(8) still friends, not lovers

905 176 15
                                    









"Chaewon!"

Panggilan itu buat si gadis menoleh, yang jadi menegang, kaget lihat cowok itu berlari dari arah parkiran.

"Jaemin?"

Waduh, mampus.

Sesosok cowok jaket jins itu mendekat, berhenti di depan Chaewon yang agak termundur, mulai meremat rok sekolahnya merasa resah.

"Ya Ampun akhirnya ketemu juga sama lo. Aneh banget sih lo!?"

Chaewon mengernyit, "kok tiba-tiba ngatain gue!?"

Jaemin ini baru aja datang begitu pula dengan Chaewon. Tapi cowok Na ini udah ngatain dia.

"Ya aneh lah! Kita satu sekolah tapi gak pernah ketemu. Lo ngehindar ya?" tanya Jaemin, lebih ke menuduh.

"Enak aja!" seru Chaewon mengelak, "gue gak menghindar tau, tapi..."

Si gadis menelan ludah sejenak, "ya gitulah. Gak pantes buat diomongin. Duluan ya."

"Eh eh ehh Chaeee," Jaemin menahan tas punggung Chaewon agar si gadis nggak kabur, "bentar dong gue mau ngobrol. Udah lama kan kita gak ngobrol gini, gak kangen?"

Chaewon mendecak pelan. Agak luluh liat wajah memelas Jaemin di depannya sekarang. Dari dulu, Chaewon nggak pernah nggak luluh dengan wajah ini.

Sampai sekarang.






And see?

Jaemin nyaris tersenyum lebar penuh kemenangan liat Chaewon sekarang berbalik, mendongak menghadapnya penuh. Menurut dengan Jaemin yang ingin Chaewon tinggal sesaat.

"Mau ngomong apa?"

Jaemin kini tersenyum simpul. Dia membuat resleting tas bagian paling depan, mengeluarkan sesuatu yang membuat Chaewon mendelik panik.

Surat cinta dari Chaewon.

"Ini beneran lo yang ngirim?"

Chaewon diam. Cuma natap lurus surat hijau mint di tangan Jaemin. Lalu mengerjap dan mendongak.

"Lo udah tau dari awal, Jae. Kenapa masih tanya?" tanya Chaewon, kemudian melanjutkan, "mau jauhin gue?"

"Yaaaa gak papa sih, gue cuma mau denger dari lo langsung. Jauhin lo? Ngapain hahaha! Kayak bocil aja!" seru Jaemin santai, menepuk kepala Chaewon beberapa kali.

"Gue gak childish kayak gitu kali, lo kan tau gue Chae?" Jaemin berdeham, jadi lebih tenang. "Perasaan orang gak bisa disalahin."

Dengar itu Chaewon jadi mendelik.

"Lo gak marah???"

Jaemin menggeleng polos. "Sama sekali nggak. Kan lo temen gue."

Ya Ampun. Chaewon gak bisa berkata-kata sekarang. Dia udah ninggalin Jaemin karena takut dengan perasaannya sendiri, tapi Jaemin sampai sekarang masih nganggep dia teman.

She really don't deserved this boy.

"Eh tapi gue emang awalnya gak nyangka sih, Chae. Lo nulis ini surat. Dan makin gak nyangka pas tau lo suka gue hahahaha. Sori ya? Bikin baper lo."

Chaewon menggeleng, "gak usah minta maaf, yang harusnya minta maaf kan gue. Udah gak sopan suka sama lo."

"Gue yang minta maaf soalnya gue terlalu baik—"

"Nggak, Jaemin. Harusnya gue yang maaf—"

"Udah udah cukup."

Jaemin membuka tangan, menyuruh Chaewon berhenti ngomong karena tau perdebatan ini nggak bakalan selesai.

"Udah ya maaf-maafan ya? Ini bukan lebaran plis."

Ocehan Jaemin bikin Chaewon terkekeh. Keduanya jadi tertawa bersama setelah sekian lama.

Ah, Chaewon rindu saat-saat seperti ini.

Rindu sekali.






"Chae,"

"Apa, Nana?"

Jaemin mengulurkan kelingkingnya, digerakkan pelan ke arah Chaewon. Ngajakin pinky promise.

"Temenan lagi?"

Gadis itu mengangkat alis. Ia menghela napas panjang, dengan yakin membalas kelingking Jaemin. Saling mengaitkan kedua kelingking sambil tersenyum.

Chaewon udah yakin, kalau perasaannya untuk Jaemin memang cuma sesaat.

Dan sudah hilang.

. . .

dengan kak nana selesai
siapa besok?

hint: pacarq

to all the boys i've loved before. ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang