*FLASHBACK*
Hembusan angin senja hari menambah menawannya lukisan Tuhan di taman itu. Angin musim gugur yang membuat bunga-bunga dan daun-daun jatuh dan lepas dari sangat tangkai pemiliknya.
"Apa ini sakit?"
Lantunan suara lembut terucap dari bibir seseorang yang meraba batang pohon sakura yang sudah berusia puluhan tahun.
"Masih ada matahari dan air yang menemaninya untuk menunggu tumbuhnya bunga dan daun itu..." jawab seseorang yang ada di sana membalas lantunan kalimat pemilik suara lembut itu.
"Benarkah? Apa kau yakin?" tanyanya lagi.
"Tentu. Dia tidak akan merasa sakit, karena dia adalah sebatang pohon yang kuat..." jawab seorang namja bersuara bass sembari memeluk seseorang di depannya yang masih menampakkan wajah sendu menatap daun-daun yang berjatuhan.
"Apa aku bisa seperti pohon ini?" lirihnya.
Namja bersuara bass itu mengeratkan pelukannya sambil menghirup aroma vanilla dari tubuh kekasihnya.
"Percayalah... eomma pasti akan merestui kita, Joongie..." balasnya tidak kalah lirih. Mencium singkat leher jenjang milik kekasihnya.
"Aku tidak yakin, Yunnie..."
Namja bersuara bass tadi dengan cepat membalikkan tubuh namja di depannya. Namja yang sudah menjadi kekasihnya sejak tiga tahun lalu.
"Wae? Kau menyerah?"
Namja cantik itu menggeleng.
"Aniya, hanya saja aku merasa tidak yakin..." jawab namja cantik itu memberikan senyumannya.
"Aku berjanji, sebentar lagi kau akan menjadi seorang bermaga Jung. Jung Jaejoong ..."
Namja cantik bernama Jaejoong itu menyunggingkan senyumannya.
"Aku harap, Yunnie..." balasnya memeluk erat namja tampan itu.
Namja yang sangat ia cintai melebihi ia mencintai dirinya sendiri.
'Aku sangat mengarapkan itu Yunnie...'
"Saranghae..." lanjutnya sembari kembali mengeratkan pelukannya.
Yunho tersenyum.
"Aku tahu..."*END OF FLASHBACK*
"Kim Jaejoong! Aku tidak menggajihmu untuk melamun!!"
Jaejoong tersentak saat mendapat teguran dari sang manager.
"Mianhe ajhuma..." balas namja cantik itu sambil membungkukkan badannya beberpa kali.
"Jika kau melakukannya lagi, aku akan menmotong gajihmu" tegas wanita setengah baya itu.
Jaejoong hanya bisa membungkukan badannya. Sambil terus melontarkan kata maaf.
Wanita itu mendecak kesal.
"Cepat antarkan pesanan ini!!" titahnya.
Jaejoong meganggukkan kepalanya dan degera mengambil jus strawberry milik pelanggannya. Tidak lupa ia meruntuki dirinya yang bisa-bisanya melamunkan hal dua tahun lalu di saat ia tengah berkerja."Fallen Leaves" nama tempat itu. Sebuah tempat yang memilikin toko, café dan juga restaurant yang khusus menyediakan buah segar dan aneka olahan buah yang juga sangat menyegarkan. Tempat namja cantik itu mengangtungkan hidupnya sebagai seorang pelayan.
"Tuan, ini pesanan anda..." ucapnya ramah kepada sang pelanggan yang sedang membelakanginya.
"Yunnie!!" pekiknya riang saat pelanggan itu membalikkan tubuhnya.
"Ah, kau Jae.." balasnya singkat sambil memainkan ponselnya.
"Kau mengunjungiku Yunnie? Aku sangat merindukanmu..." riangnya mendekati namja yang masih berstatus menjadi kekasihnya.
Yunho menatap Jaejoong sekilas.
"Aku memiliki janji dengan seseorang di sini..." jawabnya acuh.
Jaejoong menautkan alisnya. Terlihat jelas raut wajahnya kecewa dengan jawaban dari Yunho. Dan juga ia sedikit bingung dengan perubahan sikap Yunho dua tahun terakhir ini.
"Apa kau tidak merindukanku, Yunnie?" Tanya Jaejoong lirih.
"Jangan konyol, Jae. Kau mengirim e-mail padaku setiap hari"
Jaejoong terdiam.
"Ara,tapi aku sangat merindukanmu..."
Yunho menaruh kasar ponselnya sambil menatap namja cantik yang sedang menundukkan kepalanya dalam sembari memluk nampan.
"Ja..."
"Oppa!!"
Yunho mengehentikan kalimatnya saat seorang wanita muda memanggilnya.
Ia menoleh kemudian memberikan senyumannya.
"Apa kau lama manunggu, oppa?" tanyanya saat sudah berada di depan Yunho.
Namja tampan itu menggeleng.
"Aniya, aku baru saja memesan minuman.."CUUPP
Jaejoong melebarkan matanya saat melihat wanita itu mengecup pipi kekasihnya.
"Itu permohonan maaf dariku oppa..." bisiknya menggoda.
Yunho tersenyum.
"Gwenchana, duduklah Ahra..."
Wanita muda itu tersenyum kemudian mengambil posisi duduk berhadapan dengan Yunho.
Sekilas Ahra menoleh kearah Jaejoong yang mematung.
"Kau pelayan di sini, bukan?" tanyanya.
Jaejoong tersadar dan menganggukkan kepalanya.
"Aku ingin jus melon..."
Jaejoong menganggukkan kepalanya.
"Arraseo, mohon tunggu sepuluh menit nona..." ujar Jaejoong sopan, membungkuk kemudian berlalu pergi.
"Ada apa,Ahra?" Tanya Yunho saat melihat wanita itu menyeringai kearah Jaejoong.
"Aniya..." balasnya.
Yunho mengerutkan keningnya.
"Oppa, bagaimana? Apa kau menyetujuinya?" Tanya Ahra.
Yunho mengela nafas. Merilekskan tubuhnya dan tidak lupa memasang wajah datar. Membuat Ahra menatapnya dengan penuh harap.
"Kau tahu aku tidak akan bisa menolak permintaan eomma. Aku menyetujuinya..." ujar Yunho tersenyum.
Ahra menyunggingkan senyumannya.
"Aku tahu oppa tidak akan menolak, gomawo oppa..." ucap Ahra berdiri kemudian memeluk Yunho.
"Saranghae..." bisiknya.
"Nado..."
"Ehm.. permisi..."
Ahra mengumpat kesal saat ia harus membatalakan tautan bibirnya kearah Yunho kala Jaejoong datang.
"Mwo?" Tanya wanita itu ketus.
"Ini pesanan anda, nona...."
"Kau bisa menaruhnya, tanpa mmanggilku!!"
"Mianhe... maafkan aku nona.."
"Sudahlah Ahra..."
"Dia merusak suasana hatiku oppa!" runtuk Ahra kesal.
"Untuk apa kau masih di sini? Pergilah!!"
Jaejoong tertegun. Lagi-lagi Yunho membentaknya. Apa salah jika ia ingin lebih lama melihat kekasihnya? Ia sangat merindukan sosok namja maskulin itu setelah Yunho pergi ke Jepang beberapa waktu lalu tanpa memberinya kabar.
"...mwo?" tanyanya masih tidak mempercayai bentakan Yunho.
"Aku menyuruhmu pergi, Kim Jaejoong!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLEN LEAVES
FanficFallen Leaves. Ketulusanku padanya saat ini menjadi sia-sia Hidupku yang selama ini hanya ku gunakan untuk mencintainya, Menjadi hal yang tak berarti... Sekarang dia telah pergi, memilih pergi bersama cinta barunya 'Aku tak mencintaimu lagi' Itu al...