Perjodohan

616 63 20
                                    



Kini Tay telah bersiap menggunakan kemeja polos berwarna navy dengan aksen kepala kuda di atas saku kiri  yang membalut indah tubuh kekarnya dan bagian lengan ia gulung hingga siku, dipadu dengan celana kain berwarna hitam yang terlihat pas dan cocok. Ia menatap pantulan dirinya di depan cermin, rambutnya ia sisir dengan gaya hair up yang hanya Tay pakai saat acara tertentu saja seperti sekarang.

Sebenarnya Tay belum mengetahui kemana kedua orang tuanya akan membawanya pergi, dan apa yang sebenarnya mereka rencanakan? apakah itu sesuatu yang baik? atau bahkan jauh lebih buruk dari yang Tay pikirkan? pikirannya berkecamuk. Tay memikirkan segala kemungkinan - kemungkinan terburuk yang akan papa dan mamanya lakukan, seperti memindahkan Tay ke sekolah asrama hingga mengungsikan Tay kerumah neneknya yang berada di pelosok kampung yang tentu saja jauh dari hal - hal haram dan juga teman - temanya, membayangkan saja membuat Tay bergidik.

Tay mengusap wajahnya kasar dan bergegas menyambar kunci mobil yang berada di meja belajarnya, ia melangkah keluar kamar dengan gelisah menghampiri kedua orangtuanya. Mungkin setelah ini keadaan tidak lagi sama.

"Kita mau kemana sih pa?" Tanya Tay.

"Udahlah kamu ikut aja" Jawab Oliver Vihokratana---ayah Tay.

"Iya tapi kemana? kenapa Tay harus gak tau?"

"Yang penting ini terbaik buat kamu Tay" Jawab Olivia, ia mendekati Tay dan merapihkan kerah kemeja Tay yang sedikit berantakan.

"Gak aneh - aneh kan?"Tay menatap curiga ke arah papanya.

"Paling kamu shock doang gak sampe pingsan" Kata Oliver tenang.

"Tuh kan papa ih, Tay gak mau ikut ah"

"Alay" Cibir Oliver.

"Mah ih.." Tay merengek dengan menggoyang - goyangkan tangan Olivia.

"Jangan lebay deh. Ayo berangkat kamu bawa mobil sendiri mama sama papa mau quality time berdua." Ucap Oliver.

"Dih Tay mau sama mama, papa aja sana yang sendirian"

"Jangan manja. Papa mau malam mingguan sama mama" Oliver menggandeng tangan Olivia. "Bye jomblo." Ucap Oliver dengan menjulurkan lidah dan meninggalkan Tay.

"Liat aja durhaka sama anak" Ucap Tay berbisik.

"Papa denger ya"

"Bodo"

***

Mobil sport putih berhenti tepat disebelah mobil alphard pasangan yang sepertinya sedang dilanda puber kedua itu. Didalam mobilnya Tay merapikan rambutnya sebentar sebelum akhirnya keluar dan menghampiri kedua orang tuanya.

"Kok kesini ma? biasanya direstoran langganan kita?" Tanya Tay.

"Ini itu restoran langganan mama sama papa dulu pas kami pacaran" Jawab Olivia.

"Ohh, terus kita mau ngapain?"

"Nanti kamu juga tau"

"Udah ayo." Ajak Oliver.

Olivia melangkah masuk dengan menggandeng tangan Oliver yang membuat wajah Tay cemberut, ia paling tidak suka diabaikan. Dengan kaki dihentak - hentak Tay mengikuti kedua orang tuanya.

Suasana restoran bintang lima tempat Tay dan keluarganya berada sangat ramai sekali dihari weekend. Pemandangan yang disuguhkan juga memang tidak main - main, restoran ini bergaya klasik dan unik, memiliki dua lantai di bagian atas restoran menghadap langsung ke arah pusat kota, dengan kelap - kelip lampu kota saat malam hari bisa menambah ke estetikan saat bersua foto, selain itu restoran ini juga memiliki air mancur yang berada ditengah - tengah yang menambah kesan nyaman didalamnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Promise? (Taynew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang