(14) a lovely villain

716 163 47
                                    









"Gue liat-liat seminggu ini lo gonta-ganti cowok ya."

"Anjir, lo merhatiin gue ya kak."

"Ya gimana, lo kan adek gue."

"Cuih."

Chaewon mendecih keras, melengos dari wajah kakaknya.

Kim Younghoon emang kadang senajis itu kalo ngomong.

"Dih, serius gua. Lo ada apa deh sama cowok-cowok itu? Mana gue liat lo sempet jalan sama mantan lo si Yunseong itu kan?"

"Kepo banget sih. Gue tuh cuma menyelesaikan masalah berturut-turut. Huh, itu emang pelakunya sialan banget." Ucap Chaewon menggebu-gebu. Keliatan marah banget karena sampai sekarang dia nggak tau siapa yang bisa tau surat-suratnya.

Mana sampe ngirim lagi. Udah gak bener itu orang!

Younghoon melirik, jadi diam. Cowok jangkung itu berdeham, mengusap lehernya tanpa alasan.

"Masalah apa deh? Kenapa sih emang?" tanya Younghoon, taruh atensi penuh pada si adik yang menggerutu sambil mukul bonekanya.

Iya. Posisi lagi di kamar Chaewon. Younghoon sebenernya punya kamar sendiri, tapi lagi ngadem aja. AC di kamar adeknya ini lebih dingin.

"Lo bisa jaga rahasia gak, kak?" tanya Chaewon meragu.

"Halah, lo ngompol gak ada yang tau selain papa mama. Aman deh rahasia lo di gue. Suer."

"Si anjir, ya berarti bisa ya?"

"Hahaha, bisaaa. Apa sih emang?"

Chaewon mendengus pelan, "gue tuh suka nulis surat cinta gitu kak, tapi gak pernah gue kirim."

"Lah napa?"

"Ya gue takut ditolak lah," Chaewon jadi sewot, "gue takut bakal menghadapi malu seperti itu. Makanya gue nulis, tapi gue simpen sendiri. Sampe perasaan itu ilang."

Younghoon mendengarkan dengan seksama, "percuma dong lo nulis surat?"

"Iya sih, tapi harga diri gue lebih penting!" seru Chaewon masih mempertahankan argumennya.

"Iya iyaaaa, terus masalahnya di mana?"

"Surat-suratnya ilang, dan ternyata kekirim sama cowok-cowok yang pernah gue suka..."

Chaewon melipat bibir, menahan malu. Bahkan sampai sekarang, setelah semuanya selesai, rasa malu itu masih ada.

Gadis berponi itu nggak liat kalo Younghoon manggut-manggut berusaha tahan tawa.

"Lah? Kacau dong? Terus gimana? Jangan bilang cowok-cowok yang seminggu ini sama lo tuh cowok yang pernah lo suka!?" tanya Younghoon, mendadak jadi panik.

Atau sok-sok panik, nggak tau deh.

Chaewon mengangguk lemas. Tiba-tiba meneteskan airmata, menutup wajahnya yang mulai menangis.

"Heh heh HEH KOK ADEKKU JADI NANGIS?"

Younghoon panik banget. Langsung bangkit dari posisi rebahannya, meringsut mendekat ke Chaewon dan memeluk adiknya yang masih terisak.

"Lo disakitin!? Lo ditolak mentah-mentah!? Ada yang kasar sama lo!? Bilang!"




"Nggak... huhuhu... Gue tuh malu..."




Chaewon masih terisak. Menghapus airmatanya yang terus keluar.

Ngerti gak sih, kalo malu yang bener-bener malu banget sampe mau nangis? Ya ini yang Chaewon rasakan sekarang.

Sebenernya sejak Jaemin nemuin dia, sampai insiden dia ikut kabur bareng Yunseong itu Chaewon udah nahan-nahan rasa malunya. Bahkan dia kepikiran buat nggak masuk sekolah.

Tapi di depan Younghoon, Chaewon nggak bisa nahan diri untuk nggak nangis.

"Mereka... ada ngetawain lo?" tanya Younghoon hati-hati.

Chaewon menggeleng pelan. Kini membiarkan Younghoon yang menghapus airmatanya. Cewek itu memajukan bibir bawahnya.

"Gak ada yang jahat sama gue. Mereka tuh baik-baik. Mereka emang gak nolak atau nerima gue, malah ngajak temenan. Tapi guenya yang malu gitu... huhuhuhu.... rahasia gue yang bahkan Chaeyeon aja gak tau... huhuhu....."


Ya elah.


Younghoon udah pasang wajah datar. Paniknya udah sia-sia. Dia kira Chaewon terluka atau gimana. Ternyata murni dari rasa malunya sendiri.

Tapi gimanapun, Younghoon tetap menenangkan adik semata wayangnya itu biar tangisnya mereda.

"Udah udah cup cup cup. Penting masalah lo kelar, lo udah gak ada beban di hati. Tau gak dek? Kalo semisal lo masih mendem sampe besok-besok lo gak bisa ketemu mereka, lo bakal nyesel." Ucap Younghoon, setelah Chaewon mulai tenang dan menjauh dari pelukannya.

"Kok bisa nyesel?"

"Ya karena lo gak pernah tau isi hati mereka. Sekarang rasain lagi deh. Lo emang malu-semalu-malunya, tapi di hati rasanya lega kan? Kayak plong gitu,"

Chaewon terdiam, lalu tanpa sadar mengangguk.

"Bener juga ya kak. Hati gue legaaa gitu, kayak gak ada beban yang harus disembunyiin. Gue juga gak harus bohong lagi sama Chaeyeon."

"Nah itu maksud gue! Sekarang malah asyik kan, temen-temennya jadi banyak? Malah tambah sama yang populer banget itu siapa namanya? Hyunjin sama Felix. Beuhhh bahagia hidup lo dek! Lo harus terima kasih sama gue!"

"Hah? Terima kasih sama lo? Kenapa?"

Chaewon mengernyit sempurna. Tatap bingung Younghoon dengan mata sembab. Sementara kakaknya itu cengengesan, dan mulai berdiri.

"Soalnya...

























GUE YANG NGIRIM! HAHAHAHAHAHAHA MAMPUS CHAEWON MALU DI SMA HAHAHAHAHAHAHAHAHA!"






















"ANJ—KAK YOUNGHOON JADI ELO!??? SIALAN! KAK YOUNGHOON JANGAN LARI! GUE ADUIN MAMA YA LO!"

. . .

aku tiba" bingung

apa chaewon sama aku aja ya

to all the boys i've loved before. ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang