Chapter 4 | Krokot Mawar (2)

3 2 0
                                        

"Hoaamm."

Merentangkan tangan dan menariknya ke depan khas orang bangun tidur. Ia menoleh ke jendela kamar yang telah terbuka, krokot mawar itu mekar.

Reno menoleh melihat jam di dinding kamarnya, jam 9. Pantas saja.

Dipikir-pikir, bagaimana bisa jendela kamarnya terbuka? Apa ada maling? Gawat!!!

Reno berlari keluar kamar mengecek semua sudut rumah. Tak ada maling, perempuan dengan kaos putih itu biang kerok yang membuat pagi Reno jadi semenegangkan ini rupanya. Rania.

"Bedebah lo Ran, gue kira ada maling masuk rumah." Reno kemudian mengambil duduk di kursi yang menghadap pantry.

Rania menoleh, memincingkan matanya.

"Kebo."

Reno menuangkan air ke dalam gelas lalu meminumnya, "gak usah monyong juga kali tu bibir."

Rania yang tengah berkutat dengan masakan itu hanya berdecak malas sebagai jawaban.

"YAALLAH RAN, HARI SENIN! JAM 9 SOBAT!!" Reno histeris menggeplak-geplak meja sembari melotot.

Rania berbalik, "tanggal merah cok, santuy aja kali."

Reno diam, "emang iya?"

"Cek hp lo."

Reno mengikuti ucapan Rania. Benar, sekarang tanggal merah. Ia menepuk keningnya lalu kembali duduk.

"Gue kan gak tau Ran. Gue kira hari ini masuk sekolah."

"Makanya, tanggal, hari, bulan, sama tahun tu dicek terus, biar gak gini, BODOH." Tekan Rania pada kata terakhir.

Reno berdecih, "Najisun, pake ngata-ngatain bodoh segala lagi lo, sok pinter."

Rania merotasikan bola mata sembari berdecak ntah untuk yang ke berapa kalinya, "sadar Bambank, beberapa menit yang lalu lo baru aja ngumpatin gue."

Reno pura-pura memasang wajah tak berdosanya, "emang iya?"

"Gak usah sok polos, muka lo kayak setan."

"REEEN, MASAKAN GUE!!!"

"Hahaha, makanya jangan ngatain orang ganteng bodoh, kualat kan lo."

Rania melotot sembari berkacak pinggang, "gak sarapan lo bambank!"

Reno balas melotot dan berdiri, "enggak Ran elah, bercanda gue. Lo cantik pake banget, kalah Jennie Black Pink juga." Ia menangkupkan tangan di depan dada memohon.

"Gak usah pasang puppy eyes lo, gue masih marah pokoknya. Emang dasar lo manusia gak tau diri!"

Reno kelabakan, ia menghampiri Rania, memegang lengannya dan sedikit menggoyangkannya seperti anak kecil yang sedang meminta mainannya.

"Raaan, sorry, jangan ngambek dong."

Rania menoleh dan tersenyum, ia tak bisa marah lama-lama pada Reno. Ia terkekeh, "gue enggak marah Ren, bercanda."

Reno menggandeng tangan Rania, "gue ikut sarapan dong berarti?" Ia menaik-turunkan alisnya.

Rania tersenyum, "iyaa."

"Sip, gue tunggu masakan lo ya."

"Gak mau bantuin gue lo?"

Reno tersenyum culas, "hehe, enggak dulu deh Ran."

"Dasar! Yaudah sana duduk aja lo, jangan ganggu!"

***

Seminggu telah berlalu. Kini Mama dan Papa Reno sudah kembali ke rumah dan suasans berjalan seperti biasa. Tanpa teriakan Rania, tanpa makian Rania, tanpa pelototan tajam Rania, tanpa ocehan bawel Rania, tanpa cemoohan menjengkelkan Rania setiap detiknya.

Reno melihat ke arah sebrang balkon kamarnya, balkon kamar Rania.

Balkon itu tampak sepi seperti tak ada kehidupan, kemanakah kiranya sang empunya kamar?

Reno membuka ponselnya di bagian aplikasi pesan singkat. Ia mengetikkan pesan pada Rania.

Anda
"Lo dimana Ran? Kok kamar lo sepi?"

Tak ada balasan meski 10 menit telah berlalu. Kerutan halus di dahi Reno terlihat jelas. Tidak biasanya Rania lama dalam membalas pesannya?

Reno berusaha biasa saja, Ia mencoba untuk terus berpikiran positif. Mungkin saja Rania sedang sibuk kan? Atau Bu Inggrit membebani Rania tugas yang tidak terkira?

Bodo amat lah!

Ada satu tujuan di kepalanya saat ini. Stalkerin Sofia!

Ia mulai berselancar di media sosial, mencari jejak digital gadis seangkatam yang disukainya itu dengan teliti.

Sedang membaca username akun instagram di ponselnya, notifikasi pesan singkat dari Rania mengalihkan fokus dan kendalinya.

Rania

"Kenapa lo? Kangen gue ya? ;)"

Reno mendengus.

Anda
"Pingin mie instant buatan lo :)"

Reno terkekeh membacanya, betapa konyolnya Ia.

Rania

"Gue lagi ke rumah Citra, nanti pulang gue acak-acak kamar lo! :*"

Anda
"Gue ancurin koleksi taneman lo!"

Rania
"Wkwk, bercanda beb :*"

Anda
"Iyuh!"

Rania tidak membalas pesan terakhirnya. Reno merasa lega Rania baik-baik saja.

Ia menoleh ke arah krokot mawar di dalam pot seukuran genggaman tangan itu, tersenyum.


Bumi, planet ke-3
Tenggaraldebaran.

155Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang