Anomali menara Bagian satu

83 7 12
                                    

"Senja adalah kecupan manis untuk kita yang hidup dalam pelarian."

Di penghujung hari ketika matahari tenggelam, dua buket bunga lycoris masing-masing Bam letakkan di atas pusara di depannya. Bahkan setelah 10 tahun lamanya, Bam tersenyum seolah baru kemarin ia berjuang bersama mereka untuk membebaskan menara dari singuralitas.

"Mama ini makam siapa?" tanya seorang anak kecil di sebelah Bam.
"Kenapa kita selalu datang ke sini setiap senja?" tanya seorang anak kecil lainnya.

"Khun Mikayla, Khun Aiden. Mereka adalah orang yang menjadi alasan kenapa mama yakin memilih papamu. Dan Aiden, buku yang kamu bawa itu adalah buku harian nona Ha Yuri."

---------------
10 tahun yang lalu pada insiden Anomali menara ...

Sesaat sebelum kabut turun memenuhi semua lantai di menara, datang seorang gadis dengan rambut biru yang di yakini sebagai anak keluarga agung khun, hanya saja ketika ia melepaskan kain hitam yang menutupi matanya, mereka di kejutkan matanya yang berwarna merah.

Khun A.A menatap tak percaya, ia sendiri tidak pernah tau ada anak keluarga khun dengan warna mata merah. Kendati demikian gadis tersebut tetap menyampaikan niatnya kepada Bam,Khun,Yuri,Urek,dan lain lain.

"Namaku Khun Aluna Escarlette, salah satu guide dari Wol Ha Ik Song, tentu saja tn urek paham soal itu kan?" kata gadis itu memperkenalkan dirinya.

Sementara Urek membisu, kurang lebih sekitar 500 tahun yang lalu ketika Urek mengambil Aluna kecil dari workshop, ia memang tau bahwa aluna adalah anak keluarga khun yang di buang ke workshop sejak bayi, tapi tak pernah tau kenyataannya Aluna menyembunyikan mata merah yang sering di kaitkan dengan ras redwicth.

"Intinya, saya telah mendapatkan penglihatan bahwa 20 menit dari sekarang, kabut misterius akan turun, dan semua orang akan di pisahkan dengan kemampuannya," Aluna menjeda kalimatnya,
"Itu berasal dari lantai kematian,"

"Jadi kita harus mengecek ke sana?" tanya bam di balas anggukan Aluna.

Hwaryun mengerti dengan apa yang di ucapkan Aluna, kemudian berkata, "itu mustahil,"

Sementara di sisi lain tepatnya di lantai kematian itu sendiri, datang seorang wanita dengan rambut hijau terang yang panjang hingga mencapai kaki, yang di ketahui bernama Phonsekal Envy Jeahnlously*

Envy mengeluarkan kristal berwarna biru, kemudian kristal tersebut melayang ke langit langit dengan sendirinya dan dalam waktu yang hampir bersamaan, benda itu mengeluarkan hembusan kabut tebal yang menghempaskan apapun yang ia lewati, kecuali aluna yang masih di posisi sama.

Kabut dengan cepat menyebar ke seluruh bagian menara, orang orang di dalam menara seketika tidak dapat menggunakan shinsu, komunikasi pun terputus sehingga setiap lantai terisolir satu sama lain.

Tidak berhenti sampai di situ sekarang mereka di hadapkan pada kenyataan bahwa mereka harus menghadapi diri mereka sendiri.

Ya kemampuan yang terpisah dari pemiliknya berbentuk seperti mereka namun sesuai dengan sifat shinsu pemiliknya.

"Mimpi buruk warga menara akan segera terjadi,"

--------------
Baik Aluna maupun Hwaryun sama sama kehilangan kemampuan guidenya beberapa detik setelah kabut misterius menutupi menara, padahal mereka sedang ada di tempat tertutup tapi entah dari mana kabut masuk ke tempat itu.

Yang mereka tau sekarang hanya fakta bahwa seluruh kemampuan mereka telah hilang termasuk keabadian. Khun A.A nampak terdiam cukup lama kemudian menyampaikan pendapatnya kepada yang lain.

Butuh waktu sekitar 20 hari penuh untuk turun ke lantai kematian dengan kondisi seperti ini, bukan sekali atau dua kali mereka bertemu siluet kemampuan yang terlepas dari pemiliknya.

Namun, lebih dari yang mereka khawatirkan, saat tiba di lantai kematian yang lantainya bahkan tak terlihat sebab banyaknya mayat yang menutupi.

Susunan lantai kematian juga berubah total, menurut penglihatan Aluna sebelum kejadian, di lantai kematian muncul 20 pilar berukuran besar yang menjadi tempat penampungan jiwa jiwa mereka yang terbunuh dalam kabut. Dengan titik A sebagai pusat kendali yang mengatur tempat tersebut.

Dari titik B Urek, Yuri & Aluna bergerak mengikuti jalur pengecoh, sementara yang lain bergerak ke titik awal penyerangan, hal ini di lakukan untuk melihat apakah ada kemungkinan selamat saat melarikan diri, bagaimanapun sekarang mereka hanyalah manusia biasa yang terlepas dari keabadian.

Sampai di titik akhir jalur pengecoh-an mereka lansung di sambut baik oleh Envy.

"Selamat datang lalat-lalat kecil yang membosankan," kata envy yang duduk santuy di atas pilar utama atau titik A.

Envy atau nama kerennya Jubaedah tersenyum licik, kristal di belakangnya berubah warna menjadi merah, pilar tempatnya duduk memunculkan pitu yang kemudian terbuka dengan sendirinya.

Dari sana terlihat jelas siluet arwah Garam Zahard, hal tersebut sontak membuat Urek tertarik, Sementara Yuri yang tau bahwa itu adalah ilusi hanya mencoba menjauhkan Urek dengan menendangnya menjauh dari titik A ke pilar nomor 14.

"Sedemikian cinta mu sampai tidak menyadari bahwa itu ilusi?" Yuri menampar keras pipi Urek, ga tau kenapa sebel aja gitu + gabut juga.g

Tempat setelah yang lainnya menyelesaikan observasi di daerah yang di tunjuk Aluna, Khun,Bam,Hwaryun,Hatzling dll datang dari jalur penyerangan.

Tapi ... di sinilah penghianatan itu terjadi.

"Kau tau kenapa hanya aku yang bertemu dengan kemampuanku?" ucap Aluna yang tiba tiba sudah ada di atas pilar utama tepat di samping Envy.

Sebuah tombak tajam berlapis ice (kea punya khun cuma ada efek cristalnya) melesat dari atas pilar nomor 15 menembus jantung Urek dan Yuri.

"Aku adalah kematian," ujar seseorang di atas pilar no 15 atau kemampuan Aluna yang terlepas dari tubuhnya.

"Aku adalah kehidupan, kau tau Kematian dan Kehidupan itu berkaitan," ujar Aluna

Dalam kondisi sudah tidak lagi abadi, yuri dan urek akan mati dengan serangan semacam itu.

"Ku bunuh kau sialan," serunya tertahan seiring hilangnya kesadaran yuri.

"Cukup Yuri, inilah senja yang menjadi batas kehidupan kita," ungkap Urek di ujung nafasnya.

Pada akhirnya begitu, apapun alasannya kematian memang tidak dapat di hindari, dan tidak ada yang tau kapan waktu terbaik untuk mati.

Bersama turunnya hujan di lantai kematian, seperti turut berduka atas kematian mereka, namun terlepas dari itu mimpi buruk ini masih belum berakhir.

To be continued

---------------
Ahaha karena kayaknya bakal kepanjangan jadi ku potong jadi 2, next ada uwu uwuannya loh kak

/kabur dengan elegan

Friend[Shit]Ship EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang