Chapter 10

106 20 3
                                    

"Suatu saat, kesetiaan dapat berbalik menyerangmu dengan pengkhianatan."

~Happy reading~


>Really<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>Really<

"Noona?"

"Hmm.." balas Jisoo dengan masih mengatur nafasnya.

"Kita beneran berkencan? Kita masih pacaran, kan?" tanya Jungkook sambil menatap mata Jisoo dengan intens.

"Oh?" balas Jisoo terkejut.

Sepersekian detik berikutnya, Jungkook memecah keheningan dengan tawanya.

"Aku hanya bercanda, kajja kita makan! Kau pasti lapar setelah berlari," ucap Jungkook masih dengan tawa tipisnya lalu beranjak berdiri.

Jisoo masih terdiam. Oleh karena tidak sabar, Jungkook menarik kedua tangan Jisoo sehingga Jisoo bangkit dari duduknya.

Jisoo menatap raut wajah Jungkook dengan serius.

"Bagaimana pertandingan hari ini?" tanya Jisoo.

Jungkook hanya membalas dengan senyuman kelincinya. Ia beralih memeluk tubuh Jisoo erat. Jisoo tentu paham apa jawaban Jungkook.

"Jeon Jungkook memang terbaik," ucap Jisoo sambil menepuk punggung Jungkook.

Jungkook melepaskan pelukannya. "Ani-ani, bukan hanya aku, tetapi timku-lah yang terbaik," elak Jungkook sambil mengacungkan jempolnya.

Jisoo membalas dengan acungan jempol, "Geure."

"Palli kajja, aku sudah lapar," ajak Jungkook lagi.


>Really<


Setelah pertemuan sarapan keluarga Taehyung selesai, ia langsung meninggalkan meja makan dan menuju taman di kediamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pertemuan sarapan keluarga Taehyung selesai, ia langsung meninggalkan meja makan dan menuju taman di kediamannya. Walaupun masih memakai piyama tidurnya, ketampanan anak tunggal kandidat presiden nomer 1 tetap terpancar nyata. Ia berdiri diam menatap kolam ikan di hadapannya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada. 

𝐑𝐄𝐀𝐋𝐋𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang