Prologue

106 25 59
                                    

Diwajibkan Play mulmed di atas biar ada feel apabila membaca :)
Sudah di warn kan buku ku kali ini sad dan konflik nya emang berat 🙂

***

Semua orang bahkan diri kita sendiri tidak menginginkan pengakhiran yang sedih bahkan aku sebagai penulis tidak ingin mengakhiri kisah ini dengan duka.

Namun apa dayanya pabila takdir menginginkan yang berlainan. Dunianya berubah total 180 derajat. Wanita itu menatap dirinya yang berdiri sambil terisak menggigit bibirnya menahan isakan tangisnya keluar. Dia ingin merasakan dirinya wanita yang kuat dan tidak cengeng.

Tangannya sudah berkali-kali mengusap air matanya. Wanita itu berlari dengan kencang seakan maut mengejar. Tidak peduli akan kakinya yang tidak beralas apa pun.

Berlari di batu-batuan yang tajam membuatkan ringisan tidak sengaja keluar dari mulutnya. Nafasnya tercungap-cungap berhenti sejenak merehatkan diri.

Mulai mengusap perutnya yang kini kian lebih sakit dari masa ke semasa karena berlari amat kencang. Matanya tidak sengaja menangkap sosok seorang pria yang membawa seutas tali panjang.

Lelaki itu kian mendekat untuk mencari dirinya. Berfikir sejenak, menyembunyikan dirinya di sebalik semak adalah pilihan yang paling tepat.

Matahari sudah tenggelam berjam-jam yang lalu yang mengartikan sekarang keadaan sekelilingnya adalah gelap-gulita.

'Baekhyun.... kau dimana?' lirihnya memanggil sosok pria itu agar segera datang menyelamatkannya.

Matanya melirik jam yang sudah menunjukkan tepat pukul 11:55 a.m. Merutuk dirinya sial karena tidak mendengari nasihat Baekhyun agar tidak keluar rumah tadi.

'Mungkin mimpiku memang benar. Tepat pada pukul 12:00 a.m aku akan mati'

Tangannya kian mengepal kuat. Berusaha menolak takdir yang sudah berada di hadapan mata. Mula menarik nafasnya dan bangun dari tempat persembunyiannya.

Dirinya sengaja melempar tin kaleng minuman cola ke kirinya yang akan menimbulkan bunyi. Sengaja ingin mengalihkan perhatiannya.

Mulai berlari kencang meninggalkan tempat itu. Mungkin kali ini dirinya bertuah dapat mengelak takdir itu. Namun, merutuki dirinya sial karena tidak sengaja terinjak kaca botol wine yang pecah dan menyebabkan luka yang besar di kakinya.

Badannya rebah. "Ahh... ibu sakittt... ayahh.."

Dirinya malah bukan memegang kakinya namun memegangi perutnya yang kian membesar. Darah mulai mengalir dari bawah kakinya.

"Ahh... tidak..."

"Ini tidak...mungkin..."

Dirinya mulai mencuba bangun karena telah menangkap sosok pria yang mengejarnya tadi mulai menghampirinya dengan mulai memutar-mutarkan tali.

"Mau lari kemana kau.. hahh! Kau sudah banyak menyusahkan aku." teriak lelaki itu dengan kuat sekali.

Wanita itu mulai menjauhkan jaraknya dari lelaki itu. Selangkah pelan demi pelan kakinya berjalan sambil menahan sakit di perutnya yang kian makin memulas. Baju yang mulanya putih kini berubah menjadi warna merah pekat.

Rambutnya kusut, tangannya juga turut terluka apatah lagi dengan kakinya yang terinjak kaca sebentar tadi. Mungkin sahaja sekarang kacanya sudah masuk ke dalam isi telapak kakinya.

'Dimana kau? Kau dimana Baekhyun... hikss. Baru sahaja tadi kau telah berjanji agar melindungiku dan membantuku keluar dari kutukan sial ini.'

'Aku..takut...'

'Takut... akan kematian yang berada di depan mataku ini'

'Tuhan..Aku tahu kau mendengar lirihanku. Bantulah aku'

"Tak ada gunanya kau berdoa sekarang. Kau akan mati. Tiada siapa yang akan menolongmu disini. Malah Tuhan sekalipun! Karena Tuhan yang mengirimi ku agar membunuhmu!!" teriaknya dengan amarah yang meluap.

"Bohong! Kau bohong! Tuhan itu baik! Dia tidak mungkin jahat! Kau menipuku!" bentak wanita itu dengan emosi yang tidak kalah besar.

"Oh benarkah kalau begitu. Mari kita saksikannya adakah Tuhan berada di pihakku atau pihakmu?" balas lelaki itu dan mulai mencekik leher wanita itu menggunakan tali tadi.

Napasnya tercekat. Wanita itu ingin menjerit namun suaranya tidak ingin keluar. Tangannya mulai memukul-mukul dan menjambak rambut lelaki itu namun semuanya tidak berubah.

Aku hanya dapat tersenyum ketika ini apabila pihak baik tidak menyebelahiku.

Namun aku tahu lelaki yang berada di hatiku mencintaiku walaupun dia mengabaikanku sekarang.

Aku masih ingin kau... berada di sisiku sebelum napasku berakhir dan nyawaku hilang.

Mataku kini kian memberat, napas di peparuku kini mengurang. Satu air mata berjaya lolos dari kelopak mataku. Lampu di jalan raya ini padam satu persatu.

'Aku takut.. I'm so afraid..'

Sebelum mataku menutup meninggalkan dunia...

Lelakiku datang.. Baekhyun datang dengan berlari dan nafasnya tercungap-cungap.

"Baek....hyun.." lirihku kecil.

Seakan mataku menangkap sosoknya yang kian mendekat entah dari mana ku mendapatkan kekuatan untuk menggapai tangannya yang mendekatiku.

Namun, takdir berkata lain.

"Maafkan..aku..Tolong maafkan aku. Jangan menemuiku di kehidupan akan datang." katanya sambil terisak menangis dan mulai menusuk perutku dengan pisau.

Mungkin kini aku didatangi malaikat maut...

'Setidaknya terimalah anakmu...Mengapa kau menusuk perutku anakmu ada disitu...'

"Menga...paa? " Mataku total tertutup dan badanku kini rebah di jalan raya dengan darah yang mengalir banyak.

TBC

Gimana story barunya? Ada feel? Komen dibawah yuk votenya jgn lupa ya.

Torn: MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang