❝Hidupku berubah, begitu ada pemuda aneh yang datang mengaku sebagai putraku di masa depan.❞
°Start 07.02.2020 [On Going✓]
copyright 2020 by fielitanathh
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tutup mulutmu, bedebah!! Kali ini Ayah benar-benar memperingatkanmu, Ayah akan melakukan apa saja untuk menutup mulutmu, ingat... Apa saja."
"Akhh..." Jaemin merintih kecil sembari memegangi kepalanya, tanpa sadar air matanya jatuh mengalir membasahi pelipisnya.
Pemuda itu mendadak kesulitan untuk mengatur napas, jantungnya berdegup dengan sangat kencang. Ia bahkan tidak bisa membedakan antara kenyataan dan alam bawah sadarnya, Jaemin merasa tubuhnya seolah mengambang.
Bayang-bayang pertikaian terus terngiang dalam kepala, tidak... Ia sudah berusaha memendam ingatan itu dalam-dalam. Namun kenyataannya, Jaemin bahkan masih bisa mengingat dengan jelas.
"Lantas apa? Ayah akan membunuhku juga?!"
Jaemin tiba-tiba terisak, meluapkan segala tekanan hingga napasnya tersengal-sengal. Dengan susah payah Jaemin bangkit dari posisi berbaring, ia berlari keluar kamar dan menutup pintunya.
Tubuh Jaemin merosot hingga terduduk dilantai, pemuda itu memejamkan matanya sembari menyandarkan kepala pada daun pintu.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Jaemin pada dirinya sendiri, sambil mengatur deru napas Jaemin menarik keras kedua sudut bibirnya hingga membentuk senyum yang lebar. Ia berusaha keras untuk mengalihkan kejadian kelam itu dan memaksa hati kecilnya untuk tetap bahagia seolah tak terjadi apapun.
Jaemin tertawa kecil, "Ayolah..." lirihnya penuh harap, pemuda itu mengusap kedua lengannya berkali-kali. Berharap dengan ini, ia bisa menenangkan dirinya sendiri.
"Jaemin?"
Merasa terpanggil, Jaemin menghela napas panjang sebelum akhirnya menyahut panggilan itu. "Apa?"
Dibalik pintu, Yoona mencoba menerka-nerka apa yang tengah terjadi diluar sana. Ia terbangun setelah mendengar teriakkan tertahan tadi, gadis itu khawatir jika ada sesuatu yang tidak beres.
"Kau baik-baik saja?" tanyanya memastikan.
Jaemin bangkit dari posisi duduk dan sedikit menjauh dari ambang pintu, walau tubuhnya lemas ia berusaha keras untuk meyakinkan diri bahwa ini tidak ada apa-apanya. Ini hanya sebatas bayang-bayang masalalu, yang seharusnya sudah terlupakan sejak lama.
"Iya." Jaemin menjawab singkat, tak lama kemudian pintu bernuansa coklat itu terbuka. Menampakkan seorang gadis dengan piyama yang lusuh.
"Benarkah? Kenapa kau terbangun?" Seolah tak jera, Yoona kembali melontarkan pertanyaan bertubi-tubi, tak lupa untuk memperhatikan wajah si lawan bicara dengan intens.
Mendapat perlakuan yang menurutnya tak biasa, dengan cepat Jaemin membuang muka ke sembarang arah. "Aku... Hanya mimpi buruk, maaf mengganggumu." Jawabnya acuh seraya berjalan kearah sofa dan mendudukkan dirinya disana.
Yoona melipat kedua lengannya didepan dada, "Kau yakin?"
"Ck! Geumanhae..." sergah Jaemin sembari melempar tatapan setengah menuntut, ia sudah menjawab dengan detail bukan? Harusnya Yoona diam, bukan terus bertanya seperti ini.