Chapter 11 : Overprotective

13.6K 1.8K 139
                                    

Banyak sekali peristiwa yang sudah terjadi kemarin, hari ini pun sama. Semua peristiwa mengejutkan terus menerus terjadi kepadaku seorang.

Aku menghela nafas sembari menatap makaron yang berada di atas piring di depanku. Aku mengambil salah satu makaron dari piring dan memasukkannya kedalam mulutku.

"Mataharinya panas sekali hari ini, untung saja aku duduk di bawah gazebo ini" gumamku sembari mengunyah makaron yang berada di dalam mulutku.

Pagi tadi, Vincent tiba-tiba saja datang ke paviliun ku, dia berkata bahwa dia ingin pergi ke ruang makan bersamaku, calon tunangannya. Bahkan sekarang ada rumor aneh yang tersebar di seluruh penjuru istana.

Ini semua terjadi karena sikapnya si keparat gila itu, sial. Dia benar-benar orang yang sangat menyebalkan. Kalau saja dia bukanlah seorang pangeran, aku pasti sudah mematahkan lehernya.

Aku meminum teh dari cangkir lalu mengambil sesendok kue yang disajikan dan memakannya, "aduh lama-kelamaan berat badanku bisa bertambah karena terus makan kue, ini salah patissier istana karena sudah membuat makanan-makanan manis yang sangat enak" gumamku dengan sesendok kue di dalam mulutku

Ngomong-ngomong aku merasa bersalah kepada Aiden karena harus menyerahkan tugasku kepadanya. Dia sendiri juga pasti sibuk, aku disini malah makan kue dengan santainya tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi, aku juga tidak bisa berbuat banyak. Walau aku mendapatkan memori milik Clarissa, aku belum cukup ahli dalam hal-hal yang biasa dilakukan oleh anggota keluarga kerajaan seperti etiket, cara bergaul layaknya bangsawan, dan lain sebagainya.

Aku menghela nafasku sembari menatap ke atap gazebo yang membuatku menyadari bahwa ada seseorang yang berdiri di sampingku, "halo adikku yang manis, sepertinya ada banyak hal yang kamu pikirkan sampai kamu tidak menyadari keberadaan ku di sini" ucap Aiden sembari tersenyum kepadaku yang terkejut melihatnya.

"Kakak! Ada urusan apa hingga anda datang kemari?" Ucapku sembari berdiri dari kursiku dan menatapnya yang tersenyum.

"Ah, salam kepada masa depan kerajaan Leinster, pangeran putra mahkota Aiden Grafton Leinster" ucapku sembari membungkukkan tubuhku dan segera merangkul tubuh Aiden dengan lembut.

"Bukankah aku sudah bilang untuk tidak memberi salam padaku, Clarissa?" ucapnya sembari menepuk lembut kepalaku dengan senyuman di wajahnya.

"Kakak pasti lelah setelah mengurusi rombongan dari kekaisaran, silahkan duduk kak, saya akan meminta pelayan untuk menyiapkan teh" ucapku sembari melepaskan rangkulan ku dan tersenyum kepada Aiden.

"Aku akan terima tawaranmu untuk duduk, tapi tidak perlu menyiapkan teh. Alasanku datang kesini adalah karena mendengar kabar bahwa pangeran Vincent datang ke sini pagi tadi. Apa itu benar, Clarissa?" Tanya Aiden dengan senyuman di wajahnya sembari duduk di atas kursi.

"Ah—iya, itu benar. Dia datang tadi pagi dan bertingkah agak aneh" ucapku sembari memasukkan kue ke dalam mulutku.

"Aku mengerti, besok aku akan datang lebih pagi dari pangeran Vincent untuk berangkat bersama denganmu ke ruang makan" ucap Aiden secara tiba-tiba yang mengejutkanku hingga membuatku hampir tersedak.

"Kakak tidak perlu melakukannya! Saya bisa menanganinya sendiri!" Sahutku sembari melambaikan kedua tanganku di depan dadaku untuk menunjukkan bahwa aku tidak apa-apa.

"Kamu pasti tidak nyaman karena dia mendatangi mu pagi tadi, apalagi dia bertingkah sangat aneh bahkan saat dia pertama kali melihatmu" ucap Aiden dengan seringai yang terlihat menyeramkan di wajahnya.

Aku hanya terdiam menatapnya sembari menyentuh cangkir teh ku dengan perasaan was-was akan tahunya Aiden tentang peristiwa di taman yang terjadi padaku.

The Evil Princess is ChangingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang