35. Siapa kau berani mempertanyakannya?

16.1K 2.5K 527
                                    

Sky langsung melotot. Emosinya naik ke puncak tertinggi. Dia saat ini juga sangat ingin pergi dan memenggal kepala pendeta agung didepannya itu.

Dia sudah memiliki tunangan, dan Alice adalah orangnya. Sekarang, pendeta itu tiba tiba meminta kaisar untuk mengatur pertunangan yang lain? Bukankah itu sama saja dengan memintanya untuk memutuskan pertunangan dengan Alice?!

Berani beraninya dia mencoba memisahkanku dengan Alice?!

Sky baru saja ingin berdiri ketika Luna sudah lebih dulu menahan lengannya sedangkan Altedor menekan bahunya. Keduanya mengirim tatapan peringatan agar Sky tidak macam macam.

Sky akhirnya menahan dirinya dan memilih untuk menyelesaikan masalah ini tanpa pertumpahan darah.

"Biar kuberitahu, untuk berjaga jaga jika saja pendeta agung tidak tau. Aku, putra mahkota kekaisaran ini, sudah memiliki putri mahkotanya sendiri. Dan aku tidak pernah berniat menggantikannya dengan yang lain sama sekali" suara Sky mengandung kemarahan yang tertahan, tapi untung, dia masih bisa mempertahankan rasionalitasnya.

"Yang mulia, tunangan yang anda miliki saat ini hanya terikat sebagai pertunangan politik. Alih alih pertunangan politik, bukankah lebih baik memiliki pertunangan yang diberkahi oleh dewa? Dan lagipula, gadis tak jelas kehadirannya itu sama sekali tak pantas menjadi calon ibu dari kekaisaran ini. Dia hanya akan menjadi wanita yang serakah dan egois di kemudian hari dan bisa kapanpun berbalik meninggalkan dewa dan rakyatnya-a..!"

Syuush..!

Hanya dalam satu kedipan mata, Sky sudah berada didepan pendeta agung. Menempelkan bilah pedangnya pada leher putih berkerut yang tak lain adalah leher pendeta.

Semua orang menarik nafas dingin. Sejak kapan putra mahkota ada disana?

Dan lagi..

Semua orang tak bisa mengalihkan pandangan mereka dari pedang yang mengeluarkan aura hitam dan siap memenggal kepala didekatnya itu kapan saja.

Jelas, putra mahkota sangat marah saat ini!

Dan ketika sang ksatria pedang terbaik di kekaisaran ini marah, jawabannya hanya ada kematian apabila tak ada pengampunan.

Sky menggertakkan giginya. Dia tak bisa begitu saja menerima penghinaan orang lain pada gadis yang dicintainya.

Sky tak mungkin membiarkan membiarkan orang yang menghina Alice-nya pergi begitu saja.

Dan lagi, apa katanya tadi?

"Kau bilang, Alice-ku tidak pantas menjadi ibu dari kekaisaran ini? Lalu, atas dasar apa, perempuan yang datang dari antah berantah itu, bisa dianggap layak? Aku bertanya tentang ini hanya sekali. Jadi pikirkan jawabannya dengan baik jika kau tak ingin kehilangan kepalamu" mata Sky tajam, benar benar siap membunuh pria tua didepannya itu.

Dia tak peduli. Entah itu pendeta agung atau dewa sekalipun, yang menghina kelayakan Alice atas sesuatu, akan ia bunuh.

Pendeta agung merasakan lemas di kakinya. Tapi dia menolak dengan keras kepala, berusaha bersikap tegas saat ini juga.

"Yang mulia, saintess yang mulia bukanlah perempuan yang datang dari antah berantah. Dia adalah anak dewa. Dia diberkahi kekuatan yang dapat membantu kekaisaran ini. Tunangan anda sama sekali tak layak disandingkan dengan-nya..!"

Sky menekan pedangnya, membuat aliran darah segera keluar dari tempat dimana bilah pedangnya bertemu dengan leher pendeta agung.

"Sekali lagi kau berani mengomentari kelayakan Alice, aku akan membunuhmu dan membakar seluruh kuil sucimu itu" Sky memperingatkan.

I'm the Villainess, So What? [S1 End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang