Bagian paling menyenangkan dalam hidup adalah menghabiskan waktu bersamamu.
-aku-"Ren, jus mangga 1 ya!" Teriak Rania dari meja kantin paling pojok dengan senyum tengil yang ia layangkan pada Reno.
Reno ingat, ia berjanji menraktir Rania jus mangga selama seminggu. Dan kini ia benar-benar menyesal telah berjanji begitu. Kenyataannya Rania juga memperbudak ia di kantin sekolah. Benar-benar membuat dongkol.
Aldo yang satu meja dengan Rania pun terkekeh. "Dia royal ya Ran."
Rania ikut terkekeh. "Hutang harus dibayar!"
Masih dengan kekehannya ia menebak. "Misi mendekati Sofia anak kelas sebelah?" Menaikkan satu alis dengan gaya yang terkesan cool.
"Bukannya emang selalu gitu?" Rania mengedipkan sebelah matanya.
Kali ini Aldo bertanya dengan senyum yang asimetris. "Jadi, lo di-friendzone-in?"
Rania terkekeh dan menjawab, "plus neighborzone juga btw."
Aldo tertawa ngakak memukul meja. "Bisa-bisanya lo tahan begitu!"
Rania mengedikkan bahu acuh. "Gue itu reinkarnasi Wonder Woman tau!"
"Eh tapi, Reno tau perasaan lo?" Aldo benar-benar kepo to the bone.
Rania mengangguk. Mengawasi Reno yang tengah berdesakkan memesan di stand penjual jus.
"Kok bisa pertemanan lo ga ancur? Dari sinetron yang gue tonton adegan begitu selesainya canggung."
Rania menatap Aldo. "Kita beda. Gue sama Reno udah temenan dari kecil. Awalnya emang iya, Reno ngehindarin gue. Tapi ya gue ngajak dia berpikir dewasa."
Aldo melotot. "Astagfirullah Ran! Tobat lo mikir yang ++ heh!"
Rania ikut melotot, menggeplak kepala Aldo tak terima. "Bukan mikir yang begitu yaampun! Maksud gue berpikir kayak orang dewasa yang bisa ngadepin masalahnya pake kepala dingin! Bukan dewasa yang ++ dodol!"
"Adoooh ampun Raaan!!!" Teriak Aldo melindungi kepalanya yang masih saja digeplak oleh Rania, bahkan sesekali rambutnya dijambak.
Rania melepaskan Aldo. Ia berkacak pinggang. "Mulut dan otak lo harus di ruqyah!"
"Gue kan gatau! Ya lo ngomongnya ambigu sih!" Kata Aldo nyolot.
Rania melotot. "BERANI LO SAMA GUE HAH!!"
Aldo ikutan melotot. Ia buru-buru mengangkat tangannya menghentikan Rania yang apabila Ia terlambat 1 detik saja tubuhnya bisa remuk redam.
"Bukan gitu Raniayang! Intonasi gue tadi meleset gara-gara lidah gue kepeleset, suerr!!" Kini Ia membentuk jarinya menjadi tanda peace.
Belum sempat Rania kembali memaki Aldo, Reno datang membawa pesanan mereka. Dengan masih berdiri di meja antara Rania dan Aldo, Ia berkacak pinggang.
"Enak banget lo berdua! Gue capek-capek ngantri kalian malah sayang-sayangan!" Ia mendengus.
Aldo tersenyum menggoda. "Kenapa lo? Cemburu yaaa?" Katanya menaik-turunkan alisnya disertai senyum menyebalkan.
Rania terkekeh sementara Reno terus mendengus. Ia duduk di samping Aldo, mulai memakan makanannya. Rania mengikuti langkah Reno disusul Aldo. Acara makan itu sesekali diselingi canda dan tawa.
Sampai sekolah berakhir, Reno melepas genggaman Rania dan mendapat tatapan bertanya. "Kenapa dilepas?" Tanya Rania menatap ke arah Reno.
Reno berdehem. "Hm, Sofia ngeliatin dari tadi." Jawabnya sembari melirik ke arah parkiran.
![](https://img.wattpad.com/cover/254797900-288-k479940.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
155
RandomRania suka semua jenis bunga, tapi satu hal yang amat Rania suka daripada semua koleksi tanamannya di halaman rumah, yaitu Reno. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Dengan kata yang tak sempat diucapkan. Kayu kepada api yang menjadikannya abu. A...