Jangan lupa tekan bintang sebelum mulai membaca~
Tinggalkan emoticon love sebanyak mungkin di kolom komentar
❤️🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍🌼🌼🌼
"Kamu cari dulu nilai PER-nya. Masih ingatkan rumusnya?" Vina mencoret-coret kertas makalah seorang mahasiswa yang mencegatnya di depan ruang kelas.
"Masih Bu," sahut mahasiswa tersebut.
"Coba apa rumusnya?" tanya Vina mengecek kebenaran, si mahasiswa justru kelihatakan kaget dengan pertanyaan Vina. "Market price per share dibagi earning per share. Apa yang sudah diajarkan dosen jangan langsung dilupakan begitu saja," tutur Vina sambil menggelengkan kepalanya.
Vina mengangkat pandangannya, dia melihat koridor yang ramai dengan mahasiswi. Di sana, ada Dewa yang berjalan santai sambil mengunyah permen karet. Tidak ada tampilan bad boy dengan tas ransel lusuh, Dewa hanya membawa waist bag yang hanya dipegang di tangan kanannya.
"Eh ... lo tahu nggak kalau Kitty dekat dengan Kak Dewa? Kabarnya mereka lagi PDKT loh." Seorang mahasiswi di dekat Vina mulai membicarakan Dewa.
Diam-diam Vina memperhatikan Dewa. Rambut gondrong yang selalu diikat dengan ikat rambut milik Vina itu terkadang membuat Vina ingin menjambaknya. Vina sudah lelah memperingati Dewa untuk memangkas rambutnya.
"Ya sudah segitu saja dulu," tutur Vina pada mahasiswanya dan dia melanjutkan langkahnya masuk ke dalam ruang kelas.
Dewa, dia melihat Vina berjalan masuk ke dalam ruang kelas. Pagi tadi, Vina pergi lebih awal dengan ojek online. Mobil Vina baru akan selesai diperbaiki nanti sore. Dewa sudah memberitahu Vina untuk menjemput mobilnya.
Agung yang berjalan di sebelah Dewa menatap Vina dengan wajah berseri-seri. Mata Agung jelas berbinar setiap melihat perempuan cantik. Dewa memukul kepala Agung yang dengan terang-terangan mengagumi Vina.
"Sakit Bang!" keluh Agung sambil mengusap bagian belakang kepalanya.
"Lo traktir gue makan di kantin, laper gue!" tutur Dewa yang berjalan mendahului Agung. Saat melewati kelas Vina, Dewa melirik sekilas dan tersenyum tipis.
🌼🌼🌼
Makan siang, Vina makan bersama dengan rekan dosen lainnya di kantin fakultas ekonomi. Suasana kantin jelas ramai di saat jam makan siang, sulit menemukan meja yang kosong jika datang telat.
Sebagai dosen, Vina jelas akan mendapatkan meja bagaimanapun caranya. Ada saja mahasiswa yang mengalah atau mahasiswa yang dengan terpaksa berbagi meja dengan dosen mereka. Mau tidak mau, Vina bergabung satu meja dengan Dewa dan Agung, karena hanya meja mereka yang masih bisa menampung Vina, Abra dan Mery.
"Dewa, kapan kamu mau potong rambut? Itu rambut gondrong kamu meresahkan sekali di kampus," tutur Mery saat dia duduk di sebelah Abra, sementara Vina duduk di sebelah kiri Dewa.
"Meresahkan bagaimana bu?" tanya Agung yang duduk di sebelah kanan Dewa. Di depan Agung terdapat semangkuk mie ayam yang isinya tinggal setengah.
Dewa tidak menyahuti apa-apa, dia hanya melanjutkan menyantap mie ayamnya. Vina sesekali melirik Dewa, dia juga melihat ikat rambut barunya yang kembali dicuri oleh Dewa. Padahal, Vina sudah berusaha menyembunyikan ikat rambutnya sebaik mungkin. Siapa tahu dengan tidak ada ikat rambut, Dewa akan sadar dan pergi ke barbershop.
"Mahasiwi banyak yang teriak-teriak hanya karena rambut gondrongnya si Dewa ini. Gimana nggak meresahkan?" dumel Mery yang mencatat pesanan makan siang mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Cantik (Selesai)
Chick-LitDavina Grizelle yang sering dipanggil Vina merupakan seorang dosen muda di sebuah universitas swasta. Dia mengajar mata kuliah Pengantar Akuntansi dan Manajemen Keuangan. Sosok Vina menjadi musuh banyak mahasiswi yang merasa kalah saing. Sementara p...