12. Sudah terlanjur

29.1K 4.4K 251
                                    

Di penjara bawah tanah yang dingin dan gelap, suara gemerincing rantai melayang.

Ada bunyi cambukan yang diiringi teriakan menakutkan begitu malam hari tiba. Suasananya mencekam, cukup untuk menakuti orang yang lewat. Tapi sayangnya, disini, tak ada siapapun yang akan lewat apalagi mendengar sesuatu. Karena disini, adalah temoat para tahanan di siksa dan diinterogasi.

Seorang pria dengan wajah dingin, duduk di sebuah kursi tak jauh dari seorang tahanan yang terkulai di lantai. Dia menatap tak senang pada pria yang tubuhnya sudah tak lengkap namun masih berteriak kencang itu.

"Kau iblis sialan! Tunggu sampai 'dia' mendengarnya! Nasibmu tak akan berbeda jauh dariku saat ini!" Pria itu meronta. Dia mengutuk dengan sekuat tenaga meski kondisinya sudah tak berbeda jauh dengan orang mati.

"Dia terlalu berisik. Potong lidahnya" suara yang angkuh akhirnya keluar dari mulut Sky yang sejak tadi hanya diam.

Saat ini dia sangat dingin. Benar benar jauh dari dirinya yang biasanya.

Tidak, inilah dia yang biasanya. Semua senyum dan sifat jahil yang ia tampilkan di depan gadis itu.. itu hanya untuknya. Satu satunya.

"Kau! Apa kau sudah tak ingin informasi lagi dariku?!" Pria itu gemetar ketakutan tapi masih menyalak. Dia pikir iblis di depannya itu takkan berani memotong lidahnya, tapi kenapa jadi begini sekarang?!

Sky berdecak. "Informasi itu tidak akan keluar dari mulut serangga pengecut sepertimu yang bahkan tidak berani menelan racun bunuh diri yang diselipkan di gusimu. Jadi untuk apa membiarkanmu terus menyalak dan membuat suasana disini jadi tak menyenangkan?"

Pria itu melotot. "Kau..! Bagaimana-"

"Kau pikir trik murahan itu bisa luput dariku? Aku hanya tak memperdulikannya karna aku tau kau takkan berani menelannya sendiri"

"Tunggu apa lagi?" Sky melemparkan tatapan tak sabaran pada prajurit yang berada di sebelah pria tahanan itu.

Prajurit itu mengangguk lalu menarik pisau kecil keluar dari sarungnya. Dia berjongkok di samping pria tahanan itu lalu menarik lidahnya keluar dengan paksa.

Zrakk!

Pria tahanan itu meronta begitu lidahnya jatuh ke tanah lembab dibawahnya. Dia berteriak kesakitan, berusaha menghentikkan darah yang terus mengucur keluar dari dalam mulutnya.

"Bahkan setelah lidahnya dipotong, kau masih berisik? Ck!" Sky memijat kepalanya.

"Beritahu padaku, kau ingin menelan racun bunuh dirimu itu sendiri atau dipenggal saja olehku?" Sky bertanya dengan nada datar, seolah olah dia hanya sedang menanyakan bagaimana cuaca di hari ini.

Tak ada jawaban. Pria tahanan itu hanya meronta di tanah, menggelepar seperti ikan mati sambil berteriak tak karuan.

"Ah.. maafkan ketidaksopananku. Aku lupa sekarang kau tidak bisa menjawabnya ya.." Sky bicara dengan rasa bersalah, tapi senyum di wajahnya mengkhianati ucapannya.

Sky berdiri, "Tenang saja, aku akan segera mengirim tuanmu itu untuk menemanimu"

Dia lalu menoleh ke seorang pria berambut merah yang daritadi berada di sebelahnya sambil berdiri.

"Ted, potong lehernya dengan sa~ngat lembut. Kita harus memperlakukan tamu Raja Yama dengan sopan" Sky berkata lalu keluar dari sel.

Dia baru berjalan beberapa langkah ketika suara teriakan yang menyedihkan langsung bergema mememuhi seluruh penjara. Bahkan hingga sesaat sebelum Sky melangkah keluar dari ruangan bawah tanah itu, teriakan kesakitan itu masih ada.

I'm the Villainess, So What? [S1 End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang