Happy Reading 🤗💛💛💛💛💛💛
"Apa maksud lo ngatain gue kayak gitu ha?" tanya Vano.
"Ha?"
"Lo ngatain gue bangsat, sok ganteng bla-bla, itu maksud lo apa, cuma gara-gara gue nggak mau nemenin doang, Iya?" tanya Vano beruntun, ia tidak terima dikatai oleh Hani seperti itu.
Hani yang mendengar perkataan Vano pun langsung merubah raut wajahnya yang semula bingung menjadi datar, lalu ia mengambil bantal sofa dan langsung melemparnya tepat ke arah Vano.
"GR banget sih lo ha! Gue ngatain dia bukan lo! Makanya punya mata itu digunain,punya mulut itu di jaga, main nuduh sembarangan aja!!" ujar Hani dengan nada tinggi sambil menunjuk ke arah televisi.
Vano pun mengikuti arah tunjuk Hani, sepersekian detik berikutnya ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Tuk
Tuk
TukHani mendekat ke arah Vano dan memukulinya bertubi-tubi, karena kesal akan tuduhan Vano.
"Apaan sih, sakit goblok, gue mukul lo sekali aja ya kok lo banyak benget?" protes Vano yang masih mendapatkan pukulan dari Hani yang enggan berhenti.
Vano yang di serang bertubi-tubi pun hilang keseimbangan, ia terjatuh di atas lantai beralaskan karpet, Hani ikut terjatuh di atas tubuh Vano karena tak sengaja di tarik oleh Vano.
Hani terdiam membeku begitu juga dengan Vano ,mereka saling tatap dalam diam dan enggan untuk beranjak. Perasaan aneh pun mulai menguasai mereka.
"Ihhh!!! Lo kenapa narik gue juga sih?!" kesal Hani yang sudah sadar.
Grap
Vano menahan pinggang Hani yang ingin beranjak dari tubuhnya. Ia menatap Hani dalam diam, Hani yang di tatap pun tak bisa mengontrol perasaan aneh yang lagi-lagi hinggap di hatinya.
"Maafin gue karena udah nuduh lo tadi," ujar Vano membuka suara.
"I-ya tapi ini lepas dulu, gue nggak nyaman tai! nggak elite banget, Lo cowok gue cewek, ga mukhrim," ujar Hani yang mulai tak nyaman. Vano salah tingkah dibuatnya.
Vano melepas tangannya yang ada di pinggang Hani. Hani langsung berdiri dan merapikan bajunya.
"Besok gue bakal nemenin lo belanja bulanan," ujar Vano masih tiduran di lantai menghilangkan rasa canggung antara mereka. Lumayan nyaman karena karpet di sana cukup tebal.
"Gue sendiri aja gpp, kan lo mau nongkrong, gue bisa pakai google maps," balas Hani yang kembali duduk dan melihat televisi.
"Nanti kalau lo hilang Granma pasti bakal marah sama gue, tapi kalau lo mau pergi sendiri yasudah, kalau lo di culik atau hilang gue nggak tanggungjawab," ujar Vano santai.
"Iye iye besok temenin gue," ujar Hani yang ingin perdebatan antara dia dan Vano berakhir.
"Btw lo mau kuliah di universitas mana?" tanya Vano. Vano masih betah tiduran di lesehan ia enggan untuk beranjak, memang kaum rebahan.
"Kata Papa, gue udah didaftarkan ke Universitas yang sama, sama lo, jadi senin udah bisa masuk," balas Hani.
Hani masih fokus pada sinetron yang ada di depannya. Ia sebenarnya kesal kalau ada yang mengganggu nya saat menonton, tapi mau bagaimana lagi, jika ia mengabaikan Vano, pasti ia dan Vano akan kembali berdebat.
"Ambil prodi apa?"
"Administrasi Perkantoran,"
"Kenapa lo ngambil itu?" Hani mendesah kecewa sambil menatap Vano kesal, karena acara nontonnya harus terganggu oleh pertanyaan Vano yang menurutnya nggak penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Aunty
RomanceHidup Vano yang awalnya tenang sekarang berubah suram karena kedatangan tantenya. Adek angkat Mimomnya. Mimom and Didadnya akan pergi keluar Negeri untuk mengurus pekerjaan di sana. Vano tak berniat ikut karena harus melanjutkan kuliahnya di Indone...