MANGKUK TUJUH EMOSI

22. Upset

Jelas ibunya tahu bahwa sikap nenek terhadap kakaknya sangat berlebihan, dia kadang-kadang mengangkatnya ketika dia di rumah, dan sering menghela nafas, tetapi ketika dia sampai di sini, tidak ada yang bisa adil kepada saudara perempuannya.

"Anak-anak tidak berpikir terlalu banyak." Meskipun Tang Susu telah lama terbiasa dengan sinisme keluarga Tang, dia sangat senang ketika mendengar apa yang dikatakan adik lelaki itu, tetapi segera, perhatiannya bergeser ke tempat lain.

Telur anjing, yang berusaha keras mengebor lengan bajunya, mencari maltosa yang setengah dimakan, berhenti, berbalik dan melompat ke samping, menatap ke arah pintu dengan mata menusuk.

Setelah beberapa saat, saya melihat kepala pelayan datang dari sana, masih memegang paket besar di tangannya.

Bingkisan besar itu dibungkus dengan tas anyaman hijau rumput. Tidak peduli bagaimana kamu melihatnya, benda seperti ini tidak cocok dengan keluarga Tang. Aku tidak tahu mengapa, tapi kepala pelayan tidak terlihat menjijikkan.

Tang Susu jarang datang ke rumah Tang. Dia tidak tahu banyak tentang ini. Melihat bahwa dia terus menonton, Mi Zheng berbisik padanya: "Nenek dan kakek dapat menerima saku seperti itu setiap ulang tahun, 80% dari mereka dikirim oleh kerabat di pedesaan. Kemari."

"Kerabat macam apa, saya belum pernah mendengarnya sebelumnya?" Wanita tua Tang memiliki mata yang lebih tinggi dan membanggakan bahwa dia memiliki pendidikan yang lebih tinggi. Agak terkejut bahwa orang-orang seperti dia akan berinteraksi dengan kerabat yang miskin.

"Aku tidak tahu, sepertinya itu adalah kerabat nenek di sana, aku belum melihat siapa pun."

"Sungguh ... apa yang kamu berikan sebelumnya?"

"Sayuran kering, jamur, jamur atau semacamnya, oh ya, suatu kali aku juga mengirim acar kering, ibuku mengambil kembali, dan rasanya cukup enak." Mi Zheng menampar mulutnya.

"Oh ..." Tang Susu menatap paket di tangan kepala pelayan, berpikir.

Sutra hitam seperti ular yang menempel pada paket itu tidak terlihat seperti hal yang baik.

Mi Zheng sangat aktif, ia menemani Tang Susu sebentar, dan dipanggil ke halaman belakang untuk bermain basket oleh beberapa sepupu. Tang Susu berani berbicara dengan Goudan.

"Itu juga busuk?"

"Itu mirip."

"Bukankah kamu mengatakan bahwa benda itu tidak menular, bagaimana bisa benda itu tetap menempel di sakumu?" Siapa pun yang melihat sesuatu yang bergerak, tidak dapat membantu tetapi menumbuhkan angsa.

Dia hanya mengerti sekarang, mengapa telur anjing itu begitu jijik ketika dia melihatnya merajuk sebelumnya.

Saya tidak bisa melihatnya.

"Itu tidak terlihat seperti infeksi, udara busuk lahir dari tubuh manusia, ini semacam udara jahat."

"Masalah untuk berbicara kata-kata manusia." Tang Susu tidak memiliki ekspresi di wajahnya. Bagaimanapun, dia sudah kuliah selama empat tahun. Baru-baru ini, dia merasa bahwa dia buta huruf di depan telur anjing.

"Yah, aku menggunakan cara fantasi populer untuk mengekspresikannya. Kebodohan itu seperti iblis dalam novel fantasi. Orang-orang terlalu jahat untuk melahirkan hal-hal semacam ini. Baik kecemburuan dan kebencian itu tidak masalah. Kupikir itu pada wanita lamamu. Kekotoran itu tumbuh dari dirinya sendiri, jadi aku berkata bahwa dia melakukan sesuatu yang buruk. Jika bukan karena hati yang buruk, tidak mungkin dia akan menciptakan jumlah besar dari kekotoran. Tapi sekarang tampaknya situasinya tidak tepat. "