3. KEBERSAMAAN

175 17 0
                                    

Dirumah....

Sesampainya kami dirumah, ntah kenapa aku langsung berdiri didepan Rasyid dan melepaskan baju nya.

Saat itu kami sedang berada diruang tamu yang tidak jauh dari pintu.

Mata kami tidak saling lepas saat berpandangan, aku berusaha tegar untuk melawan tatapan itu dengan bersungguh-sungguh.

Namun nii orang make pelet kali yah? Masa segitunya mandangin aku seperti akan di terkamnya jadi tatut hahahaha.

Sumpah deh pandangan dia ke arahku itu bukan pandangan biasa lohhh, ah masak sih? Kamunya aja PD kali hahaha dasar manusia baperan.

Stop....

Balik lagi ke kami yang sedang bertatapan.

"Nih bajunya bawa aja ke dalam kamar gue yang warna kuning itu pintunya." Kataku sambil melempar baju yang sudah kubuka ke arahnya.

Dia hanya tetap terus menatapku tanpa ada satu kata pun keluar dari mulutnya.

Ketika aku ingin pergi ninggalin dia, tiba-tiba aku teringat bahwa dia pernah minta WA ku dan kenapa dia tidak chat dari WA saja?....

"Oh iyaa kenapa tadi lu nggak nelpon atau Chat di WA? Kan udah gue kasi WA nya ke lu." Tanyaku dengan sedikit aneh.

Tiba-tiba dia membuka mulut dan berkata.

"Sengaja. Gue hanya ingin cari tau siapa lo sebenarnya. Dan gue dapat IG lo dari WA hahaha disitu terpampang jelas bahwa lo kasi nama IG lo di bio Wa lo." Jawabnya dengan simple.

Aku merasa terheran.

Seketika aku memeriksa HP ternyata benar. Terdapat nama IG di bio WA ku yang belum aku hapus.

"Eh ternyata, yang gue temuin disini adalah seorang penari. Hahaha tapi yahhh gitu deh. Untung aja si Putra langsung ngechek HP gue dan minta tolong bantuan lu." Jawabnya dengan pergi menjauh dari arahku.

Aku hanya diam.

"Eh nanti kalo udah simpen bajunya langsung turun ke yahh, mandi dulu biar kamu enak tidur nya." Kataku dengan sedikit kikuk.

Dia hanya diam dan tidak menoleh ke arahku.

Lah kok dia diem, apa dia canggung dengan profesiku sebagai seorang penari gitu? Hm... Aku mempunyai beberapa job yaitu mengajar orang nari, mau itu dance atau tari daerah dan tradisi. Dan saat aku dimasukan Ayah ke sekolah tersebut aku langsung mengambil ekskul dance.

"Aku kek nya masak kentang aja deh buat dia cemil di kamar." Kataku sambil mengambil stik kentang yang masih terbungkus dari kulkas.

Saat aku meletakan kuali dan menumpahkan minyak di bagaian tengah kuali, saat aku membalikan badan tiba-tiba aku terkejut dengan Rasyid yang sudah melingkarkan handuk di pinggangnya dengan bertelanjang dada yang memamerkan sixpack yang berkotak-kotak itu.

Aku menelan ludah sesekali.

"Gue pinjem handuk lo yah." Katanya memandang ke arahku.

"Iya pake aja. Sana kamar mandinya." Jawabku dengan membuyarkan lamunan anehku.

Aku tahu aku nggak akan mungkin la menyukai seseorang yang normal seperti Rasyid.

Dia langsung pergi ke arah kamar mandi dan langsung menutup pintunya.

Aku langsung menyalakan api kompor dan mulai menggoreng stik kentang tersebut. Tidak lupa juga aku membuat teh hangat buat pendamping malam ini.

Ntah kenapa aku menjadi seperti canggung dan grogi jika berdekatan dengan Rasyid padahal aku sama dia kek biasa-biasa aja bagi ku, But... Tidak hatiku.

Trouble Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang