Ada yang menunggu update-an ku? Spam komennya ya buat kerja keras aku.
Taukan gimana caramya menghargai penulis? Aku ga minta uang 😃👍🏻
***
Biasanya, meski mereka bertengkar, Baekhyun ada saat matanya terjaga, tidur memunggunginya. Tapi malam telah berlalu, dan punggung itu seakan tiada. Baekhyun tak kembali. Itulah yang dirasakan Chaeri.
"Aku tak akan lagi merindukanmu, menunggumu mencintaiku membuatku lelah."
Ia membenamkan wajah diantara sprei yang masih tertata rapi. Membiarkan kasurnya menyerap deraian air mata. Ia tak peduli demgan tubuhnya yang kacau karena semua memang sudah kacau.
Hampir ia terlelap kelelahan jika tidak seseorang memencet tombol penginapan. Demgan wajah yang kusut dan sembab, ia bangkit berjalan pelan lalu membuka pintu itu.
"Tada!"
"Auh!"
"Morning bae, how are you today? Ouh, kau menangis?" reflek tangannya menyentuh wajah Chaeri tapi gadis itu langsung menampisnya.
"Singkirkan tanganmu!"
Dia adalah seorang lelaki tinggi, berambut coklat gelap, memiliki senyuman persegi dengan tahi lalat di hujung hidung putihnya.
"Kenapa kau kesini?" ketus Chaeri.
"Ingin mengajakmu pergi, mandilah!"
Chaeri semakin memperjelas kerutan di dahi, menatap Taehyung hairan.
"Kenapa tiba-tiba? Dan, mengapa mengajakku? Kita kan' baru kenal Taehyung!"
"Ck, kemarin aku sudah bilang panggil aku Oppa, aku lebih tua darimu!"
Chaeri tak sengaja tersenyum samar, lelaki itu
sangat aneh jika sudah memasang wajah marah.
Sejenak, keheningan menyapa. Mereka bertukar
pandang dalam kecanggungan."Dan apa kau akan melihat ketampananku saja?
Jadi cepatlah! Kau sudah melihat videoku
semalam 'kan? Bukankah itu menarik?""Menarik?" ulang Chaeri.
"Kita pergi ke sana, jadi bersiaplah! Aku tidak mau
mengajakmu dengan tampilan seperti ini. Dan ini!
Kau harus pakai ini!"Lelaki itu menodongkan paperbag coklat, lalu
melenggang masuk tanpa permisi. Bahkan
teriakan Chaeri hanya seperti angin yang lalu untuk Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Torn: Memories
FanfictionCerita ini di PRIVATE. Follow dahulu baru bisa baca. Dikala semesta menginginkan takdir berjalan dengan lancar, menerima takdir yang telah diberikan Tuhan yang Maha Esa. Namun tidak dengan kesatuan dua insan yang tidak pernah mengenal satu sama lain...