Keanehan

129 19 6
                                    

Jeongwoo menatap pada kedua gadis yang saat ini berada dirumahnya dengan pandangan gemes. Keduanya sedang berada di satu ruangan yang sama. Dimana satu gadis merupakan sang gebetan yang begitu dia sukai dan satunya sang sepupu yang tampak terlihat tegang disebelah gadis pucat itu

Kan Jeongwoo ingin tertawa saja rasanya. Apalagi saat ini wajah tegang Sona menjadi sebuah hiburan untuknya, dimana sepupu nya yang terkenal begitu cerewet itu tampak terdiam kikuk karena tidak tau harus bagaimana mengajak gadis disampingnya untuk berbicara

Takut- takut salah bicara, dirinya akan mendapatkan tatapan mematikan dari gadis pucat pasi itu

"Kak Chanyun mau makan sesuatu sebelum pulang?"ujar Jeongwoo memecahkan keheningan diantara keduanya. Tampak kini kedua perempuan itu menatap kompak pada kedatangan Jeongwoo

"Aku akan langsung pulang saja, aku sepertinya harus menemui sahabatku"Ujar Chanyun langsung berdiri, membuat Jeongwoo berdenyit tidak suka

Iya, ia tidak suka jika gadis itu harus pergi secepat itu dari rumahnya

"Setidaknya kau makan dahulu"Ujar Sona kikuk, bahkan untuk senyum saja dirinya merasa sekaku itu, apalagi kini pandangan Chanyun tepat mengarah kepadanya
"Masakan Jeongwoo cukup enak untuk pagi ini, aku bisa menyakinkan dirimu untuk satu hal ini Chanyun"

Chanyun terdiam, pandangannya teralih untuk kembali menatap pada Jeongwoo yang kini tersenyum menatap pada nya. Dengan pelan dirinya mengangguk membuat senyuman dari pria bermarga Park itu semakin lebar

"Jikalau begitu, aku akan pergi untuk menyiapkan nya diatas meja. Okayy hehehe aku permisi"Ujar Sona langsung saja melesat menuju dapur. Setidaknya dirinya tidak harus berdiri dengan kaku disekitar Chanyun

Gadis itu terlalu mengintimidasi saat memandang orang lain, kan Sona serem sendiri liatnya

Chanyun kini mendongak untuk menatap pada Jeongwoo yang lebih tinggi darinya, membuat pria berkulit tan itu salah tingkah sendiri. Binar cantik dari kedua manik senada caramel itu membuat sesuatu dalam dirinya bergetar hangat. Tangannya kini tanpa sadar terulur menyentuh pucuk kepala Chanyun, mengusap kepala sang pujaan hati dengan lembut. Membuat yang diusap memejamkan kedua maniknya, hal itu tak lepas dari pandangan Jeongwoo

Dia begitu menyukai setiap yang Chanyun miliki, terutama wajah manis yang selalu terlihat tenang itu. Walau Chanyun tidak pernah sekalipun menampilkan sebuah senyuman padanya, setidaknya dirinya tahu. Senyum Chanyun jika keluar akan membuat darahnya berdesir serta jantungnya yang berpacu 100 kali lipat

Jeongwoo memang suka berlebihan! namanya juga bucin, padahal bukalah pasangan nya. Kasihan sekali kau park Jeongwoo



******

Keina menatap daearah yang menjadi tempat tinggal dirinya dan sang adik dengan senyum kecil yang kini tercipta dibelah bibirnya. Ia sesekali akan menyapa atau membalas sapaan orang-orang sekitar saat mereka menyapa nya. Perasaan bebas yang sejak dulu tidak pernah dirinya rasakan, kini dapat ia rasakan kembali, dia sangat bersyukur. Tuhan masih memberikan dirinya kesempatan untuk setidaknya mengetahui seberapa cantiknya dunia saat ini

Keina merentangkan tangannya, menghirup udara yang lumayan dingin pagi hari ini dengan perasaan yang begitu lega. Ingin rasanya ia berteriak saat ini, namun dirinya masih mengingat bahwa tempat yang saat ini dirinya berdiri sudah cukup ramai

"Segar sekali"gumamnya pelan, sembari membuka kembali kedua matanya, kini Keina kembali berjalan menelusuri perumahan tersebut. Menatap satu persatu perumahan yang menurutnya sangat-sangat indah dengan karakter rumah yang tampak berbeda-beda. 

"Aku jadi merindukannya, kapan ya aku berjumpa dengan dia lagi"ujar nya pelan, kakinya semakin melangkah untuk masuk kedalam perumahan. Manik nya dengan cermat mengamati satu persatu rumah dan sesekali bibirnya mengeluarkan sebuah sapaan sekiranya dirinya melihat beberapa orang yang melintas disekitarnya

The Devil In PsycheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang