01. 100 Days for Delora

280 42 25
                                    

DISCLAIMER! Aku nggak ngeplagiat cerita manapun, itu artinya, cerita ini murni karangan aku. Kalau kamu baca cerita aku dengan niat mau ngejiplak, mendingan cepet angkat kaki. Tukang plagiat gak di terima disini, makasih sama-sama.

Warning yang wajib kamu tau :

1. Dilarang bawa-bawa lapak lain ke cerita ini, lapak ku ya lapak ku. 100 Days for Delora cerita karanganku, kalau kamu mau bicarain lapak lain, silahkan ke lapaknya langsung.

2. FL (Female Lead) kita disini umurnya masih minor, dan cerita ini BERTAGAR ANGST. Kalian pasti tau kalau cerita bergenre Angst pasti gak jauh-jauh dari adegan menyedihkan, jangan ada yang ngirim hate comment ke FL 100 Days for Delora. Ini cuma fiksi, silahkan kalian semua ambil hikmah dan pelajaran nya. Aku juga aslinya tidak bermaksud membuat anak kecil manis di cerita ini terlihat menyedihkan. Aku minta maaf di awal aja. Silahkan kalian berdoa agar bocil kita mendapat ending yang bagus dan memuaskan.

3. Silahkan hargai penulis dengan
memberikan Vote dan Comment.
Aku juga gak masalah kalau ada
yang spam, kalau kamu suka
dengan cerita ini, jangan lupa
share dan rekomendasiin ke teman
kamu ya! Thank u! ❤❤🤩

4. Slow Update, update suka-suka author. Kalau gak mager, paling.

Oh iya, di part ini ada adegan
tidak senonoh. Jangan dicontoh dan
bijak lah dalam memilih bacaan.

01. Tempat apa ini, papa?

Bocah berambut pita itu duduk di kursi mobil dengan tenang sambil bersenandung kecil. Barusan dia meminta Alika, kepala pelayan dirumah untuk menata rambutnya seperti pita di kedua sisi kepala.

Papanya juga memberikan nya baju cantik ala princess, katanya sih supaya tidak mempermalukan keluarga.

Saat itu Lora merasa sangat senang, sepertinya papanya akan mengajaknya jalan-jalan. Lora senang karena bisa melihat dunia luar tanpa melakukan nya diam-diam, Lora juga senang karena hari ini papanya bersikap lembut dan seakan-akan pria itu sudah berubah saja. Lora pikir Liam sudah mulai menerimanya saat itu juga.

Pria berjazz hitam itu memasuki mobilnya, dia memegang stir kemudi dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Beberapa menit kemudian mobil itu
berhenti di sebuah hotel mewah.

"Turun."

"Papa, kita ada dimana?"

"Woah, gedungnya tinggi sekali
seperti harapan orangtua!" Pekiknya.

Pria itu tetap dengan wajah datarnya.

"Diam, jangan berisik. Cepat ikuti aku!" Lora mengangguk kecil dan mengikuti papanya dari belakang seperti anak salmon yang mengikuti induknya.

Mereka menaiki lift, sampai akhirnya sampai di sebuah pintu dengan nomor 34. Liam menatapnya dingin.

"Papa, apakah didalam sana
akan ada banyak makanan?"

"Kita ngapain disini?"

"Kenapa papa tidak ketuk
pintunya? Oh! Pasti papa gugup ya?"

100 Days for Delora [Slowupdate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang