❝Hidupku berubah, begitu ada pemuda aneh yang datang mengaku sebagai putraku di masa depan.❞
°Start 07.02.2020 [On Going✓]
copyright 2020 by fielitanathh
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hening...
Tidak ada yang terdengar kecuali suara langkah kaki yang tidak terdengar serasi, Yoona sedikit takut saat Jaemin marah, wajah pemuda itu nampak sangat-sangat seram dengan tatapan tajamnya.
Yoona masih enggan untuk menatap wajah pemuda itu, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat karena rasa canggung yang menyeramkan.
Yoona menatap Jaemin takut-takut, "Emh..."
Yoona terkejut begitu Jaemin menghentikan langkahnya secara tiba-tiba setelah Yoona berhasil menepuk pundak pemuda itu, pandangan Jaemin benar-benar dingin hingga membuat suhu udara sekitarnya juga terasa dingin.
"Jangan marah..." Lirih Yoona dengan senyum canggungnya, "Wajahmu seram." Ungkapnya, terlalu takut, Yoona berlari mendahului.
Meninggalkan Jaemin dan Changwook yang masih terdiam di tempat mereka, melihat ekspresi Jaemin, Changwook menepuk bahu Jaemin dengan pelan hingga pemuda itu menoleh.
"Senyum bisa? Kau akan cepat tua jika begitu." Seru Changwook menatap Jaemin kesal.
Jaemin menghela nafas pelan, "Aku akan terlahir kembali, tua juga tidak masalah, masih banyak gadis-gadis yang mimisan melihatku." Sahut Jaemin memutar bola matanya malas, pemuda itu melanjutkan perjalanannya dengan Changwook yang mengekorinya dari belakang.
"Ya sudah, jangan marah di depan Yoona kalau begitu." Lirih Changwook kembali menepuk bahu Jaemin.
Jaemin terkekeh pelan, "Bilang saja kau menyukainya, jangan menyembunyikan perasaanmu." Celetuknya dengan nada terlampau santai, tidak berfikir jika kata-katanya benar-benar membuat jantung Changwook berdebar.
Changwook menatap Jaemin bimbang, "Kau juga'kan? Kau hanya mengaku sebagai putra Yoona di masa depan, karena ingin tinggal bersama Yoona? Lagipula jika kau putranya... Bagaimana bisa umur kalian hanya terpaut beberapa tahun saja?" Tanya Changwook tak kalah santai.
Jaemin berdecak, "Aku tahu kau pintar, tapi sayang kalian sama-sama kolot." Malasnya seraya melanjutkan kembali langkah kakinya dengan kencang hingga membuat Changwook kesulitan mengejarnya.
"Aku serius, bocah! Kau sudah banyak bermain-main selama ini." Sahut Changwook menahan bahu Jaemin hingga membuat pemuda itu berbalik dengan langkah tertahan.
Jaemin mengulum senyum sinisnya, "Banyak bicara." Celetuknya menepis tangan Changwook dengan sebal, untuk apa juga ia bermain-main? Ia tidak punya waktu!
Changwook terdiam begitu Jaemin berjalan mendahuluinya, pemuda tinggi itu benar-benar terlihat dingin dan sangat sadis.
Secara mendadak, Jaemin menghentikan langkahnya lalu kembali berbalik menatap Changwook dengan tatapan tajamnya. Changwook terdiam, menanti-nanti apa yang ingin di katakan oleh Jaemin.
"Kita dapat mengubah takdir." Lirih Jaemin dengan gesture yang terlampau santai.
"Jangan pernah mendekati Ibuku, atau bahkan nekat mengungkapkan perasaanmu padanya." Sambung Jaemin dengan penuh penekanan.