Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Chaewon ngapain?"
Suara itu membuat si cewek menoleh, agak tersentak liat cowok itu berjalan mendekat.
"Weh, Jeno?"
"Hmm, itu Chaewon kenapa, Chaey?" tanya Jeno, berdiri di samping Chaeyeon yang menatap lapangan luas, di mana Kim Chaewon sibuk berlari pelan.
"Lagi dihukum, lari muter lapangan."
"Dia ngapain sampe dihukum?"
"Telat, lupa bawa buku tugas juga. Pak Donghae serem cuy, bapak lo." Kata Chaeyeon memberi tau.
Jeno menghembuskan napas kasar, "berapa puteran?"
"Sekali putaran, setengah putaran, bersihkan sel kulit mati dan kotoran," Chaeyeon jadi nyanyi, meragain iklan facial wash sambil tertawa sendiri. "HAHAHA ituuu, 20 puteran kayaknya."
"Ini udah yang ke?"
"Sepuluh, Chaewon hebat juga suruh lari gini. Mana tadi sempet jatuh. Terus tuh ya tau gak Jen, Chaewon tadi——LOH JEN MAU KEMANA!?" Chaeyeon jadi terbelalak, liat Jeno mulai melangkah, berlari kecil memasuki lapangan.
"Lari siang."
Cowok itu berujar kalem, agak mempercepat lari, menyejajarkan diri di samping cewek yang terengah-engah sambil mengumpat.
"JENO!? NGAPAIN?" tanya Chaewon kaget, tiba-tiba Jeno muncul kayak jin.
Gak. Gak ada jin seganteng Lee Jeno.
"Mau lari."
"Lo dihukum juga?"
"Nggak tuh."
"Terus ngapain lariii???"
"Gak papa Chaewon, gue mau nemenin lo."
"Hah?" Chaewon blank, lalu cepat-cepat menggeleng. "Gak gak! Balik sana! Jangan ikutin gue!"
"Ya kenapa sih? Kan gue yang mau, bukan lo yang ngajak."
"Ya tapi orang liatnya lain, Jenooo~ udah ya lo gak usah lari? Hari ini panas lho!" Seriusan Chaewon gak mau orang-orang liat mereka berdua gini, terus nganggepnya yang nggak-nggak.
"Alah orang lain lo pikirin, tapi gue enggak."
"Hah apa?"
Chaewon mengernyit, agak menyipitkan mata, susah liat wajah Jeno karena terik matahari. Tadi dia kayak denger Jeno masih bales omongannya, tapi apa ya?
Jeno mendecak. "Gak jadi."
Chaewon mendengus, kini melengos kembali mempercepat larinya. Mengabaikan tatapan orang-orang yang mulai datang karena eksistensi Lee Jeno di sampingnya.
Sumpah Chaewon gak nyaman.
"Eh eh Chae bentar!"
Jeno mendadak menahan lengannya, nyuruh dia berhenti.
"Apa?"
Bukannya dijawab, Jeno malah jongkok. Menarik kaki Chaewon, mulai menali tali sepatu si gadis yang lepas.
"Kalo talinya copot tuh ditali dulu. Lo udah jatuh, mau jatuh lagi?" Jeno mengomel. Tangannya mengikat dua kali tali sepatu Chaewon agar nggak mudah copot. Nggak tau si gadis terperangah dengan wajah yang memerah.
TOLONGINI DI LAPANGAN!??
"J-Jeno udah ih, gue bisa sendiri." Kata Chaewon sambil menarik kakinya. Tapi Jeno masih ngeyel, kembali narik kaki Chaewon dan ganti mengikat tali sepatu di kaki yang lain.
"Kalo bisa sendiri kenapa gak daritadi?" tanya Jeno sembari mendongak. Mata sipitnya makin menyipit, halau sinar matahari yang sedang terik-teriknya.
"Y-ya kan... gak ada waktu..."
"Halah, alesan."
Jeno selesai mengikat tali sepatu Chaewon, kemudian berdiri. Ia mendekat, tersenyum tipis pada si gadis yang masih blank. Benar-benar belum bisa mencerna apa yang terjadi kini.
Tangannya terangkat, tepuk pelan kepala Chaewon.
"Ayo lari lagi!"
Jauh dari situ, di antara siswa yang menonton Jeno dan Chaewon itu, ada satu yang tak bergeming. Menatap datar keduanya yang entah kenapa membuatnya panas.
Yang nggak lama ia mendengus, berbalik menjauh pergi dari sana. Membawa pocari sweat dan secarik surat yang ia persiapkan, hanya untuk Kim Chaewon.
Dear Chaewon Kim.
gueliatakhir" inilodeket sama banyakcowok ya mau jujur, guecemburu. sorry guecupu. gak beranideketinlo kayak yang lain. kenapa? takut aja haha. takutlo gak bisanerimague. guetakutlonolakgue, Chaewon. tapibeneran, gue mau deket sama lo. lebih dari semuacowok yang deket sama losekarang.
i wanna make you my lover, hehe.
p.s : pocari sweat buatlo yang abislari, jangansampesakit!