Tante Sarah alias mamanya Yudhi meminta maaf pada Kamelia karena kue yang gadis itu inginkan saat dia berkunjung ke sana sedang kosong stoknya ternyata.
Kamelia lalu bilang tidak apa-apa, dan tetap memesan cheese cake nya untuk diambil besok. Setelah itu dia dan Yudhistira pamit pulang karena mau belajar.
Besok ada ulangan harian, dan mereka membuat taruhan, siapa yang nilainya lebih rendah, harus mentraktir susu ultra coklat.
Biar tidak berat-berat amat. Lagipula 1 kotaknya yang berisi 250 mililiter harganya hanya 6 ribu rupiah. Pas untuk takaran segitu.
"Belajar di rumah siapa Mel??" tanya Yudhi ketika mereka sampai di depan pintu pagar rumahnya.
"Lu aja mau gak?? Rumah gua sepi soalnya mama sama papa lagi keluar kota," ujar Kamelia.
"Berarti lu sendirian dong di rumah??"
"Iya. Mana kak Danu udah balik ke kosannya lagi tadi pagi."
"Mau gua temenin disana aja gak??" tawar cowo jangkung itu sambil memasang ekspresi imut penuh harap, membuat Kamelia ingin menabok pipinya. Kalau tidak ingat jalanan kompleks ramai oleh anak kecil sedang bermain sepeda bersama.
Tiba-tiba saja Kamelia merasa iri oleh mereka, karena saat dia masih kecil dulu yang ramai adalah anak angkatan kakaknya dan Yudhistira yang rata-rata selisih 4 tahun darinya. Jadinya Kamelia tidak punya teman banyak, dan cuma Yudhi yang dekat dan seumuran.
"Ngapain njir, cowo sama cewe ga boleh tinggal 1 atap cuma berdua," ketus cewe berambut lebat itu.
"Ck, pikiran lu yang iya-iya terus ya," decaknya, "Yaudah, ntar malem videocallan aja deh. Jangan ke rumah dulu, berantakan,"
"Biasanya kan emang berantakan," balas Kamelia pedas.
"Heh, gak boleh gitu. Gua belom sempet beresin soalnya, bunda juga gak sempet kan sibuk di toko, terus abang sama ayah pulang malem terus."
"Ya berarti kalo ke rumah lu sama aja boong dong berdua-berdua juga."
"Gapapa Mel, kita pacaran low budget eheh," kekeh Yudhistira.
"Najis banget Yud. Bosen gua udah dari dulu liat muka lu," cibir Kamel.
"Yeee awas ya sampe suka," balas Yudhistira dengan lirikan jahilnya.
"Pede. Urusin tuh si Janneth. Mana, katanya suka tapi gak di gas sampe sekarang."
"Janneth udah sama Bayu. Gua baru mau deketin udah di dorong mundur sama realita."
"Makanyaaa, jadi cowo gercep," ledek Kamelia.
Yudhistira memasang wajah kesal karena dia di tertawakan sekarang. Harga dirinya emang gak ada apa-apanya kalau udah di depan Kamel.
Untung anaknya bisa jaga rahasia. Jadi Yudhi bisa menceritakan semua yang dia rasakan pada gadis itu, begitu pula sebaliknya.
Tanpa di sadari, sebenarnya Yudhistira dan Kamelia saling bergantung. Jika di sekolah kalau salah satunya tidak masuk, pasti mereka langsung tidak ada gairah untuk melakukan apa-apa sampai dikira teman-teman yang lain sakit. Tapi kalau sudah bertemu pasti ledek-ledekan.
Sejauh ini sih mereka sudah bersahabat hampir 12 tahun tanpa adanya dinamika konflik yang aneh-aneh karena keduanya saling terbuka.
"Jadi cewe juga jangan diem-diem bae Mel. Kalau suka sama Jean bilang dong, tapi kalau gak bisa langsung biar gua yang kasih tau," balas cowo itu.
"HEH APAAN LO?!"
"Lu pikir gua gak peka??" Yudhi tersenyum, "Tatapan lu ke Jean pas lagi nonton basket tadi intens banget ke dia. Gua muncul di depan lu aja sampe gak nyadar."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Up From Here | Yangyang, Karina
Teen Fiction-"from day to dusk immersed by the lovely small and ordinary things with you"- Start : 14 January 2021 Finish : Not yet, still on going but maybe slow update or I'll publish it if I'm in the mood