Tindakan Bertujuan

6 2 0
                                    


"Siang tadi di jam makan siang aku keluar rumah dengan berkendara sepeda motor bersama anakku yang kedua, Tsania. Dari rumah kami sudah berniat membeli lauk-pauk matang di rumah makan dekat gerbang perumahan. Pasalnya, istriku sibuk ngurusin si kecil, Kenzie, yang usianya belum genap sebulan, jadi belum sempat masak. Singkatnya, kami mendapatkan apa yang kami butuhkan." 

Sekilas cerita itu biasa saja. Ada berjuta-juta kisah dari berjuta-juta orang dengan aktifitas hariannya masing-masing. Jika kita memahami dan menyikapinya biasa, tentu tidak ada apa-apa di sana. Dan semuanya terlewati begitu saja. Di sini aku akan mengajak anda melihat sisi lain dari apapun yang kita lakukan sehari-hari, sekalipun dari hal-hal yang dianggap biasa dan sederhana, seperti cerita di atas. 

Dalam agama Islam kita sering mendengar ceramah agama yang menyampaikan sebuah hadis Nabi saw yang sangat populer; kira-kira penggalan terjemahannya adalah: "sesungguhnya nilai dari setiap pekerjaan (amal) tergantung dari niatnya." Ya, aku tegaskan lagi bahwa pekerjaan atau tindakan apapun tergantung niatnya. Ini mengandung pelajaran yang luar biasa. Mengapa? 

Tindakan adalah sesuatu yang terlihat kasat mata. Sedang niat adalah sesuatu yang tidak terlihat, tidak kasat mata. Para ulama mengatakan bahwa tempat niat terletak di dalam hati. Dari sini muncul dua pertanyaan. Pertama, apakah setiap tindakan selalu didasari oleh niat, terlepas dari baik atau buruknya? Yang kedua, apakah setiap tindakan selalu mencerminkan niat pelakunya? Apa jawaban anda? Sabar... kita gak perlu terlalu terburu-buru membuat jawaban atau kesimpulan atas pertanyaan tadi. 

Coba kita ingat-ingat dulu, apakah yang setengah jam yang lalu anda lakukan saat ini sudah anda niatkan? Lalu, jika ya apakah tindakan anda saat ini sesuai dengan yang anda niatkan? Nah, itu maksud saya. Sekarang dalam benak anda mulai menghubungkan antara niat dengan pekerjaan. Anda juga mulai mengoreksi keselarasan antara tindakan anda saat ini dengan niat sebelumnya. 

Di sini kita tidak akan menilai tindakan seseorang dari niatnya. Kita juga tidak berpretensi melihat apa niat seseorang di balik tindakannya. Seperti pepatah mengatakan, dalamnya laut dapat diselami, tapi dalamnya hati orang tidak ada yang tahu, kecuali dirinya dan Sang Pencipta hati. 

Dari cerita sederhana tadi, saya ingin berbagi dua makna sederhana kepada anda. Pertama, setiap tindakan apapun perlu selalu disadari dengan niat yang baik. Karena kualitas tindakan itu terletak pada niatnya, baik atau buruknya. Meski pekerjaannya sama, tapi dengan niat yang berbeda tentu nilai pekerjaan itu akan berbeda, dan pastinya hasilnya pun akan berbeda pula. 

Kedua, karena tidak ada yang tahu apa niat yang sesungguhnya dari setiap tindakan orang, mungkin kita tidak terlalu mudah menilai orang lain dari tindakannya, terlebih dari penampilan fisiknya. Boleh jadi ada orang yang dapat dipandang rendah, ternyata dia adalah orang yang tinggi ilmu dan akhlaknya.

***

SANTRI URBANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang