🐑 Ica dan Nana

15 5 0
                                    

"Mau kemana lu?" Kamelia bertanya pada Yudhi yang malah ingin keluar kelas ketika bel masuk sudah berbunyi bersama dengan Hamzah.

"Mau latihan Mel," Jawab Yudhi.

"Latihan apaan?"

"Olimpiade biologi," sambar Hamzah.

"Halah bohong banget lu," Itu bukan Kamelia, melainkan Rizky si ketua kelas. Dia sedang berkeliling untuk menyuruh teman-temannya yang masih belum duduk untuk segera ke tempat masing-masing. Kebetulan, sekarang Rizky melewati sisi dimana Kamel, Yudhi, dan Hamzah berkumpul. Alias di depan pintu kelas.

"Duduk Mel, tinggal lu doang yang belum," Ujar Rizky.

"Mereka nggak lu suruh?" Tanya gadis itu.

"Mereka mau ke ruang OSIS. Dah sana pergi, nanti gua bilangin ke pak Budi kalau kalian dispen."

Setelah itu Kamelia segera duduk pada tempatnya, sementara Yudhi dan Hamzah keluar kelas.

Ketika kondisi kelas sudah tertib, bertepatan dengan guru mapel Fisika yang datang. Rizky langsung menyiapkan teman-temannya memberi salam, melaporkan siapa saja yang absen hari ini pada guru mapel, baru mereka memulai KBM.

"Fisika ada PR nggak sih Mel? Dikumpulin ya waktu itu buku tulisnya?" Geisha bertanya sambil mengorek-orek isi tas, mencari buku catatannya yang sepertinya tidak berada disana.

"Nggak ada Ca, kan fisika gak pernah ada PR yang terencana, paling kalau latihan soal yang dikasih belum selesai doang PR nya."

"Kok punya gua nggak ada ya?"

Geisha terlihat gelisah. Karena di tas ranselnya tidak dapat ditemukan, kini dia beralih pada kolong meja. Sayang, hasilnya sama saja. Hanya terdapat buku paket sejarah wajib beserta bungkus snack kemarin yang lupa dia buang ke tempat sampah.

"Hari ini kalian mencatat materi di papan tulis. Tidak banyak kok, kalau semuanya sudah selesai baru saya jelaskan materinya pada kalian," Ujar pak Budi dari meja guru. Setelah itu, beliau jalan ke depan papan tulis dan mulai mencatat.

"Catat di buku lain dulu aja Ca, nanti kalau buku aslinya udah ketemu, lu tempelin catatannya disitu," Saran Kamelia.

".... Hhhh yaudah deh," Geisha pada akhirnya hanya bisa pasrah.

"Ica," Naraya memanggil gadis itu dari tempat duduknya yang tepat pas dibelakang Geisha.

"Apa??" Jawab Geisha tanpa menoleh kebelakang, dia terlalu fokus mencatat materi di depan.

"Buku tulis fisika lu kebawa ama gua anjay. Gara-gara cover-nya mirip."

Kamelia hanya bisa menahan tawa, semetara Geisha menarik napas berusaha supaya tidak tiba-tiba mengomel ditengah keadaan yang sedang tenang.

"Hhhhh yaampuun... Untung gua belum nyatet banyak. Mana sini?" Walaupun Geisha bicara dengan nada suara normal, tapi gurat wajahnya tidak bisa berbohong. Dia terlihat sebal dengan Naraya yang menurutnya teledor.

"Ya lu nengok kebelakang dulu dong, sombong bener etdah."

Mau tak mau, Geisha memutar tubuhnya menjadi ke arah Naraya. Cowo itu tersenyum tengil, dia juga tidak langsung memberikan bukunya kepada si gadis yang sekarang tengah berusaha keras menahan emosi, melainkan malah pura-pura menulis catatan.

"Nara, gua masih sabar-sabarin lho ini. Mana nggak?"

"Passwordnya dulu," Balas Naraya jahil.

".... Lu jelek kayak kodok."

"Netnot."

Kamelia sontak tertawa, tapi tidak keras. Kegiatan menulisnya berhenti, beralih menjadi ikut-ikutan menghadap belakang.

[Revisi] Up From Here | Yangyang, KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang