7. KARTU ULANGAN

121 13 0
                                    

Di Rumah Raul....

Dringgg... Dringgg... Dringgg...

Bunyi alarm dari jam beker terdengar dan menandakan bahwa hari sudah pukul 6 lewat.

Yapppsss.

Karna hari ini hari minggu aku memutuskan untuk joging.

Setelah aku bangun dan bersiap-siap aku lihat bahwa hari masih sedikit gelap padahal sudah 06.25

Tapi aku tidak menghiraukan hal tersebut dan mulai memasang sepatu juga pemanasan sedikit.

Ketika aku membuka pintu gerbang aku kaget melihat ada seseorang sedang tidur di posisi duduk di atas motor.

Tunggu itu adalah motor ku.

Sudah bisa di pastikan bahwa ini adalah Rasyid.

Aku menghampiri dia.

"Syid? Hey! Bangun!" Seruku.

"Ehmmmmmm.... Woahhhhh....." Suara deheman dia dan menguap menjadi satu.

"Lo ngapain tidur disini?" Tanyaku.

"Gue males mau pulang, dan nggak enak juga mau gedor rumah lo." Jawabnya.

"Ezhhh setidaknya bilang kalo mau tidur sini. Jadi bisa tidur di ruang tamu. Nggak kek gini tidur diluar seperti ini banyak nyamuk lagi! Pasti lo kedinginan? Yaudah masuk dulu cepet!" Seru ku dengan nada yang tak biasa.

"Segitu amat? Hahaha." Jawabnya dengan tertawa.

"Lucu?" Tanyaku.

Dia menunjukan ekspresi terkejutnya kaget saat wajahku mulai datar hahaha.

"Eh eh bukan. Maksudnya a–a–anu...." Jawabnya sedikit terbata-bata.

"Apa?" Tanyaku.

Lagi-lagi aku membuatnya takut dengan wajahku yang seperti ini.

"Hmmm Oh iyaa lo mau kemana dengan pakaian kek gini?" Tanyanya.

"Hah? Menurut lo?" Tanyaku balik.

Dia mengkerut kan keningnya.

"Jogging?"

"Kalo udah tau itu kenapa lo tanyain tadi?" Jawabku yang yang membuat dia menjadi mati gaya.

Dia hanya menggaruk kepalanya sambil terkekeh kecil.

Aku tidak menghiraukan hal tersebut malah aku pergi meninggalkan dia sendiri.

Saat aku sedang berlari aku mendengar suara motor dari belakang ku walau suaranya kecil, aku sangat bisa mendengar nya dengan jelas. Karna jalan di komplek ku saat itu sangat sepi.

Saat aku menghadap belakang aku melihat Rasyid sedang mengikutiku.

"Lo kenapa sih ikutin gue?" Tanyaku dengan sedikit geram.

"Gue mau temanin lo boleh?" Tanya baliknya.

"Ah terserah, intinya jangan ikuti gue kek gitu! Gue juga mau ke lapangan besar yang banyak orang disana." Seru ku dengan nada tinggi.

"Ok gue tunggu lo disana!" Jawabnya dengan antusias.

"Nggak! Lo itu belom mandi! Bau! Terus mata lo masih ada taiknya! Idihh jorok! Cepat pulang dulu ntar gue tungguin di taman yang banyak kursinya." Bentaku.

"Hmm tapi jarak nya dari sini ke sana kan jauh Ul. Emang lu gak apa pake jalan? Nggak mau gue anter?" Tanyanya.

"Gue mau jogging Rasyid. Yahh jadi nggak masalah kalo pake jalan o'on!" Bentakku lagi.

Trouble Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang