Gue kan super hero, memberantas penjahat hati kayak lo!
-aku-Hari berjalan begitu cerah. Awan menutupi matahari sesekali, menjadikan teduh untuk lalu-lalang orang di lapangan sekolah yang ketika siang hari bisa saja membakar kulit para siswi.
Kini Rania, Reno, dan Aldo tengah duduk di selasar kelas. Mereka meleseh menghadap jalan koridor.
Rania yang tengah mengipasi wajah mengenakan buku itu memulai pembicaraan. "Jus mangga enak nih kayaknya Ren!" Tersenyum jahil ia mengerlingkan matanya.
Reno mendengus, tak ayal ia juga berdiri melangkah menuju kantin.
"REN! NITIP AER BENING YAK!" Teriak Aldo di langkah ke 7 Reno.
Yang diteriaki tak berbalik. Tetap berjalan menuju kantin.
Reno merebahkan kepalanya di atas paha Rania. Dan Rania kini ganti mengipasi Aldo sembari mengusap kepalanya. Mereka terlihat seperti orang pacaran!
Memang begitu. Aldo teman Reno dan Rania dari masa SMP, jadilah mereka bertiga sering bertingkah layaknya keluarga. Meski sayang orang-orang kerap menyalahartikan mereka.
Rania sudah seperti ibu bagi mereka. Aldo dan Reno pasti selalu datang padanya untuk bercerita dan berkeluh kesah. Dan ia akan memberikan wejangan-wejangan untuk anak-anak angkatnya.
Tapi Reno sering merasa cemburu kala Rania sering memanjakan Aldo ketimbang ia. Dan saat itu pula Rania harus sabar menghadapi kelakuan keduanya yang akan bertengkar.
"Lo gak mau cari cewek gitu Do?"
"Ogah ah. Sama lo aja."
"Idih. Masa SMA lo gak seru nanti."
"Emang masa SMA lo seru?"
Rania diam. Tak menemukan jawaban.
"Nanti sore gue potong rambut lo sampe pitak!"
"Jangan dong Ran! Lagi trand ni gaya rambut gue!" Katanya memohon.
"Dasar!"
"Eh, tapi sore jadi kan ke rumah lo?"
"Jadi. Ada bang Dito di rumah."
"Asik! Dah balik dia?"
"Menurut lo?!"
Aldo hanya cengengesan.
"Reno lama banget!"
"Itu dia lagi ke sini dodol! Di ujung koridor!" Rania ngegas.
"Oh, gue kan gak keliatan!"
"Dasar kaum rebahan!"
"Nih!" Reno menyodorkan jus mangga pesanan Rania beserta air mineral milik Aldo.
"Thanks ya Ren." Kata Aldo.
Reno menyingkirkan kepala Aldo dari pangkuan Rania. Menggantikannya dengan kepalanya sendiri. "Punya lo bayar!"
Aldo yang tengah memerbaiki posisi duduk hanya mendengus.
"Sore ke rumah." Kata Rania mengingatkan Reno.
Reno hanya berdehem. Memejamkan mata menunggu bel pulang berbunyi.
Tak terasa kini mereka tengah berada di area parkir setelah bel pulang berkumandang.
"Lo barang siapa Ran?" Tanya Aldo.
"Gue sama Reno aja."
Reno meringis. "Sorry Ran, gue nganter Sofia dulu. Lo sama Aldo aja ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
155
RandomRania suka semua jenis bunga, tapi satu hal yang amat Rania suka daripada semua koleksi tanamannya di halaman rumah, yaitu Reno. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Dengan kata yang tak sempat diucapkan. Kayu kepada api yang menjadikannya abu. A...