3.Revan is troubling 🌻

182 140 61
                                    

Hallo Athalia is back

Voment nya beib =_=

"Kekecewaan hanyalah cara Tuhan untuk mengatakan 'Aku punya sesuatu yang lebih baik'. Sabar, jalani hidup, miliki iman!"

-Athalia putri-

🌻 Happy Reading 🌻

◕◕◕

"Hai Van, kira aku kamu gak bakal jemput." sambut Utari sambil memeluk Revan yang baru saja sampai rumah nya.

Revan membalas pelukan nya. "Gak mungkin lah aku gak dateng, aku gak mau kamu naik angkutan umum."

"Yasudah yuk Van masuk, aku mau ambil barang-barang sekalian pamit sama Ibuk, Ayah." sela Utari sambil melepas pelukan.nya.

Revan mengangguk. "yuk!"

Kini Revan sedang memasukkan semua barang-barang yang dibawak Utari ke dalam bagasi mobil.

"Udah semua nih Tar, apa mau langsung berangkat?" tanya Revan.

Utari mengangguk. "Hm... langsung berangkat aja deh." udah terlihat jelas dari wajah Utari gadis itu sangat semangat, ingin buru-buru melihat indah nya Jakarta.

"Ibuk, Ayah Utari pamit dulu ya ke Jakarta, Ibuk sama Ayah harus jaga kesehatan." pamit Utari sedih.

Wanita paruh baya itu langsung memeluk Utari, dan langsung di balas Utari. "Iya Nak, kamu hati-hati ya disana, jaga kesehatan juga, kalau ada apa-apa kabarin Ibuk sama Ayah." kata wanita paruh baya itu sambil melepas pelukan dan meneteskan air mata.

Utari mengangguk sambil tersenyum. "Ibuk jangan nangis, nanti kalo Utari udah punya penghasilan, Utari bakal jemput Ibuk sama Ayah." wanita paruh baya itu tersenyum rasanya tak rela jika ditinggal putri semata wayang nya ini.

Kini pria paruh baya itu menatap lekat Revan. "Van, kamu jaga Utari ya? Om titipin Utari sama kamu." pesan Ayah Utari.

Revan mengangguk. "Siap Om, insya Allah Revan jagain Utari disana."

"Om percaya sama kamu." kata Ayah Utari sambil menepuk pelan pundak Revan.

"Yasudah kalau gitu Utari pamit ya Buk,Yah." ucap Utari sambil melambaikan tangan.

"Hati-hati, Nak." Utari mengangguk sambil tersenyum.

Mobil Revan meleset pergi dari pekarangan rumah Utari menuju ke Jakarta.

◕◕◕

tok...tok...tok...

Suara ketukan pintu dari luar rumah keluarga Abraham.

"Eh... ada Den Gio, ada apa Den?" tanya Bik Astik pembantu kepercayaan keluarga Abraham.

"Lia nya ada Bik?" tanya Gio seraya celingak-celinguk.

Bik Astik menggeleng. "Gak ada Den, tadi si Non Lia pergi sama temen nya."

Gio mengerutkan keningnya bukan nya Thalia cuma berteman dengan Raya, Nara dan Aina dan mereka juga sekarang sedang ada di markas BLACKCARLOS. "Nama nya siapa Bik?" tanya Gio penasaran.

"kurang tau Den, tadi sih Bibik tau temen nya Cowok, terus badan nya lumayan tinggi lah kayak Den Revan." jelas Bik Astik.

Sepertinya Gio harus menanyakan ini ke Raya.

"Oh... yasudah Bik Gio pamit dulu."

"Iya Den hati-hati."

◕◕◕

Selepas pulang dari rumah Thalia tadi Gio langsung balik ke markas, untuk menanyakan perihal laki-laki yang pergi bersama Thalia.

"Bro dari mana lu?" tanya Angga saat Gio mengambil duduk di dekat nya.

"Kepo lu." sahut Bima, cowok itu sedang memainkan game online nya.

"Raya, emang Lia punya temen deket Cowok?" tanya Gio pada Raya yang sedang meng-scroll Tik Tok.

Raya menggelang. "Kek nya enggak sih, Lia gada temen Cowok selain kalian deh ya kan Nar, Na." jawab Raya seraya menatap kedua sahabat nya.

Nara dan Aina mengangguk. "Iya, emang nya kenapa Gi?" tanya Aina.

"Gak papa." jawab Gio.

"Serius gak papa, gua baru kali ini tau seorang Gio Anggara kepo in dunia pribadi si Lia." ucap Nara membuat Gio bungkam.

"Jangan-jangan?" cibir Petra.

"LU SUKA YA SAMA Lia." tuduh Daffa sambil teriak.

"Gak usah ngadi-ngadi lu, sialan." sorot mata tajam Gio sudah luar.

Yang benar saja seorang Gio Anggara menyukai pacar sahabat nya sendiri. Jika itu benar wah judul sekarang di ganti menjadi cinta segitiga.

"Siapa tau ya gak." stt sepertinya Daffa sedang kehilangan akal, tidak liat apa Gio sudah naik pitam.

"Lu tu kalo ngomong bisa disaring gak, Ha." bentak Gio langsung menarik kerah baju Daffa, pria terbawa emosi, rahang nya mengeras, mata nya melebar, dan kulit nya memerah. Ntah kenapa Gio jadi sensi sekarang.

Arsya langsung memisahkan kedua nya. "Stop... udah gak usah berantem disini, Gi udah Gi." tegas Arsya langsung manarik pundak Gio, dan Bima menarik pundak Daffa agar mereka saling menjauh.

Rasa takut terlukis diwajah Raya, Nara dan Aina, badan nya bergetar, mereka baru kali ini melihat, Gio semarah ini. Apalagi Raya yang sudah lama menyukai Gio, baru kali ini gadis itu mengetahui sisi lain Gio saat marah. Hiii seram...

"Petra, Angga, Bim, bawak Raya mereka pergi dari sini." kata Arsya di balas anggukan dari ketiganya.

◕◕◕

Ditengah kamar disinari lampu tumbler kuning ke emasan. Thalia sedang merenungi dirinya sendiri, dari tadi pikiran nya ke Revan. Kemana Revan? Apa Revan masih di perjalanan? Apa Revan sudah makan? Dan kenapa Revan tidak mengabari saat dia sampai tujuan? Arghhhhh...

Sungguh kepala Thalia pusing memikirkan itu semua. Sesibuk itu kah Revan, sampai lupa memberi kabar? Sepertinya iya, dia lebih penting kegitan dan sahabat nya dibanding dirinya yang ber status pacar.

Thalia berminat menghubungi Revan duluan, namun tidak ada jawaban nya. Sudah lah Thalia melupakan niat untuk menghubungi Revan, pasti besok Revan menjemput nya sekolah, dan ia bisa tanya-tanya kemana saja Revan sampai tidak mengabari nya.

◕◕◕

-to be continued-

gaes jan lupa tinggalkan
jejak kalian ❤️

I don't know what to say, thanks for those who have read luv u 😙

Ngefeel gk? Gk ya...
Yasudah nikmati aja alurnya

Moga like ya!!!

See u next chap 😙

By: A M B A R
Ig: @ctandh_

A & A (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang