~Awal yang Buruk~
Malam hari setelah kepulangan Bingzi Yibo kembali dengan sifat dinginnya dan tidak mau memakan makanan buatan Xiao Zhan lagi. Pagi harinya dia juga menolak sarapan dan tidak mau membawa bekal buatan Xiao Zhan. Yibo memilih sarapan dan makan malam bersama tangan kanannya, Cai Xukun.
Dia dan Xukun makan malam bersama disalah satu restoran favoritnya. Segelas Yuanyang, sepageti carbonara, dan red velvet cake adalah makanan yang selalu Yibo pesan disini. Mereka berdua memang tidak dekat namun untuk urusan makan Yibo pasti akan mengajak Xukun untuk menemaninya.
Drrrttt...
Ponsel milik Yibo berdering disaku celananya. Ia menjeda acara makannya untuk mengangkat panggilan itu.
"Halo?" Suara disebrang sana terdengar menuntut dan begitu tegas.
"Mama ada apa?"
"Kau sedang ada dimana?" Wanita paru baya itu bertanya dengan tegas karena sedang marah.
"Makan malam di luar dengan Xukun"
"Mama sekarang ingin bertanya padamu! Dimana kau membuang kotak bekal yang Xiao Zhan buatkan untukmu?"
"Apa Makasud Mama?"
"Jangan banyak bicara! Sekarang juga kau cari kotak itu...hah hah" Suara Bingzi disebrang sana tiba-tiba terengah-ngah.
"Mama? Mama kenapa?"
"Cepat...bawa kembali kotak itu...pada Zhan!...hah...hah..."
"Mama?"
"Yibo lebih baik kau segera cari kotak bekal itu dan kembalikan pada Xiao Zhan, ibumu drop Yibo, cepat cari!" Kali ini yang berbicara adalah ayah Yibo.
"Tks...baik akan aku cari"Panggilan berakhir. Yibo sekarang benar-benar khawatir dengan keadaan ibunya. Setiap ada masalah sedikit saja penyakit ibunya akan kambuh dan selalu membuatnya resah.
"Tuan ada apa?" Tanya Xukun yang heran melihat perubahan raut wajah Yibo.
"Ibuku drop, aku cari kotak bekal dulu! Kau bayar tagihannya!" Yibo langsung berdiri dan kembali menggunakan coatnya.Dia berlari keluar dari restoran dan memasuki mobilnya terburu-buru. Ia pergi menuju kantornya kembali. Sesampainya didepan gedung kantor yang sudah sepi Yibo segera menuju bagian belakang kantor.
Disana Yibo membuka tempat sampah yang ukurannya sangat besar. Dia mulai mencari kotak bekal yang ia sempat buang beberapa hari kemarin. Semua sampah yang ada di dalam ruangannya sudah dibuang kedalaman tempat sampah besar ini yang nantinya akan dibawa truk jika sudah penuh. Semoga saja sampah-sampah ini masih sampah beberapa hari terakhir ini. Semua sampah sudah ia korek namun dia tidak menemukan kotak bekal itu.
Perjuangannya mencari di tempat sampah yang menjijikan berakhir tidak membuahkan hasil. Yibo memutuskan menemui kepala staf bersih-bersih. Untungnya wanita paru baya yang menjabat sebagai kepala pekerja bersih-bersih itu masih ada dikantor.
"Bibi!" Panggil Yibo ditengah lorong yang sepi.
"Ada apa Tuan?" Tanya wanita itu sopan.
"Apa kau melihat kotak bekal berbentuk kelinci berwarna putih?" Yibo begitu terburu-buru menanyakan soal itu.
"Iya iya Bibi pernah lihat, biar Bibi ambilkan dulu!" Wanita itu ternyata pernah melihat kotak bekal yang Yibo maksud dan sepertinya belum membuangnya.Yibo bernafas lega mendengarnya. Dia menunggu selama 2 menit sampai akhirnya wanita tadi kembali sambil membawa benda yang ia cari. Tanpa basa-basi lagi Yibo merebut kotak bekal itu dan melenggang pergi begitu saja.
---
Yibo pun sampai di kediamannya dan segera membuka pintu rumah dengan kasar menimbulkan suara yang kencang. Raut wajahnya sudah berubah suram dan begitu murka. Dia benar-benar kesal kali ini dengan Xiao Zhan. Pria itu sudah berani mengadu pada ibunya sampai harus kembali drop. Padahal ia sudah mengingatkan untuk tidak mengatakan hal buruk tapi Xiao Zhan benar-benar berani membantahnya. Dia tidak akan melepaskan Xiao Zhan kali ini. Kesabarannya sudah habis menghadapi Xiao Zhan yang pembangkang menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If Only I Could
أدب الهواةPerjuangan Xiao Zhan di dalam rumah tangganya bersama Yibo. Sebuah pernikahan yang sebelumnya tanpa dilandasi cinta berubah dengan perjuangan mendapatkan cinta. Cerita ini tuh tinggal di up udah setengah jalan dan semua cerita yang aku buat diranca...