06. 100 Days for Delora

24 7 0
                                    


6. Trauma dan murungnya Lora.

Tok! Tok! Tok!

CKLEK.

"Boss, saya sudah menemukan keberadaan pendek." Mendengar ucapan Vincent, dengan sigap pria itu langsung mengenakan jazznya dan meraih senapan di meja. Tanpa menjawab ucapan tangan kanan nya itu, Aiden bergegas memberi pelajaran para bajingan yang telah mengusik putrinya. Wajah dingin itu
selalu sama, Vincent sangat tidak
sabar untuk membasmi hama.

Sebagai orang yang tau seluk-beluk
Aiden, Vincent tau bagaimana
mengerikan nya pria itu jika
benar-benar marah.

Vincent memegang kemudi
sedangkan Aiden duduk di
sampingnya, mobil itu melaju dengan
kencang menuju ke tempat tujuan.

***

Dalam alam bawah sadarnya,
bocah itu tersenyum dengan
tenangnya. Wajah itu begitu damai
dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Lora mengulurkan tangan nya.

Di depan nya, ada sang bunda yang tersenyum. Wajah lembutnya membuat Lora merasa damai dan aman.

"Bunda kok baru jemput Lora?"

"Lora kangen bunda, kangen banget, sampai rasanya Lora mau bobok disamping rumah bunda." Ahh, pemakaman itu? Disampingnya masih kosong, suatu hari nanti Lora akan membangun rumahnya disana. Agar bundanya tidak kesepian, sangat disayangkan bahwa gundukan tanah itu hanya muat dihuni oleh satu orang.

Andaikan didalamnya luas,
Lora ingin menyusup disana
saja, di dalam rumah bundanya.

Betapa bahagianya jika rumah kecil
itu hanya dihuni oleh mereka berdua,
Lora bisa tidur disamping bundanya.

Gelap ...

Lora berharap, dirinya bisa
menghilang. Rasanya sakit, di abaikan
oleh mereka, bahkan yang tidak dia
kenal. Seakan Lora hanya bayangan.

Tinggal seujung saja, dia akan
berhasil meraih tangan bundanya.

BRAK!

DOR!

DOR!

Kedua pria berbadan kekar itu
tumbang. "FUCK!" Umpat Aiden.

Mereka sudah melumpuhkan semua
penjaga di depan, beberapa properti
sampai rusak karena amukan Aiden.

Pria itu mengangkat tubuh mungil Lora dengan lembut, takut menyakitinya.

Tangan nya berkeringat
dingin, meskipun wajahnya
nampak biasa saja, namun
sebenarnya Aiden merasa khawatir.

"Kau menyetir seperti siput! Lebih
cepat Vincent!" Ucap Aiden tidak
sabaran, Vincent mengangguk kaku
dan menuruti permintaan bosnya.

***

"Panggil pria menyebalkan itu." Perintah Aiden, pria itu membaringkan Lora di kamarnya karena menurutnya jika ke kamar Lora akan menguras waktunya. Padahal kamar bocah itu berada tidak jauh dari kamarnya.

Sedangkan Vincent langsung menghubungi dokter pribadi di mansion ini. Dokter yang dipanggil 'pria menyebalkan' oleh Aiden itu sudah lama bekerja di mansion ini, dia sudah sering menangani kecelakaan yang terjadi pada mereka. FYI, keluarga Oleander memang memiliki dokter pribadi. Lebih dari satu, namun
Aiden memilikinya sendiri.

100 Days for Delora [Slowupdate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang