TKM VIII : Unexpected (Part 2)

9.3K 1.1K 273
                                    


Halo. Setelah 2 bulan, akhirnya aku bisa balik lagi bawa update an. Maaf ya lama tapi aku selalu berusaha kok. Silakan yg mau baca chapter sebelumnya, takut pada lupa wkwkwk. Enjoy 😊







Eps. VIII

"Kau memesan bunga?"

Lisa tidak dapat menjawab untuk beberapa detik. Ia tidak ahli berbohong, sejak dulu begitu. Namun jika mengingat peristiwa yang sudah mereka lewati, Lisa belajar untuk tidak mengatakan segalanya. Terkadang ada hal yang bisa disampaikan, ada yang tidak. Lisa sudah sangat mengerti itu.

"Uhm, bukan aku yang memesan. Ada klien yang ingin mengucapkan selamat atas berdirinya gelariku, jadi ia mengirimkan bunga. Tetapi memang sangat sangat terlambat," bohong Lisa. "Aku akan menaruhnya di dapur. Apa kau ingin kubuatkan makanan?"

Jennie tersenyum malu. "Uhm, tidak perlu Lisa. Aku makan saat makan siang saja."

Lisa mengangguk. Matanya terpaku pada bibir Jennie yang sedikit bengkak karena ulahnya. Lalu ia membalas senyuman Jennie. "Baiklah kalau begitu. Tunggu aku sebentar saja."

Jennie melihat Lisa berjalan ke arah dapur. Ia memandang berkeliling untuk mengamati betapa luasnya apartemen Lisa. Ia bertanya-tanya di dalam hati mengapa Lisa membuang-buang uangnya membeli hunian yang sangat mewah ini. Jennie menggelengkan kepala. Bukan urusannya.

"Eomma cantik sekali memakai baju Mommy," terdengar suara Leo memuji. Jennie tertawa kecil lalu menghampiri kedua anaknya.

"Jangan coba memuji Eomma. Eomma masih kesal pada kalian," Jennie pura-pura mengomel. Ia duduk di antara putranya yang tampan.

"Tetapi kami tidak pernah melihat patung seperti itu, Eomma. Setahuku kita hanya boleh telanjang di kamar mandi saja," Leo masih membela dirinya.

"Aku akan banyak membaca soal patung Yunani, Eomma. Apa itu pekerjaan Mommy?" timpal Luca.

"Pekerjaan Mommy menjual patung-patung telanjang? Omo!" Leo menyahut dengan mata membulat.

"Pekerjaan Mommy biarlah jadi urusan Mommy, apa kalian mengerti? Jangan berbuat seperti tadi lagi karena akan menyusahkan Mommy dan Eomma," Jennie memberi nasehat.

"Baik, Eomma!" janji keduanya.

"Tapi...apa ada patung wanitanya, Eomma?" Leo ternyata masih belum puas. Jennie mencubit pipi si sulung.

"Jangan sekali-kali kalian mencari tahunya atau Eomma akan mematikan jaringan internet kalian untuk sebulan," ancam Jennie. Jangan sampai kedua anak yang penuh penasaran ini mencari patung wanita Yunani di internet. Bisa-bisa yang keluar foto-foto tidak pantas.

"Masih ada yang membahas patung?" Lisa telah tiba di ruang tamu. Ia memberi sekaleng minuman untuk Jennie.

"Thank you," ucap Jennie tanpa menatap Lisa. Ia masih malu teringat ciuman mereka tadi, sementara Lisa bersikap seolah tidak melakukan apa-apa, padahal ia sudah mencium Jennie dengan begitu ganasnya.

"Tidak, Mommy. Kami tidak ingin membahas patung lagi," jawab Luca.

Lisa tertawa tanpa suara. Leo dan Luca tidak akan pernah membuatnya bosan dengan kejenakaan mereka.

"Mommy, kapan kita akan berangkat untuk berseluncur es. Aku sudah mulai lemas karena lapar lagi, Mommy. Aku tidak akan mempunyai tenaga untuk berseluncur nanti," Leo mulai merajuk manja sambil menempatkan dirinya di pangkuan Lisa. Lisa memeluk dan menciuminya dengan gemas.

"Perut buncitmu sudah lapar lagi hm? Kau ingin makan apa, Sayang? Jennie Eomma juga belum makan sepertinya. Kau lihat tidak, wajahnya lemas begitu."

The Kim ManobansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang