Dikta - Coklat Keju

96 4 3
                                    

HAPPY READING :)

"Dikta lu gapapa....-"

Pintu masuk toilet tiba-tiba terbuka.
Kak Gina menatap kami awkward, entah adegan apa yang terbayangkan olehnya. Tapi ada yang aneh, aku menangkap ada senyuman sekilas terukir di wajahny, pipinya sedikit tembemnya tampak sedikit memerah.

"Ehh anu udah selesai kok kak udah bersih cela-"
Belum sempat aku menjawab secara lengkap, dia sudah memotong kalimatku.

"Eh sorry, kalian lanjutin aja hehehe sorry ganggu." Potongnya.

Sementara itu, mas Naki hanya diam ber-ekspresi biasa, padahal kan bisa saja kak Gina berpikiran yang tidak-tidak.

"Celanamu kelihatan basah, kau mau langsung pulang atau kembali ke teman-teman?"

Kebetulan aku menggunakan celana chino berwarna putih tulang saat ini, membuat noda bekas ice cream coklat masih nampak jelas melebar.
Padahal mas naki sudah benar-benar berusaha membersihkannya dengan tissue yang sudah ia basahi.

"Gw tadi bareng Hanni mas, Hp gw lowbat lagi. Jadi gabisa order uber."

Sebenarnya aku juga merasa sungkan dengan Hanni dan teman-temanku, karena baru saja datang belum ada satu jam aku nongkrong bersama mereka.
Tapi keadaan celanku saat ini benar-benar memalukan, noda coklat besar tergambar di pahaku, nampak seperti bekas darah haid.

"Pulang atau kembali ke mereka." Ia mengulangi namun kali ini ia memberikan nada begitu dingin seperti ingin mendapatkan kepastian.

"Sebenarnya ga pengen pulang. gaenak lah mas sama Hanni dan anak-anak, masa belom ada sejam nongkrong gw udah mau balik aja. Tapi di satu sisi celana gw keadaanya kotor gini, basah lagi. Kalo harus balik ke tempat kita nongkrong bakalan malu banget gw mas, pengunjungnya rame banget gitu.
Tapi yaudahlah gw coba tanya Hanni dulu sapa tau dia mau nganterin gw pulang." Jelasku panjang lebar ke mas Naki.

"Rumahmu dimana?" tanyanya dingin tak ber ekspresi

"Jalan buaya daerah rawa ijo." jelasku

"Ikut aku." Seru mas Naki

Aku memandanginya aneh, ia sedang membuka jaket yang dia kenakan, membuat tubuhnya saat ini hanya dilapisi dengan kaos berwarna putih dengan desain logo brand di bagian depan.

"Nih."

Tanpa kuduga ia memberikan jaket berbahan cotton fleece berwarna abu-abu itu kepadaku.
Aku yang tak tau harus berbuat apa dengan jaket yang ia berikan hanya bergeming memandanginya kebingungan.

"Cepat pakai idiot."

Aku mulai menyelundupkan satu persatu tanganku kedalam jaket tersebut, hingga akhirnya jaket tersebut sudag menempel di badanku sedikit kebesaran.
Sementara mas naki hanya memandangiku heran.

"Bodoh." Ucapnya pelan namun jelas setelah ia menghelakan nafasnya berat.

Dia menarik bahuku sedikit kasar, membuatku membelakanginya, dia melepaskan jaket yang sudah kugunakan tadi.

"Kok di lepas lagi sih?" Tanyaku sambil berdecak sedikit emosi.

Tanpa berbicara ia kembali memegang bahuku, memutar tubuhku dengan satu tangan, membuatku menghadapnya saat ini.
Ia menunduk mulai ngikatkan jaket hitam miliknya itu ke pinggangku.
membuat noda yang berada di celana bagian pahaku tak lagi kelihatan tampilanku menjadi sangat aneh.

"Udah Ayo." Serunya dengan nada dingin.

"Bentar." Ucapku menahannya.

Aku melepas Cardigan rajut berwarna cokelat muda milik-ku, menyisakan kaos berwarna navy bergambar snoopy dibagian depan sebagai atasanku.
Aku melihat pantulan gambar diriku di cermin di bagian atas wastafle. aku terlihat seperti menggunakan outfit anak hiphop.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LAWU [BL] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang