Four ⇝Nova Köger⇜

15 3 0
                                    

Ternyata Violet tidak menggunakan kamar mandi untuk waktu yang lama. Ia keluar dengan tubuh masih kering dan masih menggunakan baju yang sama. "Aku pergi dulu."

Soren yang tidak berpikir Violet benar-benar mau pergi seperti yang ia katakan pada Radya bertanya, "Kau benar-benar mau kembali ke sekolah?"

"Yep," jawab Violet sambil sedikit memperbaiki penampilannya di cermin. 

"Tidak mau ditemani?" tanya Soren. Sekadar menawarkan kebaikan.

"Tidak apa. Hanya urusan antara aku dan Beatrice," ucap Violet, menyelesaikan proses rapi-rapinya, dan berjalan keluar.

Soren hanya garuk-garuk kepala. Ia masih belum bisa menangkap sifat Violet yang sebenarnya.

Sedangkan Violet yang sudah menutup pintu dari luar menghela nafas sambil melihat ke langit. Maaf , partner.

Ia berjalan menyusuri lorong.

▸▹▸◃▸

Taktaktaktaktak

Suara papan ketik terdengar di seluruh ruangan ditemani dengan bunyi dengungan pendingin ruangan. Meski sudah malam, tampak beberapa orang masih bermain di kafe internet ini, termasuk salah satunya Violet. Bukan, Violet bukan menggunakan komputer untuk bermain game. Di depan layar monitornya, layar handphonenya masih menyala dengan sebuah nomor tertera di sana. Ya, ia sedang melacak pemilik nomor tersebut. 

Sebelumnya sudah dikatakan, bukan, kalau kasus Louis Cordova belum selesai? Misinya, sih, sudah, sehubungan dengan tertangkapnya pria itu. Tapi, Violet sudah terbiasa membuat misi sendiri yang melenceng dari apa yang Beatrice berikan. Bisa dibilang, apa yang dia lakukan ini ilegal. Tapi, apa boleh buat. Violet bukan tipe orang yang mengabaikan fakta yang ada di depan matanya.

Violet dengan lihai tampak mengetak-ngetukkan jarinya di papan ketik komputer, sesekali menggerakkan tetikus dan mengklik sesuatu. Ini bukan pertama kalinya ia melakukan kegiatan lacak-melacak. Lagi pula, ia selalu bekerja sendiri. Ia dituntut memiliki keterampilan yang banyak.

Violet meng-scroll layar, memperhatikan satu per satu nomor-nomor yang tertera di layar. Ia tersentak begitu melihat nomor yang persis di sana, kemudian mengkliknya. Terdapat sejumlah informasi termasuk salah satunya nama pemilik nomor itu. Nova Köger. 

Aneh sekali. Untuk sebuah panggilan anonim seperti yang diterima Beatrice yang memberitahukan keberadaan Louis Cordova, nomor ini sangat mudah dilacak. Karena bukan hanya namanya yang tertera di informasi nomor, namun juga lokasi di mana nomor itu berada sekarang.

Violet melacak lokasi itu. Sebuah wilayah yang sedang dalam tahap pembangunan tampak terpampang di layar. Nuelland Happy Alley. Violet jadi teringat percakapan ketika makan malam bertiga tadi di mana Radya membahas tentang taman bermain yang hampir jadi. Meski begitu, bagaimanapun kau melihatnya, tempat itu dilarang dimasuki sembarang orang. Kenapa nomor itu berada di sana? Apakah handphone-nya dibuang di sana? Kalau begitu ceritanya, Violet bisa mengambilnya dan menggunakannya untuk melakukan pelacakan lebih lanjut. 

Violet langsung mengirim lokasi itu ke handphone-nya dan menyalakan mode pelacak. Ia menghapus semua jejak aktivitas di komputer dan beranjak dari tempat duduknya.

▸▹◂▹▸

Gerbang selamat datang yang seharusnya bertuliskan Nuelland Happy Alley terpasang tinggi di atas sana. Di dalamnya tampak gedung-gedung besar dan tinggi, sementara di luarnya ditutupi pagar besi yang sangat tinggi dan tertutup penuh. Banyak tanda yang menyuruh orang-orang untuk tidak masuk ke area itu. Tapi, Violet tetap masuk juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bull's EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang