5. PERTEMANAN

115 13 0
                                    

Hai kalian, maaf yahh baru-baru ini kondisi saya kurang fit jadi fokus ke istirahat dulu. Jangan lupa jaga kesehatan yahh Guys untuk kalian jangan marah-marah atau kesal yahh karna cerita ini lama update nya karna ceritanya udah ada jadi tinggal di update terus aja setiap harinya jadi tunggu aja yahh. Kalo udah baca jangan lupa vote.
Makasih yahh Guys salam untuk kalian semua.
🙏🙏🙏🙏🙏

Happy reading ❤️

Di cafe...

"Den Rasyid? Mami?" Tanyaku dengan wajah heran ke arah Rasyid.

Wajah Rasyid seketika panik dan menatap ke arah Mbak kasir tersebut.

"Ha? Itu Mbak nya ngawur. Dia salah orang." Jawab Rasyid dengan menatap ke arahku.

Aku masih penasaran apa yang dia sebenarnya sembunyikan dariku.

"Ul? Lo percaya kan sama gue? Mana mungkin gue punya orang tua yang memliki cafe sebesar ini. Sedangkan gue hanya ngekost dan makan saja kadang-kadang susah." Jawab Rasyid dengan sedikit menyakinkan ku.

Dia langsung merangkul ku dan mengajak aku pergi.

Sedangkan wajahnya ke belakang dan berbicara ke Mbak itu.

Aku tidak tahu apa yang dia bicarakan.

Kami duduk berdua saat itu sedangkan Layla asik ngobrol dengan Dahlia dan Nun. Aku mencoba untuk bergabung dengan mereka bertiga sambil meninggalkan Rasyid duduk sendirian.

"Hey... Kalian ngomongin apaan hahaha." Kataku yang menghampiri mereka bertiga.

"Ini lohh Ul. Kata Nun ada PENSI sekolah yang bakal ngundang beberapa sekolah terdekat untuk berpartisipasi dalam beberapa kompetensi di PENSI tersebut." Jawab Layla dengan wajah gembira.

"Ha? Serius nii?" Tanyaku dengan terkejut.

"Iyaa ada lomba Band, puisi, juga tarian tradisional." Kata Nun.

Namun aku aneh kok dance tidak di masukan.

"Lah? Kok dance nggak ikut?" Tanyaku.

"Iyaa soalnya ketua OSIS bilang kalo Pensi ini tidak untuk anak dance namun dance bakal di tunjukan dari pihak sekolah aja yaitu dari pembuka dan penutup." Jawab Nun.

"Kamu anak dance yahh Ul?" Tanya Dahlia.

"Hehe iyaa... Aku suka dance dari kelas 6 SD." Jawab ku dengan menggarukan kepala yang tidak terasa gatal.

"Owh bagus dong, sesekali mempunyai hobi yang unik itu keren." Kata Dahlia dengan senyuman yang terukir diwajahnya.

Tiba-tiba aku langsung menanyakan hal yang sedikit membuat Layla dan Nun bingung.

"Ketua OSIS kita siapa?" Tanyaku.

Mereka terkejut.

"Lo belum tau?" Tanya Nun.

"Belum. Emang kenapa?" Tanyaku balik.

"Ezzz ketua OSIS kita itu anak kepala sekolah, dia itu dimasukan ke IPA namun dia lebih milih IPS sekarang dia kelas 12. Namanya Gery." Jelas Layla.

Seketika ada notif yang berdatangan dengan sangat banyak.

Itu membuat aku aneh. Namun yang lebih aneh lagi si Nun dan Layla langsung aja memanjangkan lehernya ke arah ponselku.

Setelah ku buka anjir. Isinya mengejutkan seisi jiwa raga ku.

Dimana aku baru tau bahwa Rasyid mengambil diam-diam fotoku lagi.

Trouble Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang