Terwujudnya sebuah rasa

576 75 28
                                    

Jam 21.00 di rumah Do Hyun.

00 di rumah Do Hyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hehehe"

Do Hyun yang berada di dapur lalu menoleh mendengar suara tawa In Yeop yang sedang bermain bersama tiga anak kucing di ruang tamu

In Yeop jelas tampak jauh berbeda saat bermain bersama tiga anak kucing, dia terlihat sangat nyaman dan rileks.

Do Hyun lalu keluar dari dapur membawa nampan berisi dua gelas jus dan cookies

Dia lalu duduk di atas sofa setelah meletakkan nampan di meja, memperhatikan In Yeop yang duduk di lantai dan bermain-main bersama tiga anak kucing

"Bagaimana kalau menginap di sini hari ini?" buka Do Hyun

"Apa!? Kenapa?" sahut In Yeop

"Jika kau menginap di sini, kau bisa bermain bersama mereka semalaman, aku tidak keberatan" senyum Do Hyun

In Yeop terdiam beberapa detik, berpikir

"Kau tidak berencana melakukan yang iya-iya padaku, bukan?" In Yeop memicingkan matanya

"Melakukan yang iya-iya?? Apa yang kau bicarakan?" tawa ringan Do Hyun

"Baiklah. Jika kau berjanji tidak akan melakukan sesuatu padaku, maka aku akan menginap. Lagipula besok hari Minggu, kita tidak perlu ke sekolah"

Do Hyun tersenyum lalu bangkit dari duduknya dan beranjak ke sebuah kamar

In Yeop yang sempat memperhatikan tindak-tanduk Do Hyun, seketika mengendikkan bahunya acuh dan melanjutkan kegiatannya bersama tiga anak kucing

Jam 21.30

Do Hyun keluar dari kamar dan menemukan In Yeop tertidur di lantai bersama dua anak kucing

Meong~

Do Hyun menundukkan kepalanya dan menemukan anak kucing lainnya lalu digendongnya

"Ada apa? Kenapa kau tidak tidur bersama Ayah dan dua saudaramu?" manis Do Hyun

Meong~

"Benarkah? Kau lebih menyukai Papa daripada Ayah? Terimakasih anakku" gemas Do Hyun menempelkan keningnya pada kening anak kucing

Setelah bermanja-manja ria dengan anak kucing dalam gendongannya, mata Do Hyun lalu tertuju pada In Yeop yang tertidur pulas

Do Hyun menghela napas ringan dengan senyum manis di bibirnya

"Anakku, apa kau pikir Papa benar-benar sudah jatuh dalam pesona Ayahmu yang liar? Karena akhir-akhir ini, hanya Ayahmu yang Papa pikirkan" curhat Do Hyun

Sang kucing tidak mengeong dan hanya memperhatikan Do Hyun

"Bagaimana ini? Menyukai Seung Kwan sudah sangat menyiksaku, dan sekarang aku justru beralih pada pria yang lebih sulit untuk didekati" tawa kecut Do Hyun

Siapa yang Gila? Kau atau Aku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang