Kantin yang semula tak terlalu bising, seketika menjadi riuh dan menular dari meja satu ke meja yang lain. Mata mereka tak bisa rileks dalam memandang siapa yang datang. Primadona sekolah yang selalu menutup diri, tiba-tiba bersedia memasuki kantin yang sedang dalam keadaan ramai. Para siwa laki-laki yang ada di sana sudah tidak teralihkan lagi pandangannya, bahkan ada yang sampai disiram kuah bakso oleh ceweknya karena terlalu lama memandangi kehadiran siswi berjenama Alma.
"Bebs!!" Sezza yang sudah lebih awal datang untuk memesan makanan dan mencari meja, meneriaki kedua sahabatnya yang baru datang disertai lambaian tangan agar mereka segera menghampiri. "Sini!!"
Alma berusaha tak acuh dengan keadaan sekitar, fokus berjalan cepat menuju meja yang sudah Sezza dan Vinka tempati. Kalau bukan karena ia belum sarapan akibat bangun kesiangan dan teman-temannya yang tidak mau dititipi makanan, ia akan lebih memilih diam di kelas saja, menonton tayangan apapun tentang Song Kang.
Setelah keempat gadis yang bersahabat sejak kelas 10 itu duduk berkumpul di satu meja, salah satu dari mereka bertepuk tangan kesenangan. "Asik banget kalo jalan barengan sama Alma, kita jadi diliatin orang-orang. Kayak lagi di Met Gala," girang Visha.
"Makanya, Al... lo tu harus sering-sering keluar kelas, biar orang-orang nggak keheranan tiap ketemu lo. Lo sih, sekolah cuma berangkat, ikut pelajaran, terus pulang, gitu aja terus. Lo tu cantik, manfaatin kek," nasehat Sezza si pendakwah sesat, "Besok deh, lo harus ikut gue pas gue pesen makanan, sekalian gue ajarin cara tebar pesona ke cowok-cowok, okey?"
Ide Sezza membuat Visha tergerak untuk buka suara. "Itu bukannya perbuatan yang tidak benul, ya?" tanya Visha.
Sezza melirik Visha sinis. "Ya deh, si paling berbuat benul!"
"Astaghfirullahalazim...." sebut Visha mengelus dada, "Nggak boleh gitu, Sezza. Yang paling benul hanyalah Tuhan kita, yaitu Allah, A nya besar. Lo bisa dianggap keluar dari islam loh kalo ngomong kayak tadi."
"Siap, Bu Nyai," balas Sezza.
"Udah-udah, tuh udah dateng makanannya," lerai Vinka disusul seorang pegawai kantin yang mengantarkan makanan.
Setelah semua makanan dan minuman terletak di meja, terasalah bahwa makanan pesanan mereka tidak lengkap. "Lo lupa pesen nasi goreng udang, ya?" tanya Alma pada Sezza yang tadi bertugas memesan.
"Hah? Gue pesenin kok!" Sezza buru-buru merogoh sakunya untuk membaca struk pembeliannya tadi, "Nih ada, nasi goreng udang, satu, 68.000."
Saat baru hendak bertanya, Mbak Cupita—pegawai kantin yang mengantarkan makanan mereka malah sudah tak kasat mata wujudnya.
Karena sudah sangat lapar, Alma beranjak berdiri, berniat untuk memesan ulang sendiri. Namun tiba-tiba, tangannya ditarik oleh seseorang dengan cengkraman yang cukup kuat, dibawa pergi dalam sekejap. Ketiga sahabatnya sontak berteriak kaget. Vinka sudah hampir mengejar, tapi tak jadi setelah melihat siapa penculiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alma's Fortune [New Version] - Re-publish
Literatura FemininaPerubahan alur dilakukan untuk menyempurnakan cerita. (Publikasi dilakukan bertahap, author pusing kuliah) Happy reading! Highest Rank 1 in #badboys 1 in #cintasma 1 in #kisahcinta 1 in #nikahmuda 1 in #hijab 1 in #manja 1 in #couplegoals 1 in #mos...