05. Tak saling bertegur sapa

1.1K 182 23
                                    

Kini Alena, Bella, dan Chaeri sedang berada di supermarket. Setelah acara makannya selesai mereka bertiga memutuskan untuk belanja kebutuhan masing-masing dan berencana memasak untuk makan malam nanti.

Alena menarik troli belanja. "Ale, sini biar gue aja yang dorong" Bella menawarkan dirinya untuk mendorong troli belanja.

Alena dengan senang hati membiarkan Bella mendorong troli.

"Gue juga deh, buat stock di apartemen" ujar Chaeri sambil menarik satu keranjang troli.

"Yaudah kita mencar aja gimana? Pasti kebutuhannya beda-beda kan. Nanti kalau kita gak ketemu tunggu di cafe depan aja" usul Alena yang diikuti anggukan oleh dua temannya.

Chaeri sudah pergi lebih dulu sambil mendorong trolinya menuju tempat snack. 

Sedangkan, Alena dan Bella pergi menuju tempat daging. Mengambil dua buah dada ayam tanpa tulang.

Lalu pergi ketempat sayuran, mengambil satu plastik wortel berisi lima buah wortel.

"sayuran yg lainnya nanti aja deh, kita ke tempat yang lain dulu aja" Alena langsung berjalan di depan menuju rak mie instan.

Mengambil lima bungkus tiga instan goreng dan tiga bungkus mie instan kuah.

Lalu, berpindah ke sebrang rak yang penuh dengan susu. Alena mengambil satu kotak susu coklat low fat berukuran besar.

"Bel, gue mau nginep di apart sama lo ya," izin Bella sambil mendorong troli mengikuti Alena. 

Alena hanya mengangguk.

"Lo tumbenan ngajak orang pergi selain gue Le," ucap Bella dengan heran.

"Ya pengen aja, dia kan baik. Buktinya  sampe bawain donat satu kotak gitu padahal kan ga perlu repot-repot. Gue juga eneg main sama lo mulu"

"Sialan lo"

"Tenang aja Bel, gue gak akan asal milih temen kok. Yang udah deket sama gue berarti udah lulus sensor mata batin gue"

"Dih apaan banget lo"

Alena berhenti di bagian pembalut. Ia mengambil dua bungkus dan memasukannya ke dalam troli. 

"Beli roti yuk," pinta Bella

"Roti apa? roti tawar?" tanya Alena.

"Iya"

Alena lagi-lagi hanya mengangguk dan menuju tempat roti tawar itu berada. 

Alena mengambil satu bungkus roti tawar tanpa kulit dan mengambil satu selai coklat.

Alena berganti tempat menuju makanan ringan. Saat sedang asik mengambil snack Bella memanggil Alena. 

"Alena sini!"

Alena yang sedang asik memilih snack di bagian ujung rak ini menghampiri Bella.

Alena merasa tidak asing dengan muka laki-laki yang berada di depan Bella sekarang.

Tatapan Alena dan Haekal bertemu satu sama lain.

Hanya menatap namun, tak saling bertegur sapa.

"Kenalin ini cowo gue," kata Bella.

"Nanda, pacar Bella" Nanda mengulurkan tangannya. 

"Alena" Alena menjabat tangan Nanda dan melepasnya dengan cepat. 

"Kenalin ini temen-temen gue"

"Rendra, Jevan, Haekal," ucap Nanda memperkenalkan temannya. 

"Kalau lo mau ngobrol, ngobrol aja dulu," kata Alena kepada Bella.

ia mengambil alih troli.

"Gue duluan" Alena mendorong trolinya menuju tempat lainnya.

"Kenapa tuh anak?" kata Bella dengan bingung melihat Alena.

"Kamu ngapain disini?" kata Bella pada sang pacar.

"Belanjalah,  masa main game"

"Yaudah, aku susul Alena ya bye" Alena langsung berjalan dengan cepat meninggalkan kawanan itu.

Belanjaan Alena sudah penuh satu troli. Ia langsung menuju kasir menemukan Chaeri yang sudah selesai membayar belanjaannya.

"Udah selesai Le? Bella mana?" tanya Chaeri.

"Tadi ketemu cowonya, jadi dia ngobrol dulu bentar" Chaeri hanya mengangguk dan mendorong trolinya  berisi dua tas besar yang berisi penuh.

Kini giliran Alena.

Bella baru saja datang menghampiri Alena dan membantu mengeluarkan isi barang ke kasir agar lebih cepat.

Sekitar dua puluh menit Alena selesai membayar. Tak tanggung-tanggung tiga kan kantong tas besar.

"Yuklah pulang mau rebahan," kata Alena.

Mereka langsung menuju mobilnya. Memasukan belanjaan mereka kedalam bagasi mobil.

Bella menyetir mobil dengan kecepatan sedang.

"Diantara temen cowo lo itu ada salah satu dari mereka yang jadi lawan gue pas balapan kemarin," tutur Alena sambil melihat jalanan di depan.

"Seriusan? yang mana?"

"Haekal"

"Terus kenapa gak lo sapa?" Alena hanya menggelengkan Kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Bella.

Sedangkan, Chaeri sudah tertidur pulas karena hari ini ia sangat lelah.

••••••


Jevan dan Nanda sibuk memasukan makanan yang seharusnya dimasukan ke kulkas.

Sedangkan Haekal dan Rendra sibuk memasak. 

"Nan, cewe lo cantik juga. Tapi, temennya kayak kurang welcome sama kita," ujar Jevan.

Jevan hanya menggedikkan bahunya. 
"Gue juga gak tau, baru ketemu tadi itu doang"

"Itu bukannya yang diajak tanding bareng Haekal kemarin ya?" Renjun bertanya sambil fokus mencincang daging ayam.

"Lah, Iya juga mirip sama yang kemarin gak sih?" kata Jevan dengan bingung. 

Haekal hanya diam tak ingin ikut dalam pembahasan ini dan memilih melanjutkan pembahasannya. 

"Haekal, kenapa Lo tumben kalem banget," kata Nanda dengan heran.

Sejak kejadian di supermarket tadi.  Saat Haekal dan Alena saling menatap satu sama lain.

Haekal menjadi sedikit lebih kalem dari biasanya. Entah apa yang sedang ia pikirkan sekarang?

"Tau, sejak ketemu tuh cewe jadi diem. Di mobil juga biasanya paling berisik tumbenan amat tadi kalem"

"Suka lo sama Alena?" celetuk Rendra.

"Yaelah, gue berisik salah, kalem salah." keluh Haekal

"Emang hidup lo serba salah." Haekal yang mendengar itu langsung melempar sebatang pasta yang masih kaku kepada Jevan.

"Kalau suka tuh pepet Kal, nanti keduluan orang lain nyesel lo" Rendra yang memberi nasehat kepada Haekal.

"Halah, sok memberi nasehat Lo Ren"

"Inget cewe lo juga masih ngambek sama lo ya!" sahut Nanda.

"Ngapain diingetin lagi sih" kesal Rendra.

"Buruan baikan bego, jangan lama-lama berantemnya nanti putus mampus"

"Licin bener mulut lo Kal" Rendra menatap Haekal dengan sinis.

••••••

Don't Leave Me ✔ ¦ HAECHAN NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang