Chapter 3

5 0 0
                                    

      "i'm win, but i lose you"
GIOVARNO

    "Gi, ini jalanya lumayan, percaya sama kemampuan bukan percaya sama jalannya" Ucapnya kepada sahabatnya itu

"Tapi bentar, gue gak pernah lewat sini soalnya kan kesepakatan balapnya gak disini, kenapa ngedadak sih anjir di ubahnya?"  Tanya Gio dengan heran

"Ikutin aja Gi, temuin kemenangan dari sini, jalanya cuma satu cabang tapi lebih bahaya daripada jalan yang banyak cabangnya, karena apa? Kalau satu arah banyak rintanganya sedangkan kalau bercabang cuma beberapa yang bakal sejalan, itu hukum jalanan. Jangan samain sama hukum buat ngeraih mimpi, semangat!" Jelasnya, dan itu membuat Gio mengerti dan merasa tenang. Sahabatnya menepuk bahu Gio dan pergi ke kursi penonton.

Kenapa Gio disini? Ya karena ini rutinitas setiap liburanya. Memuaskan dirinya dengan menjadi liar di jalanan bersama sabahat-sahabatnya. Eits, Gio tidak melawan sahabatnya, melainkan melawan orang yang menantangnya. Yang menantang yang menentukan semuanya, mulai tempat dan waktu dan bahan taruhannya, itu cara Gio menunjukan wibawanya.

Kini suara deru motor terdengar nyaring, Gio dan 3 lawanya saling bertatapan dengan mata yang sangat tajam di balik helm yang menutupi wajah mereka. Gio semakin mengencangkan suara motornya.

Seorang wanita dengan rok span diatas paha mulai mengibarkan bendera yang berarti mereka harus mulai.

Ketiganya melepas cengkramann tanganya dari rem, dan yap! Gio yang memimpin didepan, meski belum pernah menginjakan motornya dijalan ini dia tetap mengendalikan motor merah besarnya itu dengan sangat halus.

Sempat ditikung bahkan sempat ditendang dari samping, dia tetap bertahan dan tidak membalasnya.

Kaya bocah anjing, dalam batinya

Gio tetap berusaha dan berhasil menjadi yang pertama sampai di garis finish!

"Eyyy jagoan kita nihhh"
"Buset dah gak ada tandingnya lu man!"
"Boss urang euy!"
"Congrats bro, lo emang terbaik"
"Udah jangan ada lagi yang nantang dia lah kalah terus kalian kasian"

Pujian terus berjatuhan untuk Gio, dan dirinya hanya bisa tersenyum bangga. Atas dukungan sahabatnya juga dia bisa seperti ini, padahal Gio baru ikut balap liat satu tahun lalu. Merasa nyaman dengan hobinya, terus Gio jalani sampai saat ini.

Gio berjalan menuju lawanya tadi, dan tersenyum sambil menepuk bahu lawanya itu

"Gue minta taruhanya, anak buah lo, buat gue semua" Ucap Gio dengan santai sambil menggerakan tanganya yang melambaikan tangan kepada teman-teman lawanya itu yang langsung pergi ke kerumunan para sahabat gio

"Bangsat lo, liatin aja" Dia pergi meninggal Gio yang disetani senyum kemenangan

"Gio" Panggil seseorang dengan lembut

Gio senang dengan kehadiranya, dia adalah orang yang sangat Gio lindungi dan Gio sayangi, Elena

"Elen" Gio memeluknya dengan erat

"Kenapa kamu disini hm?" Gio mengelus rambutnya dengan halus dan turun memegang bahunya

Elen menunduk dan menangis, itu membuat Gio terkejut

"Hey, kenapa nangis?" Gio kembali memeluk Elen, tapi Elen mendorongnya

"Gi, kita putus" Ucap Elen dan langsung pergi begitu saja, tapi karena tak terima, Gio menahanya

"Aku gak mau, kenapa tiba-tiba?" Tanya Gio dengan berusaha sabar

"A-ak-aku gak suka kamu balap liar, lepasin! Aku tau kamu gak akan bisa berhenti, jadi jangan temuin atau hubungin aku lagi. Aku bakal block semua kontak kamu. So, please lemme go Gio, bahagia terus" Elena pergi dan berlari sambil menangis, meninggalkan Gio yang membeku

"Argh shit!" Teriaknya

📍📍📍


"Woy!" Teriak seseorang tepat ditelinga Zio

"Kenapa? Ngelamun mulu lo" Tanya Derren

"Kenapa dia bisa sekolah disini?" Jawab Zio yang masih lesu

"Di depak gak mungkin dia kan pinter hahaha" Ucap Sam sambil mengetuk-ngetuk meja kantin

"Gak kaya lo yang begonya ngelebihin langit ke 7" Sela Nico yang membuat teman-temanya tertawa

"Jalan liat- liat cantik" Kata Bara kepada seorang gadis yang berhasil mengalihkan perhatian teman-temanya

"Sorry, gue gak sengaja Ra" Ucap gadis itu yang memberikan Bara tissue

"Maaf, lo pikir gue apaan?" Nada bicara Bara sudah naik

"Buat bersihin itu" Reta menunjuk noda dibaju bara yang dihasilkan oleh ulahnya

"Lucu juga ya lo, Shareta? Cantik tapi bego" Bara menoyor dari dara dengan telunjuknya

"Excuse me? Gue udah mau tanggung jawab lo malah gini? What the f-- argh!" Reta terkejut karena rambutnya ditarik oleh Bara

"Apa!? Berani lo sam-- shit!" Ucapan bara terpotong karena Reta ditarik oleh sahabatntya sendiri

"Udah!" Zio menarik tangan Bara dan menarik Reta kebelakanganya

"Lo gapapa?" Tanya Zio dengan nada yang lembut disertai tatapan yang memiliki arti mendalam para Reta

"Im ok" Reta tersenyum

Tuhan, bocah tengil kaya dia kenapa ganteng banget batin Reta

"Iya tau gue ganteng masuk ke kelas gih" Zio mengacak-acak rambut Reta dan tertawa saat melihat pipi Reta yang memerah

"Kenapa diem? Mau gue anter? Ayo" Zio segera menggenggam tangan

"Gak usah gue bisa sendiri, makasih sebelumnya, bye Zioo" Reta segera berlari menuju ke kelasnya

Namun saat hendak masuk kelas seseorang mengejutkanya

"Jangan suka sama dia, dia orang jahat" Ucapnya yang menghentikan langkah Reta

"Gak ngerti" Reta mengerutkan dahinya dan menunggu penjelasan Gio

"Gak usah" Gio pergi dengan muka datarnya

"DASAR ALIEN!"

((t o b e c o n t i n u e d))

Hai! Gimana temen-temen?
hehe maaf ya kalau gak seruuu
aku lagi usaha kokk

jangan lupa vote and commentnya yaaa🥺💙

(1) MAPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang