7. Hari Yang Sial Dan Teman Baru.

9 5 0
                                    

Ceng ceng ceng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceng ceng ceng.

Bel pertanda pulang berbunyi.

"Yeeey!" Sorak bahagia terdengar akrab ditelinga Miley.

Semua siswa menyambut bahagia bunyi sederhana ini. Seakan, hal baik akan muncul setelahnya. Bel pertanda pulang memang memiliki kebahagiaan tersendiri, bagi masing-masing pelajar. Mungkin, mereka tau, kalau hidangan makan siang sudah tersedia dimeja makan, atau serial kesayangan mereka akan tayang di televisi, juga untuk sekedar menghabiskan waktu dengan tidur, kemudian bermimpi indah dan hal-hal pribadi yang berada diluar perkiraan lainya.

Sesederhana itu kebahagiaan dirangkai oleh Tuhan, namun, memiliki arti luar biasa bagi kita, hambanya.

Begitulah! Misteri dibalik bel pertanda pulang, bagi sebahagian besar pelajar.

Namun sayangnya! Misteri ini tidak berlaku pada Miley. Bel pertanda pulang kali ini adalah sambaran petir baginya, seolah Miley adalah bahan ejekan yang paling menarik bagi dunia.

Dalam hati, Miley menjerit dan menangis, memohon pada tuhan, agar memberi pelajaran bagi orang-orang yang telah tega menzoliminya. Terutama Pak Fendi, Dialah orang yang telah menjemur Miley seharian dibawah teriknya matahari.

Miley mendengus kesal. "Dasar Gorilla!" Gerutu Miley, mengepal kedua tangan rapat.

"Sabar Miley,sabar." Miley mengelus dadanya, serta menarik nafas, lalu membuangnya dengan damai. Berusaha untuk menenangkan suasana hatinya, tetapi tetap saja hatinya masih berontak, setelah dijemur diterik matahari dengan tinggi suhu 35 derajat celcius.

Sesampai didepan pintu kelasnya, Miley terdiam. Mendongak keatas pintu kelas X5 TKJ papan nama yang terpajang indah, dibibir pintu kelasnya.

Yang Miley malangkan ialah baru saja tiba didepan pintu kelasnya, baru saja ia ingin beristirahat, dan mengeringkan keringat yang telah membanjiri tubuhnya, namun kejutan apa yang baru saja didapatinya? Bel pertanda pulang? Apa pagi ini ia menghantar dirinya agar dihukum sepenuhnya disekolah? Miley butuh ketabahan yang kuat untuk melewati hari sialnya ini.

Miley masih terus terpaku berdiri di depan pintu kelasnya. Sedang beberapa murid telah mendorongnya, menerobos keluar dari kelas dan menghiraukan gadis malang itu.

Tampak seorang gadis tengah membereskan ranselnya dengan santai. Setelah menyadari keberadaan Miley, Ia menyapa Miley dengan ramah.

"Hey, Miley ya? Kenalin, aku cikha."

"Iya." Jawab Miley malas.

"Ngomong-ngomong, aku teman sebangku-mu." Sambung gadis berkulit kuning langsat, bermata lebar, hidung mancung bak aktris India terkenal KAJOL.

"Oh iya, hay!" Sapa Miley dengan sisa raut kesalnya.

"Kamu kenapa? Mukanya kok masam gitu."

"Mhm, nggak, nggak papa kok." Jawab Miley ngeles.

Padahal dalam hati Miley berkata. " masam-masam, kau pikir mukaku asam he? Atau kau pikir mukaku ikan yang mau dimasak? Digoreng? Di gulai? Atau direndang? akh, terserah kaulah mau diapain." Seketika darah batak Miley berbicara.

"Aha! Aku tau, kamu pasti lagi PMS! Ya kan, ya kan?" Cikha mulai menebak.

"Eh, kok tau!" Gumam Miley, dengan ekspresi berubah seratus delapan puluh persen, moodnya membaik hanya dengan tebakan sederhana ini. Maklum! wanita akan luluh jika diberi pengertian.

"Ya iyalah, kamu tembus." Bisik Cikha hati-hati.

"Yah, ottoke?." kepanikan pun melanda Miley.

"Udah, enggak papa, tenang, santai, rilex ok! Aku bawa jaga-jaga kok, sekaligus bawa rok, plus celana dalam. Tadaa ..." Gadis itu melebarkan senyumnya,  menampilkan sederet gigi berkawat.

Miley mendongak keatas memandang aneh gadis yang 10 cm lebih tinggi darinya itu.

"Eits, jangan salah sangka dulu. Pakaian dalamnya masih baru kok."

"Kok aku merinding yah? Jangan-jangan kau itu ...." Prisangka buruk menari-nari dikepala Miley,  sembari menampakan raut wajah yang kurang enak.

"Hadeh, sudah kuduga! Kenapa sih tiap kali seseorang ingin berbuat baik selalu disertai dengan prasangka buruk?"

"Mungkin ini alasan kenapa JOKER jadi jahat." Sambung Cikha.

"Lah tros kenapa dong?" Miley menaikkan sebelah alisnya.

"Jadi gini, tiap kali aku datang bulan itu, pakaian dalamnya pasti dibuang, karna aku nggak bisa nyuci bersih, jadi ... jalan pintasnya koleksi celana dalam deh."

"Trus ...?."

"Yah gitu deh."

"Trus, sekarang kau lagi datang bulan?"

"Kan! udah aku bilang buat jaga-jaga." Tegas Cikha.

"Masuk akal juga sih!" Miley menggaruk kepalanya.

"Oh iya, nama kamu siapa?" Sambut Miley sembari mengulurkan tanganya.

"Kan tadi aku udah bilang, kamu nggak konek sih." Protes Cikha.

"Eh, udah yah? Kok aku nggak tau."

"Hm, oke! Aku ulang. Tapi kamu harus konek yah?"

"Keysip!" Miley mengacungkan kedua jempolnya.

"Ehem! Kenalin, namaku CIKA LUTHFIANA,
Anak terakhir dari 3 bersaudara. kakakku udah nikah, abangku juga sama udah berkeluarga. Do'ain yah mereka jadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah."

"Aamiin ...." Sahut Miley khusyuk.

"Trus, sekarang sendiri dong sama orang tua." Sambung Miley.

"Itu namanya bukan sendiri, tapi bertiga, Miley nggak bisa Ngitung yah?" Simpul Cikha.

"Bisa! Bisa kok."

"Yakin?" Cikha menyenggol bahu Miley dengan sengaja.

"Bangat." Ucap Miley percaya diri, meski sebenarnya Miley tidaklah ahli dalam hal matematika apalagi fisika.

CIKHA LUTHFIANA, status jomblo karatan dikarenakan sibuk menanti secret admirer nya, konon memiliki satu dinding yang sama dengannya, lebih tepatnya mereka itu tetangga dekat. hobby belajar tapi nggak pernah juara. Julukannya adalah si pakar teori atau profesor doktor kompor nabocor.

Cikha ialah gadis keturunan minang, keluarga besar Cikha berurbanisasi dari pedesaan sumatera barat ke Padangsidimpuan. Alasan mereka pindah adalah penduduk Padangsidimpuan yang belum terlalu padat, serta tempat strategis untuk berdagang.

Cikha memiliki sifat manja, bukan berarti dia selalu diperlakukan manja oleh kedua orang tuanya seperti halnya Miley, status sebagai anak bungsulah yang mengacu sifat manjanya.

Sebaliknya, kedua orang tua Cikha selalu cendrung sibuk terhadap usaha dagang mereka, tidak jarang Cikha ditinggal kedua orangtuanya  berhari-hari, demi mengejar borongan, sehingga nyaris tidak memiliki waktu untuk Chika.

♡Sepi adalah hal yang paling menakutkan♡

Follow me
Vote, komen
Ig @Amelzanni77

Gara Gara PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang