4. Frustasi di hianatin ayang

1.8K 76 17
                                    

COMBACK NIHHHH KUY RAMEIN YUK!!!

Gimana senang nggak kalau aku update part baru lagi?

Happy Reading 💛

💛💛💛💛💛

“Nama siapa?”

Hani langsung membalikan badan dan menemukan Vano yang sedang menatapnya dengan alis bertaut.

“Ohh itu, bukan siapa-siapa kok, eh lo dah siap ngantri aja?” tanya Hani mengalihkan pembicaraan.

“Udah, lagian orang nggak rame kalau masih jam segini,” balas Vano, Hani menganggukkan kepalanya.

“Lo lama banget sih nyari barangnya, gue dah capek nunggu dari tadi,” kesal Vano.

“Iya iya, ini juga udah dapat kok,” balas Hani berjalan terlebih dahulu meninggalkan Vano.

“Dih, malah gue yang di tinggal,” gumam Vano kesal, akhirnya ia  menyusul Hani.

Setelah selesai membayar barang yang ia beli, Hani berjalan ke arah mobil, sedangkan Vano sudah menunggu di dalam mobil.

“Mau kemana lagi?” tanya Vano saat Hani sudah duduk di sampingnya.

“Langsung pulang aja, katanya lo mau nongkrongkan, lagian masih ada waktu buat nongkrong kok, sekarang masih jam 12 siang,” balas Hani sambil mengecek barang yang mereka beli tadi.

“Nggak jadi ah, malas gue nongkrong kalau udah siang gini," balas Vano sambil menghidupkan mobil.

“Lagian juga gagal kencan,” gumam Vano yang masih di dengar oleh Hani.

“Hahaha lo gagal kencan?” tanya Hani sambil tertawa kencang, Vano mendengus kesal mendengar pertanyaan Hani.

Sekarang mobil mereka sudah keluar dari area mall.

“Pertanyaan lo konyol,” balas Vano santai sambil fokus ke jalanan.

Saat berhenti di lampu merah Vano mengalihkan penglihatannya ke arah samping, betapa terkejutnya ia saat melihat orang yang ia cintai sedang memeluk mesra cowok lain di atas motor.

Vano langsung menurunkan kaca mobilnya, Hani yang melihat itupun cuma menatap heran.

“Ohh jadi ini alasan lo batalin janji jalan kita? Bagus ya,” ujar Vano pada pengendara motor yang berhenti di sebelah mobilnya. Alangkah terkejutnya cewek itu saat melihat Vano.

“V-ano! Kamu kenapa bisa ada di sini?” tanya cewek tersebut gugup.

“Siapa dia sayang?” tanya cowok yang mengendarai motor.

“Hubungan kita cukup sampai disini, kita putus!” ujar Vano yang membuat Bella terkejut.

“Vano aku bisa jelasin, Vano!” Vano langsung menutup kaca mobilnya setelah itu ia segera menjalankan mobilnya karena lampu merah sudah berubah menjadi hijau.

Hani yang melihat raut wajah Vano pun ikut prihatin dengan nasib anak kakaknya itu. Ia tak tau harus menghibur Vano dengan apa.

“Van, lo sabar ya, berarti dia bukan yang terbaik buat lo,” ujar Hani berusaha menenangkan Vano. Vano melihat sekilas ke arah Hani.

“Iya gue tau, tapi gue nggak nyangka aja sama dia, padahal kita baru aja jadian kemaren, tapi gue nggak nyesel sih mutusin dia, lebih baik tau di awal daripada tau di akhir ya kan,” ujar Vano pura-pura tegar, tapi pada nyatanya dia benar-benar hancur.

“Pasti bakal ada wanita yang lebih baik dari dia buat lo Van," ujar Hani menenangkan, Vano mengangguk dan kembali fokus ke jalanan.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah. Vano membantu Hani membawa belanjaan ke dalam. Setelah itu Hani menyusun bahan makanan di kulkas sedangkan Vano pergi ke kamarnya.

My AuntyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang