Prolog

11 3 0
                                    

"Ran, menurut lo Sofia orangnya kayak gimana?" Tanya Reno dengan senyum yang tak luntur sedari tadi.

Rania menoleh, "lo beneran suka sama dia Ren?" Tanyanya skeptis.

Senyum Reno luntur lantas mendelik dan berdecak menjawab pertanyaan Rania "kenapa lo? Cemburu ya?"

Rania terkekeh sebelum menjawab "iyalah, nih bunga amarilis oren buat lo, udah suka sama gue belum?"

"Yah lo gimana si Ran, gue kan lagi naksir Sofia" Reno mendengus malas, tapi tak ayal diambilnya bunga itu.

"Hahaha, udah ke 15 kali loh ini Ren gue nyatain dan nanya, kapan ni lo mau jawab iya?"

"Never"

Rania hanya tersenyum dan tak membalas lagi.

Tok tok tok

"Masuk aja mah" teriak Reno dari dalam.

"Ren, Ran, ayo makan siang dulu, tante udah selesai masak loh" ajak mama Reno.

Mereka saling pandang, dan di detik ke-3 mereka sudah balapan menuju ruang makan.

"Yeay gue menang hore" teriak Rania sembari berjungkrak-jingkrak di dekat meja makan.

"Lo cuma beruntung kali ini" kata Reno mendengus sebal.

Mama Reno yang baru saja turun dari tangga itu terkekeh melihat anaknya dan anak tetangganya berdebat seperti anak kecil.

"Pemenang akan dapat satu gelas es teh manis buatan pesaing yang kalah, horeeee" kata mama Reno sembari bertepuk tangan riang.

Rania yang sudah duduk di kursi meja makan pun turut berteriak kegirangan dan mendorong-dorong bahu Reno yang berada disebelahnya menyerukan "cepet buat!"

Dengan malas dan terpaksa Reno akhirnya membuatkan es teh manis untuk Rania.

Makan siang berjalan lancar

Bumi, planet ke-3
TA

155Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang