Bagian Dua Puluh Tiga

187 15 2
                                    

Bagian 23
Pilih Dinda ya!

"Sejauh ini aku merasa jadi yang paling memahami mu. Tetapi terlalu banyak yang menyayangimu, adakah tempat bagiku maju satu langkah lebih dekat padamu?"

Rian tersenyum seraya menempel wajah Dinda di mading umum. Senyumnya tak mengendur begitu bangga menatap foto Dinda bertuliskan 'Calon Ketua OSIS periode 2020/2021'. Hanya butuh waktu beberapa detik setelah ditempel, satu persatu siswa mendekat untuk mengetahui calon ketua osis mereka. Makin lama makin ramai, hingga Rian terpaksa harus menyudahi kegiatannya memandang foto itu bergantian dengan siswa-siswi lain. Saat berbalik Rian melihat Dinda bersama Wisnu di belakang kerumunan, ia pun menghampirinya.

"Hai Din, hai Nu,"

"Hai ka!" Ucap Dinda sumringah, tapi langsung meredup begitu mendapat sinyal merah dari ekspresi Wisnu.

"Semoga sukses di pemilihan kali ini, Din," ucap Rian lagi.

"Aamiin."

"Pasti sukses kalau gue bantu," celetuk Wisnu ketus.

"Hahaha iyaiya gua percaya lo sahabat yang baik," jawab Rian.

"Sahabat? Gua bukan-"

"Hahaha iya dia emang yang terbaik," ucap Dinda memotong perkataan Wisnu.

"Kalau butuh apa-apa lo bisa hubungi gua aja ya, Din, take care. Bye..," ucap Rian sambil melambai dan berjalan menjauh. Rian yakin yang dikatakan Bayu-teman sebangkunya- benar, bahwa ia harus sedikit mundur untuk maju lebih jauh. Dan ia sedikit mengendurkan usaha PDKT nya untuk kebaikan Dinda juga.

----

Wisnu memakaikan helm kepada Dinda, sudah menjadi kebiasaannya untuk memanjakan Dinda. Sekarang Dinda pun tidak keberatan dan terbiasa menganggap Wisnu sebagai kekasihnya, kecuali di hadapan Rian.

Dinda sudah biasa menggunakan aku-kamu dan sesekali memanggil panggilan sayangnya. Sudah semakin menghilang title 'pura-pura' di hubungan mereka berdua, bahkan mungkin sama sekali tidak terlihat sebagai orang yang sedang berpura-pura. Ya mungkin ini, cinta datang karena terbiasa. Tapi entahlah, hanya Dinda dan Wisnu yang tau.

"Mau kemana kita sekarang?" Tanya Wisnu.

"Emh ke rumah aku kan? Kita mau belajar fisika kan? Kamu udah janji lho," ucap Dinda sambil mengunyah bengbeng nya.

"Iyaiyaaa boleh"

"Eh tapi kamu gak latihan buat seleksi basket besok?"

"Itu mah gampang, aku kan udah pro. Yang penting tuh pacarku harus dapet nilai fisika bagus biar dapet pin bintang tambahan buat selangkah maju jadi ketua osis"

"Hihihi, siiap aku janji ga ngecewain usaha kamu," jawab Dinda kegirangan sambil mengangkat tangannya hormat.

"Dah selesai," ucap Wisnu setelah selesai memakaikan jaket dan helm Dinda.

"Wisnu, tapi sebelum pulang Dinda mau beli bengbeng dulu. Sama eskrim yang goceng," ucap Dinda dengan suara manjanya.

"Iya boleh, ndut," jawab Wisnu sambil mencubit manja hidung Dinda.

Dinda pun tersenyum. Bagaimanapun, Wisnu adalah tempat pulang paling nyaman bagi Dinda. Dia adalah orang yang paling mengerti dan selalu ada di sisinya.

Wisnu, kenapa sejak awal aku tak pernah merasa asing bersamamu?

-----

Seisi kantin begitu ramai pagi ini, pasalnya Rian mengadakan traktir susu dan bubur ayam gratis pagi ini kepada siapapun yang akan memilih Dinda di pemilihan ketua osis nanti. Syaratnya, harus mengisi surat elektronik petisi yang menyatakan perjanjian mereka akan memilih Dinda.

Cinta Sepihak -slow updateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang