6

1.5K 297 47
                                    

Sorry agak telat😓

Jangan lupa vote dulu yaaw~
Happy reading❤





-







"Hyung, kau tidak perlu mengantarku!"

"Tidak! Akan kuantar, jika kau mengalami sesuatu diperjalanan bagaimana? Siapa yang akan menolongmu?"
Taehyung menyambar jaketnya kembali yang sedari tadi dipeluk erat oleh Yeonjun. Jujur adiknya ini termasuk orang yang keras kepala.

"T-tidak! Aku pergi sendiri saja, Hyung"
Yeonjun memelas, menampilkan jurus andalannya. Puppy eyes.

"Kau pikir aku akan luluh? Tidak. Sekali tidak, tidak ya?!"
Taehyung semakin tegas. Adiknya tidak pernah berpergian jauh seorang diri, Taehyung akan membolehkannya pergi sendiri jika jaraknya tidak jauh dari apartemen. Dia saja tidak tahu pasti dimana letak rumah temannya, sudah memaksa pergi sendiri.

"Hyung..."

"Yeonjun..."

Terjadi adegan tatap-tatapan. Tatapan mereka sangat berbeda, Taehyung dengan tatapan tegasnya berbeda dengan Yeonjun yang masih betah menatap Taehyung memelas.

"Fuck you! Fuck you!"
Yeonjun mengumpat kembali dan tangannya memukul-mukul dadanya sendiri. Tic sialan, gerutu Yeonjun.

"Apa? Mau pergi sendiri?"
Taehyung bersidekap dengan tatapan yang semakin tegas. Sekali tidak, maka itu tidak sampai kapanpun.

"Ish.. Hyung! Aku hanya mengumpat dan memukul diri sendiri!"
Yeonjun menghentakan kakinya dan melempar jaket kulit ditangannya ke wajah Taehyung. Oh wajah tampan Taehyung.
"Dan Hyung! Aku harus menjenguk temanku yang sakit juga"

Lelah juga berdebat dengan Yeonjun. Berdebat dengan orang keras kepala memang menguras banyak tenaga. Taehyung menghela nafasnya dan mengambil jaketnya yang terjatuh diatas kakinya.
"Baiklah, kau boleh pergi sendiri. Asalkan-"

"Benar boleh?"
Wajah Yeonjun berubah antusias.

"Asalkan kau memakai syal dan sarung tangan supaya saat kau memukul dada, wajah, kepala atau benda lain kau tidak akan sakit ya? Tidak ada penolakan!"

Yeonjun hanya mengangguk meng-iyakan perkataan Taehyung. Diperbolehkan pergi sendiri saja Yeonjun sudah sangat bersyukur maka ia tak akan membantah Taehyung.

"Dan pastikan ponselnya tidak dalam keadaan mati supaya aku bisa melacakmu"
Taehyung berjalan kedalam kamar Yeonjun. Untuk mengambil sarung tangan dan syal.

"Kenapa? Dilacak?!"

"Kenapa? Supaya saat kau tersesat aku bisa mencarimu"
Taehyung melirik sinis Yeonjun. Apa Yeonjun lupa jika dirinya juga termasuk orang yang ceroboh? Takutnya Yeonjun salah menaiki bis lalu turun dihalte yang salah pula, mau bagaimana nasib Yeonjun?

"Hm, baiklah. Aku akan pergi sekarang"
Yeonjun sudah siap sekarang dengan syal dililitkan dilehernya menutupi -melindungi- dadanya dan sarung tangan yang cukup tebal. Gerah juga memakai pakaian seperti ini di musim panas.

"Nah, adik kecilku sudah siap, hati-hati Yeonjun!"

.

.

.

Dari tadi Soobin hanya berjalan mondar mandir di depan kasurnya. Entah apa yang ada dipikirannya sekarang. Pria tinggi ini benar-benar lupa dengan sakitnya, lupa dengan makan siangnya dan lupa dengan jadwalnya minum obat.

Sambil mondar mandir layaknya setrikaan, mata Soobin sesekali melirik keatas kasurnya. Melihat apakah ada pesan masuk atau tidak. Tapi nyatanya ponsel itu sejak 10 menit lalu tenang-tenang saja tidak menunjukkan tanda-tanda adanya pesan masuk, membuat Soobin berkacak pinggangnya didepan ponselnya.

Tourette [SooJun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang