08. 100 Days for Delora

20 6 0
                                    

8. Keberangkatan Lex, Bian,
Wain & Hansel ke London.

Beberapa hari telah berlalu, hari ini
adalah hari keberangkatan Lex, Bian,
Wain, dan juga Hansel ke London.

Mereka akan menempuh pendidikan yang lebih keras disana dalam beberapa bidang, keempat cowok itu akan dilatih di bidang pertahanan diri dan bisnis. Selain itu, nenek dan juga kakek mereka disana ingin menghabiskan waktunya bersama cucu-cucunya, mereka pun tidak dapat menolak keputusan yang ada.

Keempat cowok itu sudah berdiri di
depan jet pribadi yang dikirim oleh
kakek mereka, para inti Gravitasi juga
datang untuk mengucapkan salam
perpisahan pada sahabat mereka.

"Baik-baik ya bro disana!" Ucap Aksa.

"Semoga lo balik dengan keadaan hidup. Udah, itu aja sih yang mau gue omongin." Altair menjabat tangan Bian.

"Kita ketemu, dua tahun lagi." Celetuk Ragas, cowok itu memandang Lex lekat. Karena terbiasa bersama, dia merasa agak berat harus berjauhan dengan mereka. Terlebih Ragas sudah mengenal para sahabatnya sejak di bangku SMP. Lex tersenyum tipis.

"Jaga markas selagi kita gaada,
kalau ada waktu gue usahain main
ke markas." Jawab Lex, cowok itu
lanjut bersalaman dengan yang lain.

"Have a nice trip, bro!" Ucap Bumi.

"Thanks bro, sorry ya kita pamitnya
mendadak. Gue bakalan kangen
banget sama kalian!" Sahut Wain.

"Huhuuu bang Iyan~" Bocah itu
bergelendot manja di kaki Bian,
membuat cowok itu tersentak
karenanya. Apalagi ingus Lora yang
sudah menempel kemana-mana,
dia seperti anak itik yang tidak mau
ditinggal oleh induknya. "Lora,
lepasin kaki abang." Katanya pelan.

Lora menggeleng.

"Hiks, SROOTTTT. Bang Alek juga
mau pergi naik helikopter itu?"

"Jet, bukan helikopter dek." Koreksinya.

"Oh, jet ya? Bedanya apa?"

"Helikopter kecil, jet lebih besar."

Lora melepaskan kaki Bian,
sekarang gantian kaki Hansel yang
di gelendoti olehnya. "Hueee ... bang
Ansel gakbisa disini aja? Gak usah
ikut ya nanti Lora kasih permen."
Katanya mencoba menyogok cowok
itu dengan iming-iming permen.

"Lora, lepasin abangnya ya? Itu pada
mau berangkat loh." Bujuk Zayyan.

"Waeyo?"

🤍 Waeyo : Kok?/ Kenapa?

"Hiks kalian jahat! Teganya meninggalkan adek kalian yang baru dipungut oleh yayah Iden. Hiks umur aku baru satu tahun empat menit loh." Dramatis Lora sambil mengusap ingusnya, Hansel memandangnya geli.

Leo menyeret bocah itu secara paksa
menjauh dari keempat abangnya.

"Jarang seret aku please!"

"Aaaaaaa bang maung Lora bukan
sapi yang bisa sembarangan diseret!"

"Eeeeekkk, kecekek! Hiks uhuk ... Bang Iwan tolongin Loraaaa!" Teriaknya meminta pertolongan, cowok itu menulikan telinga nya dan menyusul yang lain nya masuk kedalam jet.

"Hati-hati son!" Ucap Aiden.

"Loh, loh kok udah terbang!"

"Lo cocok banget jadi artis cilik cil."

Bocah itu menatap Ragas.

"Wooo iya dong, kan aku bisa
acting!" Ucapnya membanggakan diri.

"Jadi artis pemain tukang bubur
naik haji, maksudnya." Lanjut
Ragas menjatuhkan ekspektasi Lora. 

100 Days for Delora [Slowupdate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang