Sinar matahari memanasi Bandar Seoul menandakan bahawa pagi telah tiba. Bunyi kicauan burung, hembusan angin pagi dan sinar yang terik melenakan tidur seorang hamba di kamarnya.
Tidurnya yang nyenyak dan tidak bisa diganggu. Ntah, siapa yang bisa mengganggunya apabila tinggal seorang diri di rumah ini tapi kenyataannya tidak begitu.
Tangannya juga ingin memeluk badan kekar seseorang apabila tidur. Deria hidunya juga ingin menghirup bauan lelaki memasuki hidungnya. Tapi itu semua hanyalah angan-angan semata.
Setiap malam dirinya akan mendapati mimpi seakan memeluk seorang pria berbadan kekar yang mengelus punggungnya dan mengatakan bahawa semuanya baik-baik sahaja.
Tangannya meremas rambutnya membuatkan gaya rambutnya yang agak kacau sekarang.
Matanya terbuka dan memukul lehernya yang pegal sedikit. Setelah itu membereskan tempat tidurnya dan segera melakukan rutin pagi.
Berdiri di dalam kamar mandi dan melihat wajahnya. Chaeri menghela napas sejenak.
"Lagi...mimpi itu lagi." Tangannya memegang warna hitam di bawah matanya.
Benar, dia memang tidak bisa tidur karena mimpi itu. Di dalam mimpi itu bahkan lelaki itu mengatakan semuanya baik-baik sahaja tapi kenyataannya terbalik.
Chaeri membasuhi mukanya dan segera bersiap sedia untuk ke kampus. Dia membut roti selai untuk dirinya sendiri.
"Aku pergi ke kampus dulu." gumam Chaeri dari ruang tamu.
"Erm, baiklah" balas Baekhyun yang baru saja keluar dari kamar mandi. Baekhyun sekarang yang hanya menggunakan handuk dan menampilkan badan telanjangnya membuatkan isterinya itu menunjukkan wajah kesal.
Aneh hari ini ada dirumah
Baekhyun dan Chaeri sudah berkahwin satu minggu yang lalu. Mereka berdua telah dipaksa untuk kahwin olah ibu bapa mereka berdia. Apabila Baekhyun ingin menolak dia tidak tega melihat raut wajah ibunya yang terlalu beria akan majlisnya itu.
Kehadiran mereka berdua dirumah ini seperti orang asing. Tidak bersapa malah Baekhyun tidak pernah menyentuh Chaeri.
Hanya kecupan di dahi sewaktu pernikahan dulu dan sekarang wanita itu bagai wujud yang haram disentuh untuknya.
Setibanya Chaeri dikampus dia terus disapa Kai kawan baiknya. Mereka berdia sekarang sedang mengambil kelas Joy ssaem. Guru bahasa English yang sangat baik.
"Kemana kau tadi? Telat sekali masuk ke kelas. Nasib sahaja Joy ssaem yang mengajar sekarang." terang Kai panjang lebar.
"Dimakan hantu putih yang super cuek." jawabnya acuh tak acuh.
"Hantu? Putih? Cuek? Apa itu?" Kai memegang belakang lehernya sambil melirik-lirik mata ke Joy ssaem yang mengajar sekarang. Takut sahaja mereka berdua tertangkap bergosip apabila sedang belajar.
"Malas aku mau bicara tentang hantu itu. Oh kenapa juga aku mau bicara tentang dia?" Chaeri menggelengkan kepalanya kemudian fokus ke Joy ssaem yang sedang mengajar dihadapan.
Setelah beberapa jam mengajar, kelas itu ingin tamat.
"Ok class, so today I'm gonna wrap this class. Aah before I forget, for your project next week I want you all to do an essay about your lovers and send it to me duedate Friday nextweek via email. ( Ok kelas, jadi hari ini saya akan menamatkan kelas. Sebelum saya terlupa, untuk proyek kalian semua minggu hadapan aku ingin kalian semua untuk membuat esei tentang pasangan hidup kalian dan hantar ke aku selewatnya Jemat minggu hadapan via email.)" perintah Joy ssaem itu membuatkan Chaeri mengusap kelopak matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Torn: Memories
FanfictionCerita ini di PRIVATE. Follow dahulu baru bisa baca. Dikala semesta menginginkan takdir berjalan dengan lancar, menerima takdir yang telah diberikan Tuhan yang Maha Esa. Namun tidak dengan kesatuan dua insan yang tidak pernah mengenal satu sama lain...