05

3.9K 453 74
                                    

Yoona berlari cepat menelusuri tangga apartemennya, gadis itu tengah tergesa-gesa dengan jantungnya yang berdetak dua kali lebih cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoona berlari cepat menelusuri tangga apartemennya, gadis itu tengah tergesa-gesa dengan jantungnya yang berdetak dua kali lebih cepat.

Sungguh ia kebingungan harus menganggap ini adalah berkah atau musibah, ia gembira... Tetapi di sisi lain ia mempunyai banyak kekhawatiran.

Brak!

Yoona mendorong pintu dengan brutal hingga menimbulkan suara dengungan, seperti dugaan. Jaemin berada di apartemen Yoona, menonton televisi dengan kakinya yang terangkat di atas meja.

"Hey! Kau! Bagaimana? Astagaa!" Gusar Yoona mengacak rambutnya frustasi tepat di depan televisi menghalangi pandangan Jaemin.

Jaemin berdecak sebal, "Ck! Bagaimana apanya?" Gumam malas, tangannya tak henti memasukkan kepingan keripik ke dalam mulutnya.

Yoona mengerucutkan bibirnya kesal, "Dia menyuruhku menjadi catering perusahaan untuk meeting tiga hari lagi! Ini semua salahmu!" Seru Yoona menunjuk Jaemin dengan mantap.

Jaemin menggaruk tengkuknya, "Bukankah itu bagus? Kau bisa lebih dekat dengannya." Sahutnya santai.

Yoona mengacak rambutnya frustasi, kenapa jawaban Jaemin benar-benar terdengar tenang seperti tidak memiliki masalah? Jaemin menatap Yoona kebingungan, pemuda itu merasa serba salah sekarang.

"Masalahnya, Jaemin... Separuhnya kau yang memasak waktu itu! Bukan aku..." Lirih Yoona mendudukkan dirinya di samping Jaemin sembari melipat tangannya di depan dada.

Jaemin menghela nafas pelan, "Kau bisa, hanya memasak itu sangat mudah. Gunakan saja feelingmu, semua resep sebagian kau ingat'kan? Tinggal mengaplikasikannya saja." Jelas Jaemin dengan nada tenangnya, pemuda itu kembali memakan kripiknya.

Yoona mengangguk lalu sedikit berfikir, "Apa menu yang cocok? Tanyanya antusias, tentu Yoona tidak akan mudah menyerah.

Jaemin menunjuk ponsel Yoona yang tergeletak di meja dengan ayunan dagunya, "Searching sana, masa modern seperti ini tidak perlu repot-repot."

Yoona mulai mengoperasikan ponselnya sembari bersandar di bahu Jaemin, pemuda itu masih nampak tenang memperhatikan layar televisi, entah apa Chanel yang di tontonnya, tapi Jaemin nampak acuh dengan keadaan sekitarnya.

Perbedaan masanya benar-benar terlihat begitu menonjol dan kurang nyaman untuk di sesuaikan, mungkin butuh waktu cukup lama Jaemin meresapi ini. Ia mulai merasa suntuk.

"Menurutmu... Apa Presdir Choi akan jatuh di tanganku?" Tanya Yoona menatap Jaemin penuh harap.

Jaemin memicingkan matanya, "Tergantung..." Jawabnya tenang.

Yoona berdecak, apa-apan jawabannya itu? Yoona merasa Jaemin semakin tidak yakin dengannya. Jaemin mengulum senyum tipisnya, lantas menghela nafas pelan dengan pandangan yang tak lama teralih kearah lain.

NeophyteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang