📞"Halo? Siapa, ya?"
Saya mematung tiba-tiba, ini bukan suara Teh Redia.
📞"S-saya Chandra."
Sengaja saya gak langsung bilang nama, bingung juga saat itu.
📞"Chandra siapa, ya?"
📞"Temennya Redia."
📞"Oh... Redia nya lagi di toilet. Nah-"
📞"Oh ya udah, makasih, Bu."
Saya langsung matiin teleponnya. Duh, betul, saya kurang usaha...
Malam berikutnya saya telepon lagi Teh Redia. Lagi-lagi yang angkat bukan dia.
📞"Ini yang kemarin yang namanya Chandra, ya?"
Saya mematung lagi.
📞"I-iya, Bu... Redianya ada?"
📞"Ada, tapi maaf tapi ini siapa, ya?"
Waktu ditanya begitu jelas saya bingung harus jawab apa.
📞"Redia gak mau bicara soalnya gak punya temen namanya Chandra."
Aduh! Belegug! Refleks saat itu juga saya tepuk jidat.
📞"Maaf, saya Aril."
Selang tak lama setelah saya dengar samar-samar Ibunya bicara dengan orang lain, muncullah suara yang saya kenal.
📞"Ngapain nyamar?" tanyanya.
Saya senyum dulu, senang he he.
📞"Bukan nyamar, nama saya emang Chandra. Haeril Chandra."
Dia diam dulu.
📞"Oh..."
📞"Ada apa?"Saya diam, harus bilang apa, ya?
📞"Gak ada apa-apa."
📞"Kalau gak ada apa-apa aku matiin."
📞"Jangan dulu atuh..."
Saya beneran bingung mau bilang apa!!!
📞"Teh,"
📞"Apa?"
📞"Besok kalau saya ajak pergi, bisa enggak?"
📞"Gak tau, ke rumah aja."
📞"Oke."
📞"Pergi kemana?"
📞"Di rumah aja, besok saya kasih tau."
📞"Oh, siapa aja?"
Betul dugaan saya, Teh Redia mungkin mengira ini bakal kayak sebelumnya dimana ada Deden dan Teh Widi seharusnya.
📞"Saya dan Teteh aja."
📞"Loh?"
📞"Tapi kalau Teteh mau, ya ajakin aja."
📞"Ajakin siapa?"
📞"Siapa aja. Deden mungkin."
Dia diam dulu waktu itu, cukup untuk membuat saya berpikir kayaknya saya salah bicara atau kayaknya lebih baik saya matikan aja sambungannya. Tapi kemudian dia bicara.
📞"Kamu aneh."
Katanya waktu itu. Tentu saya gak tau apa maksudnya itu.
📞"Maksudnya?"
📞"Aneh aja, bicaramu gak sesuai sama tingkahmu."
Saya semakin gak ngerti!
📞"Saya ada salah?"
📞"Kok nanya aku? Tanya dirimu sendiri, dong."
Demi Tuhan saya gak ngerti.
📞"Tempo hari apa yang kamu bilang, gak sesuai sama apa yang kamu tunjukin."
Loh? Emang saya bilang apa?
📞"Saya bilang apa emang?"
📞"Kok nanya aku? 'Kan yang ngomong kamu."
Saya mikir dulu, saya bilang apa, ya... Seingat saya, saya cuma bilang kalau saya suka-oh!!!
📞"Oh-"
Tut.
Tiba-tiba satu kampung mati lampu!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
PANASEA 1996
FanficBantu saya agar selalu baik-baik saja, selama dia bahagia. PANASEA 1996: Panasea untuk Redia -republish, alternate universe ANYANUNIM 2019