera, yang di tanya pun langsung menepuk jidatnya. “Tuh liat Han, ada my honey sweety,” tunjuk Vera ke arah Jino yang duduk di samping Devan, mereka berdua sedang bermain PS.

Hani menggaruk kepalanya yang tak gatal karena salah paham, “maaf ya Ver, gue tadi nggak liat ada mereka berdua,”

"Gpp hehehe,” balas Vera cengengesan.

“Ayang kok belum ke kamar Hani?” Jino menghentikan permainan nya dan pergi menghampiri Vera.

“Aduh, gue tunggu di kamar ya Ver,” Hani pamit duluan karena tidak mau jadi nyamuk di antara mereka. Vera mengangkat tangannya menunjukkan pola “oke”

“Tadi ngobrol bentar yang, sama Hani,” Vera membalas pernyataan dari Jino.

“Ayang nginap di sini juga?” tanya Jino.

“Huuh ayang, tadi udah izin sama Momi,” balas Vera.

“Yaudah, ayang mandi dulu ya, aku pesan in makanan yang biasa ya,” Vera mengangguk dan pergi menyusul Hani ke kamar.

“Hani biasa makan apa ya Van?” tanya Jino yang membuka aplikasi GO-JEK.

“Mau ngapa Din, Lo mau mesan in makanan? Ini aja dia tadi beliin geprek buat kita,” Vano menunjuk ke arah kantong plastik yang berisi ayam geprek.

“Itu kan cuma tiga ege, buat kita doang, trus itu anak berdua nggak makan gitu,” balas Jino, sedangkan Devan dari tadi hanya diam dia terlalu malas untuk berbicara.

Vano berpikir sejenak, ia lupa Hani biasanya memakan apa, “Richeese aja deh Din, samain kek Vera,”

“Oke, ini gue juga mau mesen Boba, rasa biasa kan kalian, kalau Hani gue samain aja ya kayak Vera,” Vano dan Devan mengangguk setuju, Jino langsung memesan makanan yang sudah ia pastikan.

“Cewek lo juga nginap, Din?” tanya Devan yang sadari tadi hanya diam.

Jino yang sadari tadi fokus pada tayangan yang ada di depannya menatap Devan, “Iya, kenapa? Lo pasti iri kan melihat kebucinan kami ahaha makanya cari pacar Kar,”

“Kar-kar biasa aja kali manggil gue,” kesal Devan, “lagian udah gue bilang, walaupun gue jomblo banyak yang naksir lah,” lanjut Devan.

“Kalau gue panggil Van nanti kalian berdua malah bingung, iya dah yang ngerasa paling ganteng,” Vano menonton perdebatan antara Devan dan Jino, itu udah biasa dia saksikan, dia tak pernah merasa terganggu malahan dia merasa terhibur oleh kehadiran mereka berdua apalagi kalau di tambah satu orang lagi.

My AuntyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang