"Penyesalan mengajari kita bahwa seburuk apapun momen itu, tetap sangat berharga untuk dikenang."
.
.Happy reading~
Seoul, 2025
Seorang sutradara acara Talkshow siap untuk memulai lagi proses live shooting yang tadi terjeda iklan.
"1...2...3, Action!"
"Kembali lagi di Bincang-Bincang JKBC," sapa pembawa acara yang duduk di sofa hariannya dengan semangat.
"Tentu saja masih dengan bintang tamu si cantik penulis dokumenter, Oh Jisoo," lanjut si pembawa acara.
Yeoja cantik yang juga duduk di sofa namun berbeda sofa dengan si MC itu tersenyum manis ketika namanya disebut.
"Kita akan melanjutkan perbincangan kita dengan Oh Jisoo yang sedang menggarap drama dokumenter berjudul Really dan film dokumenter pendek berjudul Wonder."
"Tadi kan sudah dijawab nih pertanyaan mengenai alasan Jisoo-ssi memilih menjadi penulis naskah film dokumenter. Bisa ngga nih Jisoo-ssi bercerita sedikit mengenai pendapat Jisoo-ssi mengapa momen berharga itu sangat penting?" tanya si pembawa acara.
Gadis bernama Oh Jisoo itu tersenyum lagi.
"Seperti yang sudah saya katakan tadi, momen berharga dalam hidup sering saya sebut dengan 'The Most Beautiful Moment In Life'. Tentu saja momen berharga itu sangat penting bahkan walau itu buruk, aku selalu menyebutnya The Most Beautiful. Ya, karena itu tetap berharga bagiku. Sedangkan momen yang benar-benar bahagia, terkadang kita tidak pernah menyadarinya sehingga saat momen itu terlewat, hanya ada penyesalan yang tersisa. Jadi baik itu momen baik maupun buruk, jika itu berharga maka pantas untuk dikenang atau didokumentasikan like a phrase 'The Most Beautiful Moment In Life'," jelas Jisoo.
Terdengar riuhan tepukan tangan penonton setelah jawaban Jisoo tersampaikan.
"Wahh tuh pemirsa, kata Jisoo-ssi kalau momen itu buruk, itu tetap berharga bagi hidup kita," sahut si pembawa acara.
Si pembawa acara menilik kertas yang sedang dipegangnya dan beralih ke pertanyaan berikutnya.
"Nah, sebenarnya dari Jisoo-ssi pribadi, kapan sih Jisoo-ssi menyadari kalau momen itu penting..atau kapan frasa 'The Most Beautiful Moment In Life' ini mulai Jisoo-ssi gunakan?" tanya si pembawa acara.
"Saya mulai menyadari betapa pentingnya suatu momen adalah ketika saya bertemu dengan seorang penulis novel that came like an echo in the Forest. Dia adalah penulis novel dari film dokumenter pertama yang saya garap."
"Film 'Utopia' ?" potong si pembawa acara.
Jisoo menganggukkan kepalanya. "Nde, penulis novel dan lagu yang memiliki nama sama dengan saya hanya berbeda marga, Kim Jisoo...Jisoo jagga-nim."
"Wah sebuah kebetulan yang seperti takdir ya," sahut si pembawa acara.
Jisoo tersenyum lalu melanjutkan ceritanya. "Mungkin kebanyakan orang mengenal Jisoo-eonni karena ia istri seorang mantan member boygrup populer di Korea Selatan, tetapi saya mengenalnya sangat baik sebagai pribadi positif yang menjadi motivasiku hingga menjadi seperti ini."
"Saya bertemu dengannya disaat saya kehilangan sosok yang berharga bagi saya. Sosok berharga itu dulu saya anggap sebagai teman sekaligus adik laki-lakiku. Suatu saat dia memiliki perasaan yang tidak seharusnya ia miliki kepada saya. Setelahnya saya merasa menyesal, ternyata momen-momen bersamanya adalah 'The Most Beautiful Moment In Life'. Lalu Jisoo-eonni didatangkan Tuhan kepada saya, menjadi solusi atas penyesalan saya dan memberi saya nasihat bahwa penyesalan memang selalu datang terlambat...yang bisa kita lakukan selanjutnya hanyalah bangkit untuk tidak mengulangi sesuatu yang membuat kita menyesal serta menjadikan momen yang kita sesali itu sebagai sesuatu spesial seperti dia menulis novel 'Utopia' yang berkaca pada real lifenya. Karena itulah saya memilih menjadi penulis naskah film dokumenter."
Selanjutnya suasana studio hening. Tidak ada yang menyangka bahwa penulis film dokumenter yang sedang naik daun ini akan bercerita tentang masa lalunya, bahkan tak sedikit dari penonton yang terkejut mendengar kedekatan penulis film dokumenter ini dengan Kim Jisoo istri seorang V BTS, sungguh sebuah kebetulan.
Tampaknya penuturan Jisoo membuat penonton dan pembawa acara semakin penasaran pada kehidupan pribadinya.
"Kalau boleh tau, bagaimana hubungan Anda dengan sosok berharga itu sekarang, Jisoo-ssi? Apa Anda masih berkontak dengannya? Atau justru sebaliknya?" tanya si pembawa acara dengan penasaran.
Jisoo tersenyum mendengar pertanyaan si pembawa acara.
Ia tampak berpikir sejenak.
"Bisa kita lanjut ke pertanyaan selanjutnya saja?" pinta Jisoo.
.
.
Halo pembaca setia Really??Gimana nih perasaannya ketika Really dibikin sequel??
Chapter kali ini khusus Introduction aka garis besar cerita dan latar belakang cerita hehe
Ternyata ada hubungannya sama Utopia, Jisoo disini marganya Oh dan ternyata berteman sama Adora aka Jisoo di Utopia
Wah penasaran ngga nih sosok berharga itu siapa
Pasti udah ketebak sih, tapi kira-kira apa ya yang bikin Jisoo menyesal di masa depan???
Setelah chapter ini, kita bakal balik lagi ke masa SMA Jisoo melanjutkan chapter prolog, stay tuned
Thanks for read
Don't forget vote & comment
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐀𝐋𝐋𝐘
FanfictionSemua terlalu indah untuk dikenang, pantaskah semua kenangan Jungkook diabadikan oleh Jisoo dalam sebuah kisah? Sebuah kisah cinta sederhana Jeon Jungkook dan Oh Jisoo. Terkadang Jisoo berpikir apakah ia masih pantas menerima cinta tulus dari pria i...