19. Official

771 97 24
                                    

Alena Pov

Gue natap langit-langit atap kamar gue.

"Gue Haekal ingin menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman dengan serius. So, lo mau jadi pacar gue?"

Kata-kata ini yang terus berputar di kepala gue sejak kemarin malam.

Memangnya cinta pada pandangan pertama itu ada?

Gue belum pernah mengalaminya. Gue juga bingung dengan perasaan gue.

Enggak pernah sekalipun terbesit dipikiran gue untuk menolak ajakan Haekal untuk menjadikan gue sebagai pacarnya.

Namun, gue masih takut untuk memulai suatu hubungan lagi karena kejadian di masa lalu gue.

Gue bimbang, gue memang selama ini nyaman dengan Haekal. Sosok Haekal yang terus terang, kocak, tengil, dan jujur walau mulut dia rada savage juga.

Tapi, itu semua yang membuat gue suka dengan dia. Haekal itu apa adanya.

Apakah dengan gue menerima Haekal, kejadian seperti di masa lalu tidak terulang lagi? Siapa yang akan menjamin? Tidak ada.

Gue tidak ingin menolak, Lalu gue harus apa? Bingung.

Bukankah, setiap orang mempunyai kepribadiannya masing-masing? dan tidak semua orang seperti dia kan?

Haruskah gue memberikan hati gue sepenuhnya untuk Haekal?

Membuka lembaran baru dengan Haekal? Membuat kenangan yang lebih indah dari sebelumnya?

Chaeri pernah bilang sama gue
"Lo gak boleh takut untuk melakukan sesuatu hanya karena kejadian di masa lalu. Karena kedepannya bisa aja lebih indah dari yang lo bayangkan"

Setelah gue pikir-pikir, perkataan Chaeri itu ada benarnya. Siapa yang tahu masa depan itu seperti apa? Tidak ada yang bisa menebak bukan?

Hari ini, didetik ini juga. Gue memutuskan untuk menerima Haekal, mempercayakan hati gue untuk seorang Haekal Bagaskara.

Semoga dengan adanya Haekal, membuat hari gue menjadi lebih indah dan bewarna dari hari kehari.

Ya gue, Alena Giordan sudah jatuh dalam pesona Haekal Bagaskara.

Gue mengirimi Haekal pesan agar ia kesini sekarang juga.

Haekal

Haekal, sini dong ke Apartemen gue

Tumbenan, nyuruh. Biasanya gue yang main nyelonong aja kesana.

Bawel.
Bawa martabak coklat keju jangan lupa.

Iya cantik.
Otw

Sekitar dua puluh lima menit, gue mendengar bunyi bel apartemen. Gue yakin itu Haekal sudah sampai.

Gue langsung membuka pintu dan membiarkan Haekal masuk.

Haekal menaruh martabak yang gue minta tadi di meja. Gue langsung mengambil satu potong martabak yang dibawa Haekal.

Menikmati martabak coklat keju tanpa banyak bicara.

Gue menghabiskan dua potong martabak manis dan sisanya biarkan Haekal menghabiskan semuanya.

Gue pergi ke dapur untuk mencuci tangan dan disusul oleh Haekal yang ikut mencuci tangan.

"Loh martabaknya udah habis?" tanya gue kepada Haekal.

Don't Leave Me ✔ ¦ HAECHAN NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang